repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf ·...

295
LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN KOTA MELALUI PENDEKATAN COMMUNITY BASED DEVELOPMENT (CBD) DI PROVINSI LAMPUNG Tahun ke 2 dari Rencana 2 Tahun Nedi Hendri, S.E., M.Si., Akt. (Ketua Tim Pengusul) NIDN. 0020048101 Suyanto, S.E, M.Si., Akt. (Anggota Tim Pengusul) NIDN. 0230107502 Siti Nurlaila., M.Psi. (Anggota Tim Pengusul) NIDN. 0217048301 Dibiayai oleh: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sesuai Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian Nomor: 002/SP@H/LT/DRPM/II/2016 tanggal 17 Februari 2016 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO NOVEMBER 2016 KODE/NAMA RUMPUN ILMU : 563 / EKONOMI SYARIAH

Upload: trinhnhu

Post on 18-Jul-2019

257 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

LAPORAN AKHIR

PENELITIAN HIBAH BERSAING

MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT

DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN KOTA

MELALUI PENDEKATAN

COMMUNITY BASED DEVELOPMENT (CBD)

DI PROVINSI LAMPUNG

Tahun ke 2 dari Rencana 2 Tahun

Nedi Hendri, S.E., M.Si., Akt. (Ketua Tim Pengusul)

NIDN. 0020048101

Suyanto, S.E, M.Si., Akt. (Anggota Tim Pengusul)

NIDN. 0230107502

Siti Nurlaila., M.Psi. (Anggota Tim Pengusul)

NIDN. 0217048301

Dibiayai oleh:

Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat

Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi sesuai

Surat Perjanjian Penugasan Pelaksanaan Program Penelitian

Nomor: 002/SP@H/LT/DRPM/II/2016 tanggal 17 Februari 2016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO

NOVEMBER 2016

KODE/NAMA RUMPUN ILMU : 563 / EKONOMI SYARIAH

Page 2: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 3: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN KOTA MELALUI

PENDEKATAN COMMUNITY BASED DEVELOPMENT (CBD) DI PROVINSI LAMPUNG

RINGKASAN

Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan intervensi semua

pihak secara bersama dan terkoordinasi. Selama ini Organisasi Pengelola Zakat

(OPZ) menjalankan program pendayagunaan zakat untuk penanggulangan

masalah kemiskinan hanya dengan logikanya sendiri. Sehingga model-model

pemberdayaan dana zakat terhadap masyarakat miskin kota yang terjadi berbeda-

beda pula, dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing. Penelitian ini

bertujuan mencari prototipe model optimalisasi dana zakat yang tepat dalam

pemberdayaan masyarakat miskin kota berbasis kearifan lokal di provinsi

Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survey untuk tahun pertama dan

kedu yang merupakan tahap pemetaan model, identifikasi produk unggulan

menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif, sedangkan tahap

rekontruksi model menggunakan analisis komparatif dan analis SWOT. Hasil

yang telah dicapai melalui penelitian ini antara lain: 1). Derkripsi model-model

optimalisasi dana zakat di provinsi Lampung 2).Deskripsinya produk-produk

unggulan berbasis kearifan lokal di Provinsi Lampung 3). Prototipe model

optimalisasi dana zakat dalam pemberdayaan masyarakat miskin kota berbasis

kearifan lokal di Provinsi Lampung.

Key Word: Dana Zakat, Pemberdayaan, Masyarakat Miskin Kota dan

Community Based Development (CBD).

Page 4: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

PRAKATA

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

Penelitian ini dilakukan di Propinsi Lampung dengan tujuan untuk mencari

prototipe model optimalisasi dana zakat yang tepat dalam pemberdayaan

masyarakat miskin kota berbasis kearifan lokal di provinsi Lampung. Selanjutnya,

hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi baik

pengembangan teori maupun pengambilan kebijakan bagi tingkat manajerial.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada

seluruh pihak yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk

melaksanakan penelitian serta segala partisipasinya dalam menyediakan data yang

diperlukan selama penelitian, yaitu:

1. Dirjen Dikti – Kemenristekdikti RI.

2. Rektor Universitas Muhammadiyah Metro.

3. Ketua Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Metro.

4. Seluruh pihak yang terlibat dalam penelitian.

5. Rekan-rekan dosen dan karyawan FE Universitas Muhammadiyah Metro.

Akhir kata, mudah-mudahkan penelitian ini dapat bermanfaat khususnya

bagi para pengambil keputusan publik serta dapat menambah referensi

kepustakaan di Universitas Muhammadiyah Metro.

Metro, November 2016

Peneliti

Page 5: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii RINGKASAN .............................................................................................. iii PRAKATA .................................................................................................. iv DAFTAR ISI................................................................................................ v DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2. Rumusan Permasalahan ............................................................................ 2 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Zakat ............................................................................................. 3 2.2. Kemiskinan dan Program Program Pemberdayaan .................................. 4 2.3. Zakat dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin .......................................... 5 2.4. Pengembangan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal .................................... 7 2.5. Konsep Community Based Development (CBD) ....................................... 8 BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELTIAN 3.1. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10 3.2. Manfaat dan Urgensi Penelitian ............................................................... 10 BAB 1V. METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian ....................................................................................... 13 4.2. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data .......................................... 13 4.3. Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... 14 4.4. Prosedur dan Tahapan Penelitian ............................................................. 15 BAB V. HASIL DANLUARAN YANG TELAH DICAPAI 5.1. Deskripsi Gambaran Umum Wilayah Penelitian ....................................... 17 5.2. Produk Unggulan Berbasis Kearifan Lokal ................................................ 20 5.3. Hasil Analisis SWOT ................................................................................... 33 5.4. Hasil Analisis Strategis Komparatif ............................................................ 44 5.4. Rekomendasi ............................................................................................. 51 BAB VI. RENCANA TAHAP BERIKUTNYA ................................................ ..... 53 BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan ................................................................................................ 54 7.2. Saran .......................................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 55 LAMPIRAN…………………………….. .......................................................................

Page 6: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan merupakan fenomena kehidupan manusia yang selalu

mengiringi proses pembangunan dan dianggap sebagai penghambat karena

dampaknya yang cenderung negatif. Indonesia dengan jumlah penduduk muslim

terbesar di dunia memiliki potensi untuk mengatasi kemiskinan melalui kebijakan

fiskal manajemen Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). ZIS menjadi alternatif

mengatasi kemiskinan karena target sasarannya jelas diatur dalam Al-quran, yaitu

fakir miskin. Seyogyanya penyalurannya dapat dikembangkan kearah

pemberdayaan melalui usaha-usaha produktif bukan untuk konsumtif.

Selama ini potensi dan pentingnya zakat sebagai usaha untuk pengentasan

kemiskinan masih di anggap sebelah mata, padahal zakat sesungguhnya memiliki

potensi ekonomi yang sangat besar bagi bangsa Indonesia. Saat ini, dana ZIS yang

berhasil dihimpun baru mencapai lima persenan dari total potensi zakat yang

mencapai 20 triliunan rupiah per-tahun. Kendati ZIS telah dikelola secara

profesional oleh Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang ada di Indonesia, sebaran

penerima manfaat dari dana ZIS terkesan tumpang tindih antara satu dengan yang

lain, sebagaimana pengumpulan ZIS yang masih terfokus pada wilayah tertentu.

Menurut Firmansyah (2009: ) pendayagunaan dana zakat selama ini masih

menganut paradigma lama, yaitu dana zakat harus dibagi habis untuk semua

golongan yang ditentukan dan untuk konsumsi sesaat sehingga pendayagunaan

zakat untuk tujuan pemberdayaan ekonomi produktif belum menjadi prioritas

utama. Selanjutnya Pujiono (2009:76-79) menyimpulkan pendistribusi ZIS masih

belum efektif dan kemanfaatan dana ZIS melalui pemberdayaan ekonomi

tergolong masih kurang efisien.

Paradiqma landasan fiqih bahwa zakat dapat didayagunakan dalam

kegiatan ekonomi produktif. Sudah saatnya OPZ mulai mengurangi porsi zakat

konsumtif dan mengoptimalisasikan dan memprioritaskan zakat produktif.

Banyak model dan kebijakan yang dilakukan selama ini tidak efektif dan efisien

Page 7: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

dalam mengatasi kemiskinan. Paradigma pembangunan melalui pemberdayaan

(empowerment) merupakan pendekatan yang tepat dalam mengatasi kemiskinan.

Menurut Pujiyono (2009: 52) pemberdayaan adalah proses dan tujuan.

Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperbaiki

kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan,

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan social, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

baik yang bersifat fisik, ekonomis, maupun sosial.

Model pendayagunaan zakat dengan konsep pemberdayaan pada saat ini

menjadi trend di kalangan lembaga-lembaga pengelola zakat dan relevan untuk

menjawab persoalan kemiskinan, misalnya pemberdayaan ZIS dengan pemberian

modal usaha baik dengan sistem pinjaman tanpa bagi hasil (Qardhul Hasan)

maupun dengan sistem bagi hasil. Namun syogyanya program melalui

pendampingan usaha-usaha mikro dengan pemberian zakat produktif berupa dana

bergulir dapat dikembangkan dengan pendekatan “community based

development” atau bahkan “integrated development community (IDC)” agar

efektif dan efisien dalam mengentaskan kemiskinan.

1.2 Perumusan Masalah

Dari berbagai pemaparan di atas dapat dirangkum rumusan permasalahan

dalam rencana penelitian ini, yaitu:

1. Produk-produk unggulan potensial berbasis kearifan lokal apakah yang bisa

dikembangkan oleh masyarakat miskin kota yang ada di provinsi Lampung?

2. Bagaimana model optimalisasi dana zakat yang tepat dalam pemberdayaan

masyarakat miskin kota di provinsi Lampung?

Page 8: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsepsi Zakat.

Zakat berasal dari bahasa arab yaitu zaka yang berarti „suci‟, „baik‟, „berkah‟,

„tumbuh‟, dan „berkembang‟. Sedangkan secara terminology syariat, zakat adalah

sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh

Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya dengan persyaratan tertentu (Hafidhudin, 2002: 13).

Berbagai harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah hasil pertanian,

perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan, emas, perak, uang, hasil

pendapatan dan jasa, rikaz (barang temuan), perdagangan dan perusahaan, serta

sumber penghasilan lainnya (Undang-undang RI. No.38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat). Adapun ashnaf (orang yang berhak menerima zakat) adalah

fakir (orang melarat), orang miskin, amil (pengelola zakat), muallaf (orang yang

baru masuk Islam), gharimin (orang berutang), ibnu sabil (orang yang dalam

perjalanan menuntut ilmu), fi sabillillah (orang yang berjuang di jalan Allah),

riqab (budak) (Q.S. At-Taubah: 60).

Dari sisi konsep, zakat dapat dijadikan instrumen dalam pemberdayaan

ekonomi umat melalui pendayagunaan zakat untuk usaha produktif. Hal ini telah

diatur dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 373 Tahun 2003

pada pasal 28 ayat 2 dan pasal 29, tentang Pelaksanaan Undang-undang No.38

tahun 1999 tentang Pengeloloaan Zakat. Bahkan, pada pasal 30 didalam

keputusan tersebut lebih ditekankan lagi bahwa hasil penerimaan dari Organisasi

Pengumpul Zakat (OPZ) baik berupa infaq, sadakah, hibah, wasiat, waris dan

kafarat didayagunakan tertutama untuk usaha produktif setelah memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud dalam pasal 29. Namun kenyataannya, dana Zakat Infaq

dan Sedekah (ZIS) belum berperan secara optimal dalam menanggulangi

kemiskinan sebagaimana yang diharapkan.

Page 9: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

2.2. Kemiskinan dan Program Pemberdayaan.

Kemiskinan dapat dilihat dari berbagai aspek, Bank Dunia menetapkan

kemiskinan dari segi pendapatan, yaitu yang tergolong miskin adalah mereka yang

memiliki pendapatan kurang dari $2 perhari (Todaro, 2002). Bank Dunia pun

melakukan pendekatan relatif untuk melihat penduduk miskin, yaitu diarahkan

pada 40 persen lapisan penduduk terbawah dari total penduduk suatu negara.

Sedangkan kemiskinan menurut Bank Pembangunan Asia (Asian Development

Bank) adalah kekurangan aset-aset penting dan kesempatan yang menjadi hak

setiap manusia. Indikator-indikator untuk mengukur kemiskinan, yaitu pendidikan

dasar, kesehatan, gizi, air, sanitasi, pendapatan, pekerjaan, dan upah. Selain itu

ada juga indikator yang bersifat intangibles (tidak tampak), antara lain rasa

ketidakberdayaan dan kurangnya kebebasan dalam berpartisipasi. Kemiskinan

dapat dilihat dari dua besaran, yaitu absolut dan relatif. Kemiskinan absolut adalah

tingkat kemiskinan di bawah batas minimum kebutuhan untuk bertahan hidup atau

biasa diukur dengan kalori yang diperlukan ditambah dengan komponen-

komponen penting lainnya yang bukan makanan. Sementara kemiskinan relatif

biasanya didefinisikan dalam hubungannya dengan beberapa rasio garis

kemiskinan absolut atau sebagai porsi dari rata-rata pendapatan nasional (Susanto,

2006).

Ketentuan BPS (1994) menyatakan bahwa seseorang akan berada dibawah

garis kemiskinan dilihat dari besarnya rupiah yang dibelanjakan perkapita

perbulan untuk memenuhi kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan

(rumah, sandang, aneka barang dan jasa). Seorang akan berada dibawah garis

kemiskinan apabila konsumsi perhari kurang dari 2100 kalori.

Berbagai kebijakan yang telah dilakukan melalui berbagai program/proyek

dirasakan belum berdampak signifikan. Hasil bantuan program/proyek tidak

memberikan luaran yang mampu mengatasi kemiskinan. Menurut Pujiono (2009:

50) kegagalan tersebut pada dasarnya menunjukan bahwa program/proyek yang

selama ini tidak efektif dan tidak efisien dalam mengatasi kemiskinan. Penyebab

kegagalan tersebut tidak lain karena kemiskinan itu sendiri disebabkan oleh

kegagalan konseptual dan bukan kurangnya kapabalitas di pihak rakyat (Yunus,

Page 10: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

2006). Oleh sebab itu , harus ada pembangunan secara konsisten dan menyeluruh

agar tepat sasaran dan mencapai hasil yang optimal.

Salah satu upaya mengatasi kemiskinan adalah melalui upaya pengembangan

kapasitas kelompok miskin. Konsep ini erat kaitannya dengan konsep

pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana

masyarakat terutama mereka yang miskin sumber daya, kaum perempuan, dan

kelompok yang terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan

kesejahteraannya secara mandiri. Proses pemberdayaan masyarakat bertitik tolak

untuk memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya,

mengoptimalkan sumber daya setempat sebaik mungkin, baik sumber daya alam

maupun sumber daya manusia. (Masyarakat Mandiri, 2007)

2.3. Zakat dan Pemberdayaan Masyarakat Miskin.

Model pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat

miskin adalah program pemanfaatan dana zakat untuk mendorong mustahik

mampu memiliki usaha mandiri. Program tersebut diwujudkan dalam bentuk

pengembangan modal usaha mikro yang sudah ada atau perintisan usaha mikro

baru yang prospektif (Kholiq, 2012: 46).

Pasal 16 ayat (1) dan (2) UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,

secara eksplisit dinyatakan bahwa pendayagunaan zakat adalah untuk memenuhi

kebutuhan hidup para mustahiq sesuai dengan ketentuan agama (delapan ashnaf)

dan dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif. Secara lebih spesifik, dalam

Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 373 Tahun 20035 pasal 28 ayat (2)

dijelaskan bahwa pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan apabila

zakat sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup para mustahiq dan ternyata masih

terdapat kelebihan. Jadi, ZIS, terutama infaq dan shadaqah, dapat dimanfaatkan

untuk usaha produktif apabila terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang

menguntungkan.

Secara garis besar, dana ZIS dapat didistribusikan pada dua jenis kegiatan,

yaitu kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif dan produktif (Nasution et al.,

2008). Kegiatan konsumtif adalah kegiatan yang berupa bantuan sesaat untuk

menyelesaikan masalah yang sifatnya mendesak dan langsung habis setelah

Page 11: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

bantuan tersebut digunakan (jangka pendek). Sedangkan, kegiatan produktif

adalah pemberian bantuan yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha produktif

sehingga dapat memberikan dampak jangka menengah-panjang bagi para

mustahiq

Menurut Antonio (2001), pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk

peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

Berdasarkan jenis keperluannya, pembiayaan produktif dibagi menjadi dua, yaitu:

a) Pembiayaan modal kerja, yang merupakan pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan peningkatan produksi secara kuantitatif (jumlah hasil produksi)

dan kualitatif (peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi) serta untuk

keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

b) Pembiayaan investasi, yang merupakan pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan barang-barang modal (capital goods). serta fasilitas-fasilitas

yang erat kaitannya dengan investasi.

Menurut Sunartiningsih (2004), pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai

upaya untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan kemampuan sendiri

sehingga bebas dan mampu untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan

secara mandiri. Dengan demikian pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk

mendorong terciptanya kekuatan dan kemampuan lembaga masyarakat untuk

secara mandiri mampu mengelola dirinya sendiri berdasarkan kebutuhan

Page 12: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

masyarakat itu sendiri, serta mampu mengatasi tantangan persoalan di masa yang

akan datang.

Ada beberapa indikator keberhasilan program pemberdayaan menurut

Sumodiningrat (1999), yaitu :

a) Merkurangnya jumlah penduduk miskin;

b) Merkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh

penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia;

c) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan

kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya;

d) Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin

berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya

permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi kelompok, serta

makin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam

masyarakat;

e) Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang

ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu

memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya.

2.4. Pengembangan Ekonomi Berbasis Kearifan Lokal.

Kearifan lokal merupakan prilaku manusia dalam berhubungan dengan alam

dan lingkungan sekitarnya yang dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat-

istiadat setempat, dan budaya setempat yang terbangun secara alamiah dalam

suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Perilaku ini berkembang menjadi suatu kebudayaan di suatu daerah dan akan

berkembang secara turun temurun ( Petrasa, 2008).

Menurut Sukmana (2010: 62) pengembangan ekonomi lokal merupakan

proses dimana pemerintah daerah dan/atau kelompok berbasis komunitas

mengelola sumber daya yang ada dan masuk kepada penataan kemitraan baru

dengan sktor swasta, atau di antara mereka sendiri, untuk menciptakan pekerjaan

baru dan merangsang kegiatan ekonomi wilayah. Selanjutnya Kisroh (2007)

pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal merupakan konsep pembangunan

yang mendasarkan pada pendayagunaan sumber daya local yang ada pada

Page 13: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

masyarakat, baik sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya

kelembagaan.

Setiap komunitas mempunyai kondisi potensi lokal yang unik yang dapat

membantu atau menghambat pengembangan ekonominya. Atribut-atribut lokal

ini akan membentuk benih, yang dari situ strategi pengembangan ekonomi lokal

dapat tumbuh memperbaiki daya saing lokal. Untuk membangun daya saing tiap

komunitas perlu memahami dan bertinak atas dasar kekuatan, kelemahan,

peluang dan ancaman untuk membuat daerahnya menarik bagi kegiatan bisnis,

kehadiran pekerja dan lembaga yang menunjang.

Dalam mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan pelaku usaha harus

secara besama-sama mengambil inisiatif dalam pengembangan ekonomi lokal

yang dapat dialkukan melalui forum kemitraan. Dalam kasus ini, OPZ yang

melakukan program pemberdayaan hendaknya sudah mempertimbangkan aspek-

aspek lokal masyarakat tersebut tinggal.

2.5 Konsep Community Based Development (CBD).

Pendekatan Pembangunan Berbasis Masyarakat (Community Based

Development) adalah metode pendekatan yang melibatkan masayarakat/komunitas

didalam pembangunan. Didalam pembangunan ini melibatkan berbagai unsur-

unsur yang lebih luas diantaranya adalah sosial, budaya, ekonomi

hingga peraturan/kepranataan dan lingkungan (Hidayat dan Darwin, 2011). Sifat

dari pendekatan CBD ini adalah proses pembangunan mulai dari tahap

idea/gagasan, perencanaan, pembuatan program kegiatan,

penyusunan anggaran/biaya, pengadaan sumber-sumber hingga pelaksanaan di

lapangan lebih menekankan kepada keinginan atau kebutuhan yang nyata ada (the

real needs of community) dalam kelompok masyarakatnya

Menurut Hidayat dan Darwin (2001) prinsip dasar dari konsep CBD adalah:

a) Diperlukan tingkat break-even dalam setiap kediaman yang dikelolah melalui

program CBD. Tujuannya adalah agar kegiatan yang dikelolah mampu

dilestarikan atau dikembangkan.

b) Konsep CBD selalu melibatkan partisipasi masyarakat yang meliputi

perencanaan maupun pelaksanaan program.

Page 14: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

c) Antara kegiatan pelatihan dan pengembangan usaha merupakan satu kesatuan

yang tidak terpisahkan.

d) Implementasi CBD harus memaksimalkan sumberdaya yang ada, khususnya

masalah pendanaan.

e) Organisasi CBD harus memposisikan diri sebagai “perantara” yang dapat

yang menghubungkan antara kepentingan pemerintah dengan kepentingan

masyarakat yang bersifat mikro.

2.6 Roadmap Penelitian.

Berikut trade recod peneliti dan rencana penelitian yang akan dilaksanakan

kedepan dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 2.1. Roadmap Penelitian

Page 15: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1. Tujuan penelitian

Dari rumusan permasalahan yang dipaparkan di atas maka tujuan khusus

dalam rencana penelitian ini, yaitu :

a. Mengidentifikasi produk-produk unggulan potensial berbasis kearifan

lokal yang bisa dikembangkan oleh masyarakat miskin kota yang ada di

provinsi Lampung (tahun kedua) ;

b. Merekontruksi bentuk model optimalisasi dana zakat yang tepat dalam

pemberdayaan masyarakat miskin kota di provinsi Lampung (tahun

kedua).

3.2 Manfaat dan Pentingnya Penelitian

Pada pasal 34 ayat 1 UUD 1945 disebutkan bahwa “fakir miskin dan anak

terlantar dipelihara oleh Negara”. Secara tidak langsung dapat

dikatakan bahwa semua orang miskin dan anak terlantar pada

prinsipnya dipelihara oleh negara, tetapi pada kenyataannya tidak semua orang

miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Masalah kemiskinan adalah

salah satu potret kelabu dalam pemulihan perekonomian nasional pasca krisis

1997. Terlepas dari pertumbuhan ekonomi yang mengalami kenaikan signifikan,

kemiskinan masih menjadi salah satu masalah besar yang menjadi pekerjaan

rumah bangsa ini.

Page 16: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Telah banyak gerakan nasional penanggulangan kemiskinan melalui

program-program pengentasan kemiskinan yang telah diluncurkan, namun belum

mampu menuntaskan persoalan ini bahkan kemiskinan cenderung meningkat

setiap tahunnya. Permasalahan kemiskinan cukup kompleks dan membutuhkan

intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi. Penanganannya selama

ini cenderung parsial dan tidak berkelanjutan. Selain itu peran dunia usaha dan

masyarakat pada umumnya juga belum optimal.

Islam pada dasarnya memiliki program mengatasi kemiskinan yang telah

teruji di zaman rosullah dan para sahabatnya melalui dana sosial mandiri berupa

zakat, infak dan sedekah (ZIS). Indonesia dengan jumlah penduduk muslim

terbesar di dunia memilki potensi ZIS yang besar , bukan tidak mungkin mampu

menjadi alternatif kebijakan pengentasan kemiskinan. Jika ZIS dikelolah secara

maksimal dengan target yang jelas, yaitu fakir miskin maka ZIS akan efektif

mengatasi kemiskinan. ZIS juga akan menjadi lebih efisien jika penyalurannya

dikembangkan melalui usaha produktif.

Lembaga-lembaga amil zakat menjalankan program pendayagunaan zakat

untuk penanggulangan masalah kemiskinan dengan logikanya sendiri. Hal

tersebut dilakukan mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan program masing-

masing. Selain itu pemerintah dalam melakukan program pemberantaskan

kemiskinan juga berdasarkan dengan logikanya sendiri. Sehingga model-model

pemberdayaan dana zakat terhadap masyarakat miskin kota yang terjadi berbeda-

beda pula, dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing. Peneliti

berpendapat bahwa program melalui pendampingan usaha-usaha mikro dengan

Page 17: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

pemberian zakat produktif berupa dana bergulir yang sudah ada seyogyanya dapat

dikembangkan dengan pendekatan “Community Based Development” atau bahkan

“Integrated Development Community (IDC)” agar efektif dan efisien dalam

mengentaskan kemiskinan

Beraneka ragamnya model-model pemberdayaan yang telah dilakuan OPZ

selama ini, menarik perhatian peneliti untuk melihat secara mendalam dan

berupaya melakukan analisis serta komparasi model sehingga menemukan model

yang tepat di Provinsi Lampung. Penelitian ini juga akan mencari produk

unggulan berbasis kearifan lokal yang dapat dikembangkan oleh masyarakat

miskin kota yang akan memperoleh dana zakat produktif tersebut.

Terget temuan/luaran riel yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1) Terdeskripsinya produk-produk unggulan berbasis kearifan lokal di

Provinsi Lampung.

2) Tersusunnya Prototipe model optimalisasi dana zakat dalam

pemberdayaan masyarakat miskin kota berbasis kearifan lokal di Provinsi

Lampung.

Page 18: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian naturalistik, dengan pendekatan

kualitatif- deskriptif yaitu suatu model penelitian yang berusaha untuk membuat

gambaran/paparan dan menggali secara cermat serta mendalam tentang fenomena

sosial tertentu tanpa melakukan intervensi dan hipotesis. Ruang lingkup penelitian

ini meliputi dua segi, segi kewilayahan dan segi substansi (isi). Dari segi

kewilayahan, penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Bandar Lampung dan

Kota Metro. Adapun sasaran penelitian meliputi Badan Amil Zakat (BAZ),

Lembaga Amil Zakat (LAZ) atau lembaga amil zakat yang melaksanakan

kegiatan pemberdayaan di Kedua Kota tersebut. Penentuan sampel penelitian

dengan menggunakan teknik purposive-sampling.

Tabel 4.1. Organisasi Pengelolah Zakat (OPZ)

No Representasi Klasifikasi

Organisasi Amil Sasaran

1. Pemerintah BAZ BAZ Provinsi

Lampung dan

BAZ Kota Metro

2. LSM/Ormas

Keagamaan/Organisasi Sosial

LAZ Lampung Peduli,

Rumah Zakat

Lampung dan

PKPU Lampung

3. Lembaga Keagamaan Masjid Amil Masjid BAZI Masjid Al-

Forqon

4.2. Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang akan digunakan adalah data primer dan

data sekunder. Metode pengumpulan data secara variatif menggunakan beberapa

teknik, tergantung pada data yang dikehendaki dan sumber data.

Page 19: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Data primer akan dikumpulkan melalui Survey diperdalam dengan Focus

Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam (indepth interview). FGD

Akan dilakukan dengan BAZ Kota Bandar Lampung dan BAZ Kota Metro. FGD

akan dilakukan juga dengan LAZ-LAZ yang ada di kedua Kota tersebut.

Wawancara mendalam dilakukan dengan Pemkab, Kandep Agama, ulama, tokoh

masyarakat, muzakki, mustahik, dan amil lainnya.

Selain data primer, penelitian ini juga menggunakan data sekunder yang

didapat dari hasil publikasi, baik dari instansi pemerintah (BPS, Dinas Sosial,

Kantor Departemen Agama dan lain-lain), BAZDA, LAZ, buku, jurnal dan situs

internet.

4.3. Pengolahan dan Analisis Data

Data primer diolah dengan cara membuat transkrip dari hasil Focus Group

Discussion (FGD) dan wawancara mendalam dengan para nara sumber.

Sedangkan data sekunder diolah dengan program Excel untuk mendapatkan trend

dan pertumbuhan. Untuk mendesain rekonstruksi model yang tepat dilakukan

analis komparatif, dengan menggunakan model komparatif tersebut diharapkan

akan dapat diketahui nilai-nilai keunikan dan keunggulan masing-masing model

pemberdayaan zakat untuk orang miskin yang dilakukan oleh badan-badan amil

zakat tersebut.

Hasil pengolahan data dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan

kuantitatif serta analis SWOT. Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor

secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisa ini didasarkan

pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strenggths) dan peluang

(Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis

selalu berkaitan dengan pengembangan misi,tujuan,strategi, dan kebijakan

perusahaan. Dengan demikian perencana strategis (strategic planner) harus

menganalisa faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan,peluang dan

ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi.

Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT

(Rangkuti, 1997).

Page 20: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

4.4. Prosedur dan Tahapan Penelitian.

Adapun fokus tahapan kegiatan penelitian ini dapat di lihat pada paparan

berikut ini :

a. Tahapan Identifikasi Produk Unggulan (Tahun Kedua) : Penyusunan

produk unggulan diawali dengan pemilihan sejumlah komuditas tertinggi

pada hasil baseline survey economy (BSE) Bank Indonesia satu tahun

terakhir. Tahap berikutnya mengidentifikasikan produk yang memang

berasal dari daerah tersebut dan merupakan produk unggulan daerah

berdasarkan kontribusinya bagi pendapatan daerah. Alat ukur utama

adalah dengan memperhatikan PDRB terakhir dan subsektor dominannya.

Penggabungan data antara hasil identifikasi BSE dan agregat

sektor/subsektornya yang terdapat pada data PDRB. Setelah teridentifikasi

produk unggulan daerah maka bahan informasi ini kemudian didiskusikan

dengan stakeholder setempat. Stakeholder daerah akan menyebutkan

berbagai produk yang dianggap sebagai unggulan. Dengan persepsi dan

preferensi masing-masing, para stakeholder ini juga diminta untuk

membandingkan keunggulan urutan produk unggulan daerah berdasarkan

persepsi keunggulan stakeholder setempat.

b. Tahapan Rekonstruksi Model (Tahun Kedua) : pada tahap ini data yang

diperoleh pada tahap pertama (tahun pertama) diolah dan dikomparasikan

serta dianalisis menggunakan SWOT, sehingga diperoleh sebuah prototipe

model yang dikehendaki.

Page 21: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Tahapan-tahapan yang direncanakan dalam kegiatan penelitian nantinya

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.2. Matriks Rencana Tahapan Kegiatan Penelitian

No Bentuk

Kegiatan

Pengolahan/ Alat

Analisis

Periode

Tahun

Luaran (output)

1 Tahapan

Identifikasi

Produk

Unggulan

- identifikasi BSE dan

agregat

sektor/subsektornya

- Analisis deskriptif-

kualitaif-interpretatif

dengan uraian analisis

bersifat induktif

Tahun II Deskripsi produk-produk

unggulan berbasis kearifan

lokal di Provinsi Lampung

2 Tahapan

Rekonstruksi

Model

Analis komparatif serta analis

SWOT

Tahun II Prototipe model

optimalisasi dana zakat

dalam pemberdayaan

masyarakat miskin kota

berbasis kearifan lokal di

Provinsi Lampung

Page 22: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB V

HASIL DAN LUARAN YANG TELAH DICAPAI

5.1. Deskripsi Gambaran Umum Wilayah Penelitian.

a) Kota Bandar Lampung.

Kota Bandar Lampung secara geografis terletak antara 5°20‟ - 5°30‟ Lintang

Selatan dan 105°28‟ - 105°37‟ Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut :

Sebelah utara : Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

Sebelah selatan : Teluk Lampung

Sebelah barat : Kabupaten Pesawaran

Sebelah timur : Kabupaten Lampung Selatan

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km2 yang terdiri dari 13

kecamatan dan 98 kelurahan. Terletak pada ketinggian 0 sampai 700 meter di atas

permukaan laut. Luas wilayah yang memiliki topografi datar hingga landai

meliputi 60% total wilayah, landai hingga miring meliputi 35% total wilayah dan

sangat miring hingga curam meliputi 4% total wilayah. Sebagian wilayah Kota

Bandar Lampung merupakan perbukitan yang diantaranya bernama Gunung

Kunyit, Gunung Kelutum, Gunung Banten, Gunung Kucing, dan Gunung Kapuk.

Berdasarkan klasifikasi Schmidt dan Fergusson (1951) iklim Bandar Lampung

tergolong tipe A, sedangkan menurut zone agroklimat Oldeman (1978) tergolong

Zone D3 yang berarti lembab sepanjang tahun. Curah hujan berkisar antara 2.257

– 2.454 mm/tahun. Jumlah hari hujan 76-166 hari/tahun. Kelembaban udara

berkisar 60-85%, dan suhu udara 23-37 °C. Kecepatan angin berkisar 2,78-3,80

knot dengan arah dominan dari Barat (Nopember- Januari), Utara (Maret-Mei),

Page 23: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Timur (Juni-Agustus), dan Selatan (September-Oktober). Parameter iklim yang

sangat relevan untuk perencanaan wilayah perkotaan adalah curah hujan

maksimum, karena terkait langsung dengan kejadian banjir dan desain sistem

drainase. Berdasarkan data selama 14 tahun yang tercatat di stasiun klimatologi

Pahoman dan Sumur Putri (Kecamatan Teluk Betung Utara) dan Sukamaju

Kubang (Kecamatan Panjang), curah hujan maksimum terjadi antara bulan

Desember sampai dengan April dan dapat mencapai 185 mm/hari.

Data BPS 2015 penduduk Bandar Lampung berjumlah 979.287 jiwa dengan

sex ratio 102, yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak daripada

penduduk perempuan. Pertumbuhan penduduk Kota Bandar Lampung pada tahun

2014 -2015 adalah 1,94%.

Berdasarkan data Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan terdapat 716

ha tanah kering yang tidak diusahakan. Pada tahun 2010 terdapat beberapa

tanaman pangan yang mengalami penurunan produksi, antara lain ubi kayu, ubi

jalar, jagung, dan kacang tanah. Sedangkan tanaman pangan lainnya mengalami

kenaikan produksi yaitu padi sawah dan padi ladang. Tutupan lahan di Kota

Bandar Lampung secara eksisting sampai saat ini secara garis besar terdiri dari

kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kegiatan reklamasi pantai di Kota

Bandar Lampung secara eksisting juga telah menambah luas daratan Kota Bandar

Lampung jika pada tahun 2013 luas Kota Bandar Lampung hanya 19.218 ha,

maka saat ini akibat adanya kegiatan tersebut luas Kota Bandar Lampung sudah

berjumlah 19.722 ha. Komoditi unggulan Kota Bandar yaitu sektor perkebunan,

pertanian dan jasa. Sektor Perkebunan komoditi unggulannya adalah kakao, kopi,

Page 24: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

kelapa dan cengkeh. sub sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa

jagung dan ubi kayu. Sub sektor jasa yaitu pariwisata.

b) Kota Metro

Kota Metro secara geografis terletak pada 105o17‟-105o19‟ Bujur Timur dan

5o6‟-5o8‟ Lintang Selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar Lampung (Ibukota

Provinsi Lampung). Wilayah Kota Metro relatif datar dengan ketinggian antara

30-60 m diatas permukaan air laut. Beriklim hujan humid tropis. Suhu udara

berkisar antara 260-280C, kelembaban udara rata-rata 80-88% dan curah hujan

per-tahun antara 2,264 mm - 2,868 mm. Bulan hujan berkisar antara September

sampai Mei. Kota Metro memiliki Luas wilayah 68,74 km2 atau 6.874 ha, dengan

jumlah penduduk 150.950 jiwa yang tersebar dalam 5 wilayah kecamatan dan 22

kelurahan dengan batas wilayah:

Sebelah Utara : Kabupaten Lampung Timur.

Sebelah Timur : Kabupaten Lampung Timur.

Sebelah Selatan : Kabupaten Lampung Timur

Sebelah Barat : Kabupaten Lampung Tengah.

Topografi Kota Metro berupa daerah dataran aluvial. Ketinggian daerah ini

berkisar antara 25 meter sampai 75 meter dari permukaan laut, dan dengan

kemiringan 0 % sampai 3% atau dengan kemiringan wilayah <6°, tekstur tanah

lempung dan liat berdebu, berstruktur granular serta jenis tanah podzolik merah

kuning dan sedikit berlapis. Sedangkan secara geologis, wilayah Kota Metro di

dominasi oleh batuan endapan gunung berapi jenis QW.

Jumlah penduduk Kota Metro pada tahun 2015 mencapai 158.415 jiwa.

Angka ini terus meningkat dan pada tahun 2016 diperkirakan naik menjadi

Page 25: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

147.050 jiwa, dengan tingkat pertumbuhan penduduk yaitu 1,09% selama periode

2010-2011. Kota Metro dengan luas wilayah sekitar 68.74 km2, setiap km2

didiami penduduk sebanyak 2.139 jiwa dan dengan rata-rata 4 jiwa per rumah

tangga pada tahun 2015. Secara umum jumlah penduduk laki-laki lebih banyak

jika dibandingkan dengan jumlah perempuan tetapi perlu diketahui bahwa jumlah

penduduk laki-laki hampir sama dengan jumlah penduduk perempuan pada tahun

2014-2015. Hal ini dilihat dari sex ratio, pada tahun 2014-2015, untuk setiap 100

penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki.

Kota Metro direncanakan sebagai pusat pengadaan benih padi untuk wilayah

Kota Metro dan sekitarnya. Sektor perternakan dan perikanan juga cukup

berkembang, diantaranya ternak sapi, kambing, ayam buras, ras pedaging, ras

petelur, dan itik, dan lainnya. Berbagai jenis ikan yang dikembangkan yaitu ikan

lele, patin, gurame, ikan mas dan ikan nila. Satu hal yang cukup membanggakan,

Kota Metro ditetapkan sebagai centra lele untuk wilayah Provinsi Lampung.

5.2. Produk Unggulan Berbasis Kearifan Lokal.

Produk unggulan daerah dilakukan dengan dengan pemilihan sejumlah

komuditas tertinggi pada hasil baseline survey economy (BSE) Bank Indonesia

satu tahun terakhir menggunakan metode AHP. Analisis dengan metode AHP

menghasilkan nilai skor terbobot setiap kandidat KPJu unggulan untuk setiap

kabupaten/kota per sektor ekonomi. KPJu unggulan kabupaten/kota ditetapkan 5

(lima) KPJu untuk setiap sektor/subsektor yang memiliki skor terbobot tertinggi.

Berdasarkan hasil identifikasi KPJu unggulan setiap sektor/subsektor, nilai skor

masing-masing KPJu unggulan dan tingkat kepentingan sektor/subsektor ekonomi

Page 26: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

untuk KPJu yang bersangkutan ditetapkan KPJu unggulan lintas sektor tingkat

kabupaten/kota. Metode yang digunakan adalah metode Bayes.

Proses penentuan KPJu tingkat kabupaten/kota dilaksanakan melalui Focus

Group Discussion (FGD) dengan nara sumber pejabat pemerintah daerah,

dinas/instansi terkait dan perbankan. Tahap ini dimaksudkan sebagai tahapan

konfirmasi kepada pejabat pemerintah daerah, dinas/instansi terkait dan

perbankan terhadap hasil KPJu unggulan per sektor/subsektor dan lintas sektor

yang telah diperoleh pada tahap pertama, serta hasil pelaksanaan penelitian

tingkat kecamatan dan kabupaten/kota, dengan menggunakan metode AHP untuk

11 kriteria, yaitu :

a) Tenaga kerja terampil yang dibutuhkan (Skilled);

b) Bahan baku;

c) Modal;

d) Sarana produksi/usaha;

e) Teknologi;

f) Sosial budaya;

g) Manajemen usaha;

h) Ketersediaan pasar;

i) Harga;

j) Penyerapan tenaga kerja; dan

k) Sumbangan terhadap perekonomian.

Berikut hasil baseline survey economy (BSE) BI terhadap produk unggulan

menggunakan analis AHP yang dimiliki oleh Kota Bandar Lampung dan Kota

Metro:

Page 27: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

a. Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan hasil analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan Komuditas/Produk/Jenis Usaha

(KPJu) unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing

sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 5.1. Pada tabel dapat dilihat bahwa

bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi,

adalah sektor perdagangan tujuan penciptaan lapangan kerja adalah sektor

jasa dan tujuan daya saing daerah dalam rangka penetapan KPJu unggulan di

Kota Bandar Lampung adalah subsektor perikanan. Dengan memperhatikan

bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara keseluruhan dalam

rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan UMKM maka sektor

usaha perdagangan merupakan prioritas pertama. Sektor/subsektor usaha

lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah perdagangan,

jasa, tanaman pangan, perindustrian, perikanan, pariwisata, transportasi,

perkebunan, peternakan, dan penggalian.

Tabel 5.1.

Peringkat Produk Unggulan Sektor Ekonomi menurut aspek tujuan dan

urutan dan kepentingannya dalam rangka penetapan KPJu unggulan di

Kota Bandar Lampung.

Sumber: Bank Indonesia

Page 28: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Jika dilihat dari kontribusi sub sektor terhadap PDRB, perekonomian Kota

Bandar Lampung masih bertumpu pada sektor sekunder dan tersier, yang

merupakan ciri dari wilayah perkotaan. Sektor Industri pengolahan masih

menjadi leading sector perekonomian Kota Bandar Lampung di tahun 2015

dengan kontribusi sebesar 22,24%, diikuti oleh sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta sektor

perdagangan, hotel dan restoran. Adapun kontribusi masing-masing sektor

tersebut adalah 20,70%; 17,22%; dan 13,34%.

Kota Bandar Lampung merupakan kota terbesar di Provinsi Lampung.

Perekonomiannya yang maju dan berkembang pesat, disumbangkan oleh

peranan signifikan sektor industri pengolahan. Secara kuantitas, jumlah

industri di Bandar Lampung sangat banyak dan beraneka ragam, mulai dari

industri makanan, barang-barang plastik, pengepakan, olahan kayu, hingga

industri alat-alat/mesin, baik industri kecil dan rumah tangga hingga industri

bersekala besar.

Nilai tambah yang dihasilkan sektor ini sangat besar sehingga kontribusinya

terhadap nilai PDRB cukup tinggi. Selain sektor industri pengolahan, sektor

pengangkutan dan komunikasi beberapa tahun terakhir juga menunjukkan

perkembangan yang sangat berarti dilihat dari nilai tambah yang cenderung

meningkat dihasilkan oleh sektor ini terhadap nilai PDRB. Berikut tabel 5.2.

urutan lima besar rangking dan skor-bobot masing-masing sektor/subsektor

usaha yang ada di Kota Bandar Lampung :

Page 29: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Tabel 5.2.

Rangking dan Skor-Bobot KPJu Per Sektor Usaha di Kota Bandar Lampung

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas

sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti

disajikan pada Tabel 5.3. Pada Tabel 5.3 dapat dilihat bahwa dari 5 (lima)

KPJu unggulan lintas sektor usaha industri krupuk kripik dan peyek, padi

sawah, sayuran cabai, jasa pendidikan dan kesehatan. Hasil lengkap berupa

Page 30: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

rangking atau urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai

skor terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3.

Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Memiliki Nilai Skor Bobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Bandar Lampung

Sumber: Data diolah 2016

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas sektor di Kota

Bandar Lampung, maka berdasarkan sektornya adalah 2 komoditi pada

subsektor perdagangan, perindustrian dan jasa dan 1 komoditi masing-masing

pada kelompok sayuran, buah dan sektor pariwisata. Bila dilihat dari

komposisi KPJu unggulan lintas sektor tersebut, menunjukkan bahwa

orientasi kegiatan ekonomi di Kota Bandar Lampung masih berbasis pada

sektor perdagangan, jasa dan perindustrian.

Sektor jasa khususnya jasa pendidikan merupakan KPJu unggulan lintas

sektor di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan hasil survai dan analisis,

permasalahan yang ada antara lain adalah bahan baku dan modal. Salah satu

solusi yang dapat dilakukan antara lain adalah melalui pelaksanaan program

penyaluran kredit bunga rendah untuk UMKM bidang jasa pendidikan dan

dan diiringi dengan bantuan pengembangan sarana prasarana tempat kursus.

Selain itu program PKBL (Program kemitraan dan Bina Lingkungan) dari

Page 31: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

pihak BUMN juga disarankan untuk diakses dlam rangka mendukung

UMKM bidang jasa pendidikan. Program Kemitraan diperuntukkan untuk

kredit bunga rendah dan bergulir, sementara program Bina Lingkungan dapat

berupa pembangunan sarana parasaran pendidikan yang dapat dilakukan

secara hibah tergantung kebijakan ataupun peratutan dari BUMN yang

terlibat.

Kedudukan kpju unggulan lintas sektor di kota bandar lampung berdasarkan

hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan potensi saat ini, pada skala

penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai dengan sangat baik (skor 5),

skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5)

dapat dilihat pada Tabel 5.4.

Tabel 5.4.

Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Bandar Lampung

Sumber: Data diolah 2016

Seperti dapat dilihat pada tabel 5.4 di bawah, ditinjau dari aspek prospek,

maka sektor jasa yaitu jasa pendidikan dan kesehatan serta industri kerupuk

keripik dan peyek merupakan KPJu unggulan lintas sektoral yang mempunyai

prospek sangat baik, KPJu unggulan yang mempunyai prospek baik adalah

industri kain tenun ikat, toko barang elektronik, toko kelontong dan hotel

Page 32: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

berbintang, KPJu unggulan yang mempunyai prospek cukup baik adalah

budidaya padi sawah, cabai dan nanas ketiga KPJu tersebut mempunyai

potensi saat ini yang sedang. KPJu jasa kesehatan, pendidikan dan industri

krupuk, kripik dan peyek saat ini potensinya sangat baik dan ke lima KPJu

unggulan lintas sektoral yang lain mempunyai potensi saat ini yang Tinggi,

sedangkan tiga KPJu lainya memiliki portensi yang sedang.

b. Kota Metro.

Berdasarkan hasil analisis AHP menghasilkan skor terbobot setiap sektor

ekonomi untuk setiap tujuan penetapan Komuditas/Produk/Jenis Usaha

(KPJu) unggulan, serta skor terbobot total/gabungan dari masing-masing

sektor usaha seperti disajikan pada Tabel 5.5. Pada tabel 5.5 dapat dilihat

bahwa bobot atau prioritas tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan

ekonomi, adalah sektor perdagangan tujuan penciptaan lapangan kerja adalah

sektor jasa dan tujuan daya saing daerah dalam rangka penetapan KPJu

unggulan di Kota Bandar Lampung adalah subsektor perikanan. Dengan

memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing tujuan, secara

keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan penetapan KPJu unggulan

UMKM maka sektor usaha perdagangan merupakan prioritas pertama.

Sektor/subsektor usaha lain berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-

turut adalah perdagangan, jasa, tanaman pangan, peternakan, perikanan,

transportasi, pariwisata, penggalian dan kehutanan.

Page 33: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Tabel 5.5.

Peringkat Produk Unggulan Sektor Ekonomi menurut aspek tujuan dan

urutan dan kepentingannya dalam rangka penetapan KPJu unggulan di

Kota

Metro.

Sumber: Bank Indonesia

Tumbuh atau tidaknya perekonomian suatu daerah tercermin dari total

produksi barang dan jasa yang dihasilkan para pelaku ekonomi yang terdapat

di daerah tersebut. Dalam hal ini, PDRB seringkali dijadikan acuan. Jika

dilihat dari kontribusi sub sektor terhadap PDRB, perekonomian Kota Metro

untuk tahun 2014 masih didominasi empat sektor utama sebagai penghasil

nilai tambah terbesar terhadap PDRB Kota, yaitu (1) sektor jasa-jasa, (2)

sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, (3) sektor perdagangan,

hotel, dan restoran, serta (4) sektor pengangkutan dan komunikasi. Sektor

jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 29,94% dari total PDRB Kota Metro

tahun 2013, dilanjutkan dengan keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

23,94%, sektor perdagangan, hotel dan restoran 13,59% serta sektor

pengangkutan dan komunikasi 13,36%. Sedangkan kontribusi dari lima sektor

lainnya (pertanian, pertambangan, bangunan, industri pengolahan serta listrik,

Page 34: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

gas dan air bersih) terhadap PDRB Kota Metro tahun 2015 hanya sebesar

19,17%.

Berikut tabel 5.6. urutan lima besar rangking dan skor-bobot masing-masing

sektor/subsektor usaha yang ada di Kota Metro :

Tabel 5.6.

Rangking dan Skor-Bobot KPJu Per Sektor Usaha di Kota Metro

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan lintas

sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang bersangkutan, seperti

disajikan pada Tabel 5.7. Pada Tabel 5.7 dapat dilihat bahwa 5 (lima) KPJu

Page 35: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

unggulan lintas sektor usaha adalah sektor perindustrian berupa industri

kripik, krupuk dan peyek, subsektor buah-buahan budidaya sapi pada

subsektor peternakan. Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu

unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing

KPJu dapat dilihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7.

Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Memiliki Nilai Skor Bobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Metro

Sumber: Data diolah 2016

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan lintas sektor

berturut-turut adalah budidaya padi sawah pada subsektor tanaman pangan,

jasa pendidikan dan koperasi simpan pinjam pasa sektor jasa, pedagang

barang elektronik, pedagang barang kerajinan dan pedagang hasil perikanan

pada sektor perdagangan. Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan

lintas sektor, maka berdasarkan sektornya, 3 KPJu berada pada sektor

perdagangan dan 1 KPJu masing-masing menyebar relatif merata pada

sebagian sektor/subsektor ekonomi. Bila dilihat bahwa 3 KPJu merupakan

bagian usaha dari sektor perdagangan, maka terpilihnya KPJu unggulan lintas

Page 36: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

sektor tersebut menunjukkan bahwa orientasi kegiatan ekonomi di Kota

Metro berbasis pada sektor perdagangan.

Sektor perindustrian khususnya industri kerupuk, keripik dan peyek

merupakan KPJu unggulan lintas sektor di Kota Metro. Berdasarkan hasil

survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah aspek teknologi

dan manajemen usaha. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain

adalah melalui kegiatan pelatihan teknis dan manajerial tentang teknologi

proses pengolahan penganan aneka kerupuk beserta turunannya dan

manajemen usaha, dan dilanjutkan dengan pendampingan/inkubasi yang

terintegrasi dan berkelanjutan. Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di

Kota Metro berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan

potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3) sampai

dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang (skor 3) sampai

dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8.

Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Metro

Sumber: Data diolah 2016

Page 37: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Seperti dapat dilihat pada Tabel 5.8, ditinjau dari aspek prospek, maka KPJu

unggulan lintas sektoral mempunyai prospek baik dan sangat baik, prospek

yang sangat baik dan potensi yang sangat tinggi di Kota Metro adalah industri

olahan pangan seperti kerupuk, keripik dan peyek; agribisnis pisang;

penyewaan rumah kost dan peternakan sapi. Hal ini disebabkan Metro adalah

kota yang berkembang dan didukung oleh ketersediaan areal dan masyarakat

pertanian. Kota membutuhkan bahan baku untuk kebutuhan masyarakatnya.

Bahan baku disediakan oleh masyarakat di pedesaan. Hubungan sinergis

mutualistik antara kota dan desa seprti ini sangat baik karena saling

memberikan keuntungan. Di masa yang akan datang bisa bekembang jenis-

jenis usaha lain sesuai dengan perkembangan Kota Metro. Pemerintah dan

instransi terkait perlu terus mendorong agar terus tumbuh kota Metro menjadi

kota yang maju dengan mengarahkan pembangunan menjadi daerah industri

dan wisata berbasis pertanian.

5.3. Hasil Analisis SWOT.

Berdasarkan hasil penelitian yakni melalui wawancara dan pengamatan

lapangan mengenai pengelolaan dana zakat di Provinsi Lampung diperoleh :

1) Kekuatan yang dimiliki BAZ/LAZ di Lampung:

a) Telah memiliki Badan Hukum dari lembaga yang berwenang.

b) Memiliki fasilitas yang memadai.

c) Kualitas SDM yang dapat diandalkan.

d) Permodalan dan/atau aset yang cukup tinggi.

e) Manajemen dan Pengelola yang solid

Page 38: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

2) Kelemahan yang dialami BAZ/LAZ di Lampung:

a) Masyarakat belum banyak mengetahui/mengenal keberadaan BAZ/LAZ.

b) Belum optimalnya jangkauan sumber-sumber zakat terhadap orang kaya di

masyarakat.

c) Program-program BAZ/LAZ belum trealisasi secara maksimal.

d) BAZ/LAZ belum mampu mengembangkan produk-produk baru yang

inovatif khususnya bidang zakat produktif.

e) Masih kurangnya sosialisasi dari BAZ/LAZ kepada masyarakat terkait

sistem syariah khususnya ZIS.

3) Peluang yang dimiliki BAZ/LAZ di Lampung:

a) Penduduk di Provinsi Lampung mayoritas muslim.

b) Kesadaran masyarakat yang peduli terhadap kaum dhu‟afa semakin

meningkat.

c) Adanya aturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengelolaan

dana ZIS.

d) Semakin luasnya jaringan BAZ/LAZ baik lingkup nasional maupun

internasional.

e) Kepercayaan masyarakat semakin meningkat terhadap BAZ/LAZ karena

perkembangan aset dan sistem pengelolaan dana zakat.

4) Ancaman yang dihadapi BAZ/LAZ di Lampung:

a) Kurangnya pemahaman masyarakat muslim tentang kewajiban membayar

zakat dan kurangnya kesadaran berinfaq.

b) Masih banyak orang kaya lebih memilih memberikan zakatnya sendiri

kepada masyarakat.

Page 39: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

c) Persaingan antar BAZ/LAZ semakin ketat.

d) Semakin meningkatnya kemiskinan yang dibarengi meningkatnya jumlah

penduduk.

e) BAZ/LAZ belum menjadi solusi atau pilihan bagi masyarakat.

Selanjutnya hasil tahapan wawancara, peneliti tuangkan kedalam angket

terkait Strenghts, Weaknesess, Opportunities, dan Threats di BAZ/LAZ di

Provinsi Lampung peneliti tuangkan kedalam angket dan selanjutnya disebarkan

kepada karyawan untuk yang variabel internal seperti kekuatan dan kelemahan

sedangkan untuk angket yang variabel eksternal seperti peluang dan ancaman

disebarkan kepada nasabah. Setelah mendapatkan data dari karyawan dan

nasabah, data tersebut dimasukkan kedalam SPSS 16,0 untuk dilakukan uji

validitas dan reliabilitas atas angket yang disebarkan tersebut. Apabila angket

tersebut sudah valid dan reliable maka dianalisis dengan menggunakan SWOT.

Langkah-langkah dalam analisis SWOT yang pertama yaitu membuat tabel IFAS

dan EFAS dengan memberikan pembobotan, dan penilaian sehingga dapat

ditemukan skor total dari variable IFAS dan EFAS tersebut. Dengan melakukan

pembobotan tersebut maka dapat diketahui skor tertinggi untuk dijadikan strategi

dalam pengembangan model optimalisasi BAZ/LAZ di Provinsi Lampung.

Setelah itu peneliti membuat matriks SWOT dan variabel IFAS dan EFAS

dimasukkan dalam matriks SWOT tersebut. Langkah selanjutnya yaitu

merumuskan strategi-strategi yaitu strategi SO, WO, ST, dan WT. Strategi SO

merupakan penggabungan dari kekuatan dan peluang BAZ/LAZ di Provinsi

Lampung, strategi WO merupakan gabungan dari kelemahan dan peluang, strategi

ST merupakan gabungan dari kekuatan dan ancaman dan strategi WT merupakan

Page 40: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

gabungan dari kelemahan dan ancaman. Tahapan berikutnya peneliti melakukan

matriks SWOT yaitu dengan membuat diagram analisis SWOT untuk

mengetahui posisi BAZ/LAZ di Provinsi Lampung.

Adapun matriks IFAS dan EFAS akan di jelaskan dalam tabel berikut ini:

1. Matrik IFAS.

Tabel 5.9.

Hasil Matrik IFAS

Internal Factor Bobot Rating Skor

Kekuatan (Strengths)

a) Telah memiliki Badan Hukum dari

lembaga yang berwenang.

b) Memiliki fasilitas yang memadai.

c) Kualitas SDM yang dapat diandalkan.

d) Permodalan dan/atau aset yang cukup

tinggi.

e) Manajemen dan Pengelola yang solid.

0,15

0,15

0,15

0,10

0,10

4

4

3

3

3

0,60

0,60

0,45

0,30

0,30

Sub Total 0,65 2,25

Kelemahan (Weakneses)

a) Masyarakat belum banyak

mengetahui/mengenal keberadaan

BAZ/LAZ.

b) Belum optimalnya jangkauan sumber-

sumber zakat terhadap orang kaya di

masyarakat.

c) Program-program BAZ/LAZ belum

trealisasi secara maksimal.

d) BAZ/LAZ belum mampu

mengembangkan produk-produk baru

yang inovatif khususnya bidang zakat

produktif.

e) Masih kurangnya sosialisasi dari

BAZ/LAZ kepada masyarakat terkait

sistem syariah khususnya ZIS.

0,05

0,05

0,05

0,10

0,10

3

2

2

2

3

0,15

0,10

0,10

0,10

0,30

Sub Total 0,35 0,85

TOTAL 1,00 3,10

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa variabel internal kekuatan

memiliki skor total 2,25 dan skor total kelemahan sebesar 0,85. Sehingga

total semua variabel internal yaitu 3,10. Hal ini dapat disimpulkan bahwa

Page 41: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

variabel internal BAZ/LAZ di Provinsi Lampung memiliki pengaruh yang

sangat dominan terhadap Pengembangan model optimalisasi pengelolaan

zakat di BAZ/LAZ di Provinsi Lampung.

2. Matrik EFAS.

Tabel 5.10.

Hasil Matrik EFAS

Eksternal Factor Bobot Rating Skor

Peluang (Oportunities)

a) Penduduk di Provinsi Lampung

mayoritas muslim.

b) Kesadaran masyarakat yang peduli

terhadap kaum dhu‟afa semakin

meningkat.

c) Adanya aturan perundang-undangan

yang mengatur mengenai pengelolaan

dana ZIS.

d) Semakin luasnya jaringan BAZ/LAZ

baik lingkup nasional maupun

internasional.

e) Kepercayaan masyarakat semakin

meningkat terhadap BAZ/LAZ karena

perkembangan aset dan sistem

pengelolaan dana zakat.

0,10

0,15

0,10

0,10

0,10

2

4

3

4

3

0,20

0,60

0,30

0,40

0,30

Sub Total 0,55 1,80

Ancaman (Threats)

a) Kurangnya pemahaman masyarakat

muslim tentang kewajiban membayar

zakat dan kurangnya kesadaran

berinfaq.

b) Masih banyak orang kaya lebih

memilih memberikan zakatnya sendiri

kepada masyarakat.

c) Persaingan antar BAZ/LAZ semakin

ketat.

d) Semakin meningkatnya kemiskinan

yang dibarengi meningkatnya jumlah

penduduk.

e) BAZ/LAZ belum menjadi solusi atau

pilihan bagi masyarakat.

0,10

0,05

0,10

0,10

0,10

3

2

3

2

2

0,30

0,10

0,30

0,20

0,20

Sub Total 0,45 1,10

TOTAL 1,00 2,90

Sumber: Data diolah 2016

Page 42: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa peluang BAZ/LAZ di Provinsi

Lampung itu sangat tinggi yaitu mencapai 1,80 sedangkan ancaman sebesar

1,10. Apabila dijumlahkan maka variabel eksternal nasabah dapat mencapai

2,90. Hal ini dapat menunjukkan bahwa peluang di BAZ/LAZ di provinsi

Lampung itu sangat besar dalam pengembangan model optimalisasi

pengelolaan zakat di BAZ/LAZ dalam pengurangi kemiskinan di Provinsi

Lampung.

Page 43: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

3. Matrik SWOT.

Tabel 5.10.

Hasil Analisis Matrik SWOT

Kekuatan (Strengths)

a) Telah memiliki Badan

Hukum dari lembaga

yang berwenang.

b) Memiliki fasilitas yang

memadai.

c) Kualitas SDM yang

dapat diandalkan.

d) Permodalan dan/atau

aset yang cukup tinggi.

e) Manajemen dan

Pengelola yang solid.

Kelemahan (Weakneses)

a) Masyarakat belum

banyak

mengetahui/mengenal

keberadaan BAZ/LAZ.

b) Belum optimalnya

jangkauan sumber-

sumber zakat terhadap

orang kaya di

masyarakat.

c) Program-program

BAZ/LAZ belum

trealisasi secara

maksimal.

d) BAZ/LAZ belum

mampu

mengembangkan

produk-produk baru

yang inovatif khususnya

bidang zakat produktif.

e) Masih kurangnya

sosialisasi dari

BAZ/LAZ kepada

masyarakat terkait

sistem syariah

khususnya ZIS.

Peluang (Oportunities)

a) Penduduk di Provinsi

Lampung mayoritas

muslim.

b) Kesadaran

masyarakat yang

peduli terhadap kaum

dhu‟afa semakin

meningkat.

c) Adanya aturan

perundang-undangan

yang mengatur

mengenai

pengelolaan dana

ZIS.

d) Semakin luasnya

jaringan BAZ/LAZ

S-O

a) Dengan telah

dimilikinya Badan

Hukum dari lembaga

yang berwenang dan

masyarakat muslim

Lampung mayoritas

muslim dapat lebih

dimaksimalkannya

pengalian dan

penggunaan dana zakat

oleh BAZ/LAZ.

b) Kesadaran masyarakat

semakin yang peduli

terhadap kaum dhu‟afa

didukung oleh fasilitas

yang memadai dari

W-O

a) Dengan kondisi

mayoritas penduduk

muslim tapi

masyarakat belum

banyak

mengetahui/mengenal

keberadaan

BAZ/LAZ, pengelola

zakat dituntut lebih

dimaksimalkannya

sosialisasi akan

pentingnya

pengelolaan dan

optimalisasi dana

zakat.

b) Masih belum

Page 44: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

baik lingkup nasional

maupun

internasional.

e) Kepercayaan

masyarakat semakin

meningkat terhadap

BAZ/LAZ karena

perkembangan aset

dan sistem

pengelolaan dana

zakat.

BAZ/LAZ dapat lebih

dimaksimalkannya

pengalian dan

penggunaan dana zakat

oleh BAZ/LAZ.

c) Dengan Kualitas

SDM yang dapat

diandalkan didukung

Adanya aturan

perundang-undangan

yang mengatur

mengenai

pengelolaan dana ZIS

maka dapat lebih

dimaksimalkannya

pengalian dan

penggunaan dana

zakat oleh

BAZ/LAZ.

d) Semakin luasnya

jaringan BAZ/LAZ

baik lingkup nasional

maupun internasional

didukung oleh

permodalan dan/atau

aset yang cukup

tinggi maka dapat

lebih

dimaksimalkannya

pengalian dan

penggunaan dana

zakat oleh

BAZ/LAZ.

e) Keberadaan

manajemen dan

pengelola yang solid

membuat

kepercayaan

masyarakat semakin

meningkat terhadap

BAZ/LAZ karena

perkembangan aset

dan sistem

pengelolaan dana

zakat maka dapat

lebih

dimaksimalkannya

optimalnya jangkauan

sumber-sumber zakat

terhadap orang kaya di

masyarakat walaupun

kesadaran masyarakat

yang peduli terhadap

kaum dhu‟afa semakin

meningkat, menuntut

pengelolah harus lebih

kreatif dalam

soialisasi,

pengelolaan dan

optimalisasi dana

zakat.

c) Belum

terealisasikannya

rogram-program

BAZ/LAZ secara

maksimal, dialin sisi

telah adanya aturan

perundang-undangan

yang mengatur

mengenai pengelolaan

dana ZIS menuntut

pengelolah harus lebih

kreatif dalam

soialisasi,

pengelolaan dan

optimalisasi dana

zakat.

d) Semakin luasnya

jaringan BAZ/LAZ

baik lingkup nasional

maupun internasional

namun belum mampu

mengembangkan

produk-produk baru

yang inovatif

khususnya bidang

zakat produktif,

menuntut pengelolah

harus lebih kreatif

dalam optimalisasi

dana zakat.

e) Kepercayaan

masyarakat semakin

meningkat terhadap

Page 45: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

pengalian dan

penggunaan dana

zakat oleh

BAZ/LAZ.

BAZ/LAZ karena

perkembangan aset

dan sistem

pengelolaan dana

zakat disatu sisi

sosialisasi dari

BAZ/LAZ kepada

masyarakat terkait

sistem syariah

khususnya ZIS belum

optimal, maka

pengelolah harus lebih

kreatif dalam

soialisasi,

pengelolaan dan

optimalisasi dana

zakat.

Ancaman (Threats)

a) Kurangnya

pemahaman

masyarakat muslim

tentang kewajiban

membayar zakat dan

kurangnya kesadaran

berinfaq.

b) Masih banyak orang

kaya lebih memilih

memberikan zakatnya

sendiri kepada

masyarakat.

c) Persaingan antar

BAZ/LAZ semakin

ketat.

d) Semakin

meningkatnya

kemiskinan yang

dibarengi

meningkatnya jumlah

penduduk.

e) BAZ/LAZ belum

menjadi solusi atau

pilihan bagi

masyarakat.

S-T

a) Dengan kondisi

BAZ/LAZ telah

memiliki Badan

Hukum dari lembaga

yang berwenang tapi

masyarakat muslim

masih belum

memahami tentang

kewajiban membayar

zakat dan kurangnya

kesadaran berinfaq,

pengelolah dapat lebih

dimaksimalkannya

sosialisasi, pengalian

dan penggunaan dana

zakat oleh BAZ/LAZ.

b) Masih banyak orang

kaya lebih memilih

memberikan zakatnya

sendiri kepada

masyarakat meskipun

BAZ/LAZ memiliki

fasilitas yang

memadai, pengelolah

dituntut lebih

dimaksimalkannya

sosialisasi, pengalian

dan penggunaan dana

zakat.

W-T

a) Masyarakat belum

banyak

mengetahui/mengenal

keberadaan BAZ/LAZ

serta kewajiban

membayar zakat dan

kurangnya kesadaran

berinfaq, menuntut

pengelolah harus lebih

kreatif dalam

soialisasi,

pengelolaan dan

optimalisasi dana

zakat.

b) Belum optimalnya

jangkauan sumber-

sumber zakat terhadap

orang kaya di

masyarakat

dikarenakan mereka

lebih memilih untuk

menyalurkan sendiri

zakatnya, menuntut

pengelolah harus lebih

kreatif dalam

soialisasi,

pengelolaan dan

optimalisasi dana

zakat.

Page 46: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

c) Kualitas SDM yang

dapat diandalkan akan

membuat BAZ/LAZ

yang ada dapat

bersaing meningkatkan

kualitas.

d) Semakin

meningkatnya

kemiskinan yang

dibarengi

meningkatnya jumlah

penduduk ditambah

sedangkan permodalan

dan/atau aset

LAZ/BAZ yang cukup

tinggi akan membuat

BAZ/LAZ dapat

mengoptimalkan

pengeloaan dana

zakatnya.

e) BAZ/LAZ belum

menjadi solusi atau

pilihan bagi

masyarakat walaupun

manajemen dan

pengelola yang solid,

akan membuat

BAZ/LAZ dapat

mengoptimalkan

pengeloaan dana

zakatnya.

c) Program-program

BAZ/LAZ belum

trealisasi secara

maksimal padahal saat

ini persaingan

BAZ/LAZ sangat ketat

dari sisi kualitas,

menuntut pengelolah

harus lebih kreatif

dalam soialisasi,

pengelolaan dan

optimalisasi dana

zakat.

d) BAZ/LAZ belum

mampu

mengembangkan

produk-produk baru

yang inovatif

khususnya bidang

zakat produktif

khususnya bagi rakyat

miskin, menuntut

pengelolah harus lebih

kreatif pengelolaan

dan optimalisasi dana

zakat.

e) Masih kurangnya

sosialisasi dari

BAZ/LAZ kepada

masyarakat terkait

sistem syariah

khususnya ZIS

membuat BAZ/LAZ

belum menjadi solusi

atau pilihan bagi

masyarakat.

Sumber: Data diolah 2016

Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan model analisis

matriks SWOT. Analisis dengan menggunakan model matriks SWOT ini

menggunakan data yang diperoleh dari tabel IFAS dan EFAS. Berdasarkan hasil

analisis matriks IFAS dan EFAS diatas dapat digambarkan bahwa posisi

BAZ/LAZ di Provinsi Lampung saat ini yaitu:

Page 47: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Tabel 5.10.

Posisi BAZ/LAZ Provinsi Lampung

IFAS EFAS

Kekuatan

(Strengths)

2,25 Peluang

(Oportunities)

1,80

Kelemahan

(Weakneses)

(0,85) Ancaman (Threats) (1,10)

Hasil 1,40 Hasil 0,70

Sumber: Data diolah 2016

Dari data-data tersebut dapat diketahui bahwa analisis faktor IFAS lebih besar

dari analisis faktor EFAS yaitu sebesar 1,40, sedangkan analisis faktor EFAS

sebesar 0,70. Apabila dimasukkan dalam diagram analisis SWOT ditunjukkan

sebagai berikut:

Gambar 5.1

Diagram Analisis SWOT

Berdasarkan diagram diatas dapat disimpulkan bahwa BAZ/LAZ Provinsi

Lampung berada pada kuadran 1 dengan menerapkan strategi agresif. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian dalam bukunya yang berjudul

Page 48: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Manajemen Strategik yang menyatakan bahwa kuadran 1 merupakan situasi yang

paling didambakan karena satuan bisnis menghadapi berbagai peluang lingkungan

dan memiliki berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang

tersebut. Dengan kondisi demikian strategi yang tepat untuk digunakan yaitu

strategi pertumbuhan atau agresif.

5.4. Hasil Analisis Strategis Komparatif.

Total potensi zakat di Provinsi Lampung sampai saat ini belum ada data resmi

dan valid yang bisa menjelaskan mengenai potensi zakat di Provinsi Lampung.

Estimasi yang ada baik nasional maupun daerah masih diragukan. Karena teori

perhitungannya menggunakan berbagai asumsi-asumsi yang kurang valid.

Sehingga deskripsi potensi zakat antara satu lembaga lainnya berbeda-beda.

Menurut Kepala Kanwil Kementerian Agama (kanwil Kemenag) Provinsi

Lampung Abdurrahman (Lampung Post, 26 Maret 2013) potensi zakat profesi/mal

diprovinsi lampung mencapai Rp 4,5 triliun per tahun. Jumlah tersebut

diproyeksikan dari 5 juta penduduk Lampung yang membayar zakat profesi/mal

sebesar 2,5% per bulan. Dari data dana zakat di Provinsi Lampung tersebut saat

ini baru terhimpun kurang lebih sebesar 2,73% saja. Asumsi-asumsi ini sangat

lemah dan tidak valid karena didasarkan pada asumsi-asumsi prediktif saja.

Sehingga perlu dilakukan pendekatan survei sehingga akan lebih akurat dalam

menggambarkan potensi zakat di Provinsi Lampung.

Terlepas dari asumsi potensi zakat tersebut, perkembangan makro sosial,

ekonomi dan pemahaman agama masyarakat diasumsikan akan berpengaruh

terhadap penguatan potensi zakat di Provinsi Lampung. Indikator-indikator

Page 49: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

tersebut dapat dilihat dari: meningkatnya kesadaran religius masyarakat,

perbaikan kehidupan ekonomi masyarakat dan berkembangnya lembaga amil

zakat profesional. Secara umum dapat dikatakan bahwa perzakatan di Provinsi

Lampung saat ini mengalami trend kebangkitan. Kesadaran untuk menunaikan

zakat secara lebih terorganisir, berdaya dan berhasil guna telah mendorong

kemunculan lembaga-lembaga amil zakat profesional dari berbagai perkumpulan

keagamaan.

Lembaga pengelola zakat di Indonesia terbagi menjadi dua yakni Badan

Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Lembaga pengelolah zakat

di Provinsi Lampung merupakan cabang dari lembaga pengelolah zakat nasional

seperti: LAZ PKPU Lampung, LAZ Rumah Zakat Lampung, LAZ Dompet

Dhuafa Lampung, LAZ DPU-DT Lampung, LAZ Yatim Mandiri Lampung,

LAZIS MU Lampung, LAZIS NU Lampung, BAZ Masjid Al-Forqon dan lain

sebagainya. Sedangkan tingkat lokal muncul LAZ Lampung Peduli, LAZ Baitul

Mal L-RISMA mewakili institusi swasta, sedangkan lembaga pengelolah zakat di

kalangan pemerintah yaitu BAZNAS Provinsi Lampung, BAZNAS Kota Bandar

Lampung, BAZNAS Kota Metro dan lain sebagainya.

Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, menjelaskan

bahwa pendayagunaan adalah :

a) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mestahiq sesuai dengan

ketentuan agama.

b) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas

kebutuhan mustahik dan dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif.

Page 50: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

c) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan Menteri.

Jenis-jenis kegiatan pendayagunaan dana zakat yang berkembang saat ini bisa

kekelompokkan berdasarkan basisnya, yaitu :

1. Berbasis Sosial

Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk pemberian dana langsung

berupa santunan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan pokok mustahiq. Ini

disebut juga Program Karitas (santunan) atau hibah konsumtif. Program ini

merupakan bentuk yang paling sederhana dari penyaluran dana zakat.

2. Berbasis pengembangan ekonomi

Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk pemberian modal usaha

kepada mustahiq secara langsung maupun tidak langusng, yang

pengelolaannya bisa melibatkan maupun tidak melibatkan mustahik sasaran.

Penyaluran dana zakat ini diarahkan pada usaha ekonomi yang produktif,

yang diharapkan hasilnya dapat mengangkat taraf kesejahteraan masyarakat.

Tabel 5.11. Bentuk Pendayagunaan ZIS Amil Zakat di Provinsi Lampung

No Bentuk Pendaya gunaan

Amil Zakat

BAZNAS

Prov.

Lampung

Rumah

Zakat

Lampung

Peduli

PKPU DPU-DT Masjid Al-

Forqon

1 Menyelenggarakan

kegiatan khusus √ √ √ √ √ √

2 Bantuan pendidikan √ √ √ √ √ - 3 Bantuan sosial umum,

fakir miskin dan yatim √ √ √ √ √ √

4 Pelayanan sosial

(kesehatan) - √ √ √ √ -

5 Pinjaman/bantuan untuk

pemberdayaan ekonomi √ √ √ √ √ √

Page 51: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Motode pendistribusian dana zakat, pada masa kekinian dikenal dengan

istilah zakat konsumtif dan zakat produktif. Hampir seluruh lembaga pengelolaan

zakat menerapkan metode ini. Secara umum kedua kategori zakat ini dibedakan

berdasarkan bentuk pemeberian zakat dan penggunaan dana zakat itu oleh

mustahiq. Masing-masing dari kebutuhan konsumtif dan produktif tersebut

kemudian dibagi dua, yaitu konsumtif tradisional dan konsumtif kreatif,

sedangkan yang berbentuk produktif dibagi menjadi produktif konvensional dan

produktif kreatif, adapun penjelasan lebih rinci dari keempat bentuk penyaluran

zakat teresebut adalah:

a) Konsumtif Tradisional

Maksud pendistribusian zakat secara konsumtif tradisional adalah bahwa

zakat dibagikan kepada mustahiq dengan secara langsung untuk kebutuhan

konsumsi sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang

kepada fakir miskin setiap idul fitri atau pembagian zakat mal secara

langsung oleh para muzakki kepada mustahiq yang sangat membutuhkan

karena ketiadaan pangan atau karena mengalami musibah. Pola ini

merupakan program jangka pendek dalam rangka mengatasi permasalahan

umat.

b) Konsumtif Kreatif

Pendistribusian zakat secara konsumtif kreatif adalah zakat yang diwujudkan

dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin

dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya.

Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat sekolah dan beasiswa untuk para

Page 52: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

pelajar, bantuan sarana ibadah seperti sarung dan mukena, bantuan alat

pertanian, seperti cangkul untuk petani, gerobak jualan untuk pedagang kecil

c) Produktif Konvensional

Pendistribusian zakat secara produktif konvensional adalah zakat yang

diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, di mana dengan

menggunakan barang-barang tersebut, para muzakki dapat menciptakan suatu

usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau untuk

membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit

d) Produktif Kreatif

Pendistribusian zakat secara produktif kreatif adalah zakat yang diwujudkan

dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk pemodalan proyek sosial,

seperti pembangunan sosial, seperti pembangunan sekolah, sarana kesehatan

atau tempat ibadah maupun sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi

pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.

Tabel 5.12.

Bentuk Pendayagunaan ZIS untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin di Provinsi

Lampung

No Bentuk

Pendayagunaan

Amil Zakat

BAZNAS Prov.

Lampung

Rumah

Zakat

Lampung

Peduli

PKPU DPU-DT Masjid Al-

Forqon

1 Bantuan modal

secara langsung

Pinjaman Modal

Usaha Non-

Formal

Bantuan

sarana dan

modal

UKM

Sosial

Trust

Fund

Bantuan

Modal

Usaha

Non-

Formal

- Pinjaman

Modal

Usaha

Non-

Formal

2 Bantuan

perintisan usaha

- Program

Bantuan

Wirausaha

Kampung

Ternak

dan Petani

Sehat

Indonesia

- Usaha

Ternak

Mandiri

-

Page 53: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Pembaharuan dalam aspek pendayagunaan zakat merupakan pembaharuan

yang menyangkut pada aspek pemanfaatan dana zakat. Selama ini ada kesan

bahwa zakat melanggengkan kemiskinan. Hal ini dapat kita lihat dari penerima

zakat yang tidak pernah berubah statusnya dari penerima zakat (mustahiq)

menjadi pemberi/pembayar zakat (muzzaki), bahkan setiap tahunnya jumlah

mustahiq cenderung bertambah. Penyaluran bantuan LAZ dan BAZ di Provinsi

Lampung dilakukan melalui program-program bidang pendidikan, bidang

kesehatan, bidang kepemudaan serta bidang ekonomi kebanyakan masih

dilakukan secara tersebar dan cenderung parsial tergantung mustahiq berada untuk

setiap programnya. Masih lemahnya infrastruktur dan skill tenaga pendamping

program pemberdayaan menjadi faktor kendala tersendiri bagi sebagian LAZ dan

ZIS. Hal ini akan menyebabkan kesulitan dalam memberikan kontrol, evaluasi

dan pengkuran keberhasilan program. Kedepan perubahan dari pola konsumsi

menjadi pola produktif menjadi salah satu jalan bagi pemberdayaan dana zakat

masa depan. Model pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi

masyarakat miskin adalah program pemanfaatan dana zakat untuk mendorong

mustahiq mampu memiliki usaha mandiri.

Page 54: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Gambar 5.2.

Model Optimalisasi Dana Zakat melalui Integrated Community Development (ICD)

Model optimalisasi dana zakat yang diterapkan oleh LAZ Rumah Zakat

dengan pendekatan Integrated Community Development (ICD) atau

pemberdayaan wilayah perpadu atau lebih dikenal sebagai konsep desa binaan

memiliki keunikan tersendiri. Integrated Community Development (ICD)

merupakan sentra atau pusat pemberdayaan mustahik yang berbasis komunitas di

kelurahan atau kecamatan. Tujuan model ICD adalah: 1). Membantu mustahiq

untuk survive di tengah kekurangan materi yang dimilikinya, 2). Terpantaunya

perkembangan kesejahteraan mustahiq selama dalam binaan, 3). Tersadarkannya

Government LAZ/BAZ

Poverty Data, Field Analisis,

Coordination Forum

Yes No

Program/Strategy/Regulation/Regulation of poverty

decrease

Fasilkitasi

Vision & Mision Work Programs

Zakat Empowerment

STOP

MRO

Education

Social

Economic Empowerment

Teenager

rrrrr Poverty

MRO

Page 55: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

masyarakat terhadap tanggung jawab lokal dalam mengentaskan kemiskinan

diwilayahnya, dan 4). Terentasknnya mustahiq dari garis kemiskinan sehingga

bisa berubah kesejahteraannya pada level muzakki (orang yang membayar zakat).

Setiap wilayah yang termasik dalam program ICD akan didampingi oleh satu

orang atau lebih Musthiq Relation Officier (MRO). MRO berfungsi sebagai

penggerak, pendamping, fasilitator, dinamisator bahkan dai yang membantu

memastikan 4 rumpun program utama LAZ/BAZ diterima dengan baik di

masyarakat. Setiap MRO diwajibkan tinggal di komunitas tersebut dan

mengelolah 100-250 keluarga. Dengan demikian, proses pemberdayaan yang

dilakukan LAZ/BAZ berlangsung lebih terpantau, terintegrasi dan berkelanjutan.

5.5. Rekomendasi.

1) Peranan perbankan Kota Bandar Lampung dan kota Metro terhadap KPJu

unggulan diharapkan dapat memberikan pembinaan pengelolaan usaha,

peningkatan SDM dan perbaikan teknologi produksi, yang berkerjasama

dengan instansi terkait. Dukungan perbankan sebagai sumber pembiayaan

untuk modal investasi sangat dibutuhkan untuk beberapa KPJu yang bergerak

dibidang industri ataupun jasa. Adanya pola (skim) yang sesuai dengan

karakteistik KPJu unggulan akan memudahkan peningkatan penyerapan

modal perbankan untuk KPJu, sehingga pengembangan KPJu unggulan Kota

Bandar Lampung dan Kota Metro dapat diwujudkan.

2) Model optimalisasi dana zakat dengan pendekatan Integrated Community

Development (ICD) atau pemberdayaan wilayah perpadu atau lebih dikenal

sebagai konsep desa binaan. Integrated Community Development (ICD)

Page 56: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

merupakan sentra atau pusat pemberdayaan mustahik yang berbasis

komunitas di kelurahan atau kecamatan. Dengan demikian, proses

pemberdayaan yang dilakukan LAZ/BAZ berlangsung lebih terpantau,

terintegrasi dan berkelanjutan.

Page 57: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB VI

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Adapun rencana penelitian berikutnya sebaiknya difokuskan menganalisis

dan mengevaluasi peranan zakat dalam mengurangi kemiskinan di Provinsi

Lampung.

Page 58: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan.

Sebagin besar program pengelolaan dana zakat yang dikelolah oleh BAZ

atau LAZ diprovinsi Lampung disalurkan dalam program-program yang bersifat

konsumtif, sedangkan program-program yang bersifat produktif juga masih lemah

disisi pendampingannya. Diperlukan sebuah pola pemberdayaan masyarakat

dalam mengurangi kemiskinan yang terintegritas dan melibatkan masyarakat

sebagai subjek sekaligus objek pemberdayaan mengunakan dana zakat.

7.2 Saran.

Berdasarkan temuan-temuan dalam pengambilan data dan wawancara

terhadap masing-masing BAZ atau LAZ masih deperlukan diskusi dan duduk

bersama dan melibatkan stakeholder guna mengetahui akar permasalahan yang

dihadapi oleh BAZ/LAZ dalam optimalisasi penggunaan dana ZIS di Provinsi

Lampung. Sehingga diperoleh model program yang akan di jalankan memang

benar-benar dapat mengentaskan masyarakat miskin kota.

Page 59: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.

Firmansyah, dkk. (2009), Potensi dan Peran Zakat Dalam Mengurangi

Kemiskinan (Laporan Penelitian P2E-LIPI).

Fujyono, Arif. 2009. Optimalisasi ZIS dalam Mengentaskan Kemiskinan. Jurnal

of Islamic Bussiness and Economics, Juni 2009 Vol.2 No.1

Hafi dhuddin, Didin, (2002), Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta:

Gema Insani Press.

Hidayat, Syarif dan Darwin Samsulbahri. 2001. Pemberdayaan Ekonomi Rakyat.

Sebuah rekontruksi Konsep Community Based Development (CBD.)

Jakarta: Pustaka Quantum.

Kholiq, Abdul. 2012. Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah untuk

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin di Kita Semarang. Ristek

Vol. 6 No. 1 Hal 39-47

Kisroh, A.S. 2007. Model Pemberdayaan Masyarakat Tergususr Akibat

Pembangunan Bendungan Nipah melalui Pola Kemitraan di Sampang

Madiun.

Masyarakat Mandiri. 2006. Laporan Triwulanan III (TW03): Oktober – Desember

Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Program Pendampingan Klaster

Tahu Iwul Desa Bojong Sempu.

Nasution, dkk. 2008. Indonesia Zakat and Development Report 2009. Depok:

CID.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999

tentang Pengelolaan Zakat.

Petrasa, 2008. Wacana Pusat Studi Mengatsi Bencana.Yogyakarta: UPN Veteran.

Rangkuti, Fredy. 2007. Analisis Swot Teknik Membedah Bisnis. Jakarta: Gramedia

Sukmana, Oman. 2010. Konsep Pemberdayaan Masyarakat melalui

Pengembangan Komunitas Berbasis Potensi Lokal. Humanity, Vol 6 No.1,

September 2010 Hal 59-64

Sumodiningrat, G. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman

Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sunartiningsih, Agnes (ed.).2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat.

Page 60: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Yogyakarta: Aditya Media.

Susanto, H. 2006. Dinamika Penanggulangan Kemiskinan: Tinjauan Historis Era

Orde Baru. Jakarta: Khanata.

Todaro, M. P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Yunus, Muhammad.2006.Grameen Bank (Bank Kaum Miskin). Terjemahan Irfan

Nasution. Jakarta: Penrbit Buku Kita.

Page 61: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

LAMPIRAN LUARAN-LUARAN PENELITIAN

Page 62: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 63: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

AN ANALYSIS OF ZAKAH FUNDS THROUGH COMMUNITY

BASED DEVELOPMENT (CBD)

NEDI HENDRI

Muhammadiyah University of Metro, Lampung-Indonesia

[email protected]

ABSTRACT

The aim of this study is to find a prototype model of the proper

optimization of charity funds in the empowerment of the poor town based on local

wisdom in Lampung. This study used a survey method with the data derived from

the results of the Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interviews with the

speakers is the model identification stage. Then, reconstruction model using

comparative analysis. Community Based Development (CBD) is a method that

involves communities in development. Where constructions began on the stage of

ideas, planning, program development activities, budgeting, procurement of

resources to the implementation of a more emphasis on real desire or the real

needs of the community in a group of people. Through Mustahiq Relation Officer

(MRO) ashuman resources assistant, Integrated Community Development (ICD)

became the center ofthe distribution of the program so that the program is more

scalable, and controlled.

Keywords: Zakah Fund, Empowerment, Poor Urban, Community Based

Development(CBD).

INTRODUCTION

Poverty is a phenomenon of human life that always accompanies the process

of development and is considered as a barrier because its effects are likely to be

negative.With the largest Muslim population in the world, Indonesia has the

potential to overcome poverty through fiscal policy management of Zakah,

Donation and Charity (ZDC). ZDC can be an alternative to overcome poverty

because its targets clearly set out in the Qur'an, that is poor. Distribution should be

Page 64: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

developed towards empowerment through productive activities is not for

consumption. So far, the potential and the importance of charity as an effort to

alleviate poverty are still considered underestimatedly, but charity actually has a

huge economic potential for Indonesia.Nowadays, collecting funds of ZDC have

reached five a percentage of the total potential of zakah reaches 20 trillions of

dollars each year.Although ZDC has been professionally managed by Zakah

Management Organization (ZMO) that exist in Indonesia, the distribution of

beneficiaries of funds of ZDC impress overlap with each other, as the collection

of ZDC are still focused on a specific area. According to Firman (2009) utilization

of Zakah funds for this still adheres to the old paradigm, ie zakah should be shared

out for all classes specified and for a moment so that the utilization of zakah

consumption for the purpose of productive economic empowerment has not been

a top priority. Furthermore Fujiyono (2009) concludes that distributor of ZDC is

still less effective and benefit of ZDC funds through economic empowerment is

still classified as less efficient.

Paradigm charity of foundation jurisprudence can be utilized in productive

economic activities. It is time ZMO start reducing consumption and optimize the

portion of zakah and charity prioritizes productive. Many models and policies

conducted so far are not effective and efficient in overcoming poverty. The

paradigm of development through empowerment (empowerment) is an

appropriate approach to overcoming poverty.

According Pujiyono (2009) empowerment is a process and a goal. As a

process, empowerment is a series of activities to improve the power and

Page 65: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

empowerment of vulnerable groups in society, including individuals who have

problems of poverty. For the purpose, empowerment refers to the state or the

results to be achieved by a social change, which empowered community, have

power or have the knowledge and ability to meet their needs whether physical,

economic, and social.

Model utilization of zakah to the concept of empowerment is the current

trend among institutions of zakah and relevant to address poverty, for example

ZDC empowerment by providing venture capital good with a loan without a

profit-sharing system (Qardhul Hasan) and the profit-sharing system. However,

through mentoring programs should microenterprises with productive charitable

giving in the form of a revolving fund can be developed with a "Community-

Based Development" or even "Integrated Development Community (IDC)" to be

effective and efficient in alleviating poverty.

The purpose ot this research are; to know the distribution of zakah models

through the empowerment of the poor town in the Lampung province. Create the

optimization of zakah funds model right in the empowerment of the poor town in

the Lampung province.

Page 66: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

LITERATURE REVIEW

ZAKAH CONCEPTION

Zakah is derived from the Arabic word that zakah which means 'sacred',

'good', 'blessing', 'growth' and 'developing'. While the terminology of law, zakah is

a certain amount of assets that have reached that certain conditions are required by

God to be issued and given to those who deserve it with certain requirements

(Hafidudin, 2002).

Various property shall be issued zakah is agriculture, plantation, animal

husbandry, fisheries, mining, gold, silver, money, revenue and services, rikaz

(artifacts), trade and enterprise, as well as other sources of income (Republic Act.

38 Year 1999 on Zakah Management). The ashnaf (person who is entitled to

receive zakah) is indigent (the destitute), the poor, amil (zakah), converts (those

who are new to Islam), gharimin (debtor), Ibnsabil (person who in the course of

study), fi sabillillah (people who fight in Allah's way), Riqab (slave) (Surat At-

Taubah: 60).

In terms of concept, zakah can be used as an instrument in the economic

empowerment of people through the utilization of zakah for productive

enterprises. This has been stipulated in the Decree of the Minister of Religious

Affairs of the Republic of Indonesia No. 373 of 2003 in Article 28, paragraph 2

and Article 29, concerning the implementation of Act 38 of 1999 on zakah

management. In fact, in article 30 in the decision is emphasized again that the

proceeds of Zakah Collectors Organization (ZCO) either donation, charty, wills,

Page 67: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

inheritance or expiation utilized especially for productive activities after getting

the requirements as stipulated in Article 29. But in the reality, Zakah, Donation

and Charity fund (ZDC) is not optimal to overcome the tackling poverty as

expected.

ZAKAH AND EMPOWERMENT OF THE POOR

Utilization of zakah model for the economic empowerment of the poor is a

program to encourage the utilization of Zakah funds to supportmustahiq able to

have an independent business. The program is realized in the form of capital

development of micro enterprises existing or new planting prospective micro

enterprises (Kholiq, 2012).

Article 16 first and second paragraph of Law No. 38 Year 1999 on Zakah

Management, explicitly stated that the utilization of zakah is to meet the needs of

the mustahiq life in accordance with the provisions of religion (eight ashnaf) and

can be utilized for productive enterprises. More specifically, in the Decree of the

Minister of Religion No. 373 of 20 035 Article 28 paragraph (2) explained that the

utilization of zakah for productive activities carried out when charity was able to

meet the needs of the mustahiq life and it turns out there are advantages. So, ZIS,

especially infaq and Sadaqah, can be utilized for productive activities when there

are real efforts are likely to benefit.

ZIS funds can be distributed on two types of activities, ie activities that are

consumptive and productive (Nasution et al., 2008). Consumptive activities are

activities that form of relief just to solve problems that are urgent and immediately

Page 68: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

discharged after the aid is used (short-term). Meanwhile, productive activity is the

provision of assistance intended for productive activities so as to provide medium

to long term impact for the mustahiq.

Picture 1. Zakah Distribution

According to Antonio (2001), earning financing is intended to meet the

financing needs of the production in a broad sense, ie to increase the business,

whether production, trade and investment. Based on the type of needs, financing

productive divided into two, namely:

a) Working capital financing, which is the financing to meet the needs of

increased production quantitatively (amount of production) and qualitative

(quality improvement or quality of production) as well as for trading purposes

or increase the utility of place of an item.

b) Financing of investment, which is the financing to meet the needs of capital

goods (capital goods) and facilities that are closely associated with the

investment.

Management of

ZAC

Konsumtive Productive

Healt Education Sosial

(Emergency

, Fund,

Disaster)

Develepment

and

Empowerment

UMKM

Empowerment

for Comunities

Source: Nasution et. Al.

2008

Page 69: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

According to Sunartiningsih (2004), empowerment is defined as an effort to

assist communities in developing their own abilities that are free and able to solve

problems and make decisions independently. Thus empowerment is intended to

encourage the strength and ability of public agencies to independently able to

manage itself based on the needs of the community itself, and is able to overcome

the challenges of the problems in the future. While the concept of Suharto (2009)

concerning empowerment is the ability of people are particularly vulnerable and

weak that they have the strength and ability in several ways:

a) Meeting the basic needs so that they have the freedom, in the sense of not

only free to express their opinions, but freedom from hunger, freedom from

ignorance and free from pain.

b) Reaching productive resources that enable them to increase their income and

obtain goods and services they need.

c) Participate in the development process and the decisions that affect them.

There are several indicators of the success of development programs by

Sumodiningrat (1999), namely:

a) Shrinkage of poor people number;

b) Development efforts to increase revenue made by the poor to take advantage

of available resources;

c) Increased public awareness of efforts to improve the welfare of poor families

in the neighborhood;

d) Increase the independence of the group are characterized by the growing

business and productive members of the group, the group's capital strength,

Page 70: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

the neat system administration group, as well as the growing extent of the

interaction of group with other groups in society;

e) Increasing the capacity of communities and the equitable distribution of

income that is characterized by an increase in the income of poor families is

able to meet basic needs and social needs basically.

COMMUNITY BASED CONCEPT DEVELOPMENT (CBD).

Community Based Development approach (CBD) is a method of approach that

involves community / communities in development. In this development involves

a variety of elements including the broader social, cultural, economic to regulatory

environment (Hidayat and Darwin, 2001). The nature of the CBD this approach is

the development process from initial idea / ideas, planning, program development

activities, budgeting / cost, procurement of resources to the implementation of a

more emphasis on real desire or need there (the real needs of the community) in

community groups.

According to Hidayat and Darwin (2001) the basic principles of the concept of the

CBD are:

a) Required level of break-even in every residence which is managed through

the CBD program. The aim is that the activities are managed is able to be

preserved or developed.

b) The concept of CBD always involves participation of community that

includes the planning and implementation of programs.

c) Between training and business development is an integral and inseparable.

Page 71: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

d) Implementation of the CBD should maximize existing resources, particularly

the issue of funding.

e) Organization of the CBD must position itself as a "middleman" to the links

between government interests with the interests of the people who are micro.

METHODS

Research Design

This study is a naturalistic study with qualitatif- descriptive approach. This

is a model of research that seeks to create a description / exposurion and dig

carefully and deeply about certain social phenomena without intervention and

hypotheses. While the determination of the sample uses purposive sampling

technique. Here amilzakah institutions data:

Table 1. Zakah Management Organization (ZMO).

No Representation Amil

Organization Clasified

Target

1. Goverment BAZ BAZNAS Lampung Province

2. LSM/OrmasReligion/Social Organization

LAZ Lampung careness, DompetDhuafa Lampung, Rumah Zakah Lampung, DPU-DT Lampung dan PKPU Lampung

3. Religion Instution of Masjid

Amil Masjid BAZ Masjid Al-Forqon

Types, Sources and Data Collection Techniques

Page 72: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

In this study, the types of data that will be used are primary data and secondary

data. Data collection methods are varied using several techniques, depending on

the desired data and data sources.

Primary data will be collected through a survey deepened by the Focus Group

Discussion (FGD) and in-depth interviews (depth interview). FGDs will be

conducted by BAZNAS Lampung Province. FGD will be done also by LAZ-LAZ

in Lampung Province. In-depth interviews conducted by local government,

Religion Departement, scholars of moslems, community leaders, muzakki,

mustahiq, and other collectors. In addition to the primary data, this study also uses

secondary data obtained from the publications, both from government agencies

(BPS, Social Services, Office of Religious Affairs and others), Regional BAZNAS,

LAZ, books, journals and internet sites.

Processing and Data Analysis

Primary data is processed by making a transcript of a Focus Group

Discussion (FGD) and in-depth interviews with resource persons. While

secondary data processed by the program Excel to get the trend and growth. To

design an appropriate model reconstruction performed comparative analysts, using

comparative models are expected to be known values of uniqueness and

advantages of each model of empowerment charity to the poor is done by agencies

ofzakah itself. The results are analyzed with SWOT analysis and analysis of the

situation analyst in order to obtain a desired prototype models.

RESULTS AND DISCUSSION

Page 73: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

The total potential of zakah in Lampung province until now does not have

official data and valid that could explain the potential zakah in Lampung

Province. An estimate of existing national and regional isstill doubtful. Because

theory calculations using various assumptions that are less valid. So the

description of the potential zakah among the other agencies varies. According to

the Head Office of the Ministry of Religious Affairs (MRA offices) Abdurrahman

in Lampung Province (Lampung Post, March 26, 2013), the potential zakah

profession / mal in Lampungprovince reached Rp 4.5 trillion each year. The

projected amount of 5 million for inhabitants Lampung who pay zakah profession

/ mall is 2.5% each month. From the data of zakah in Lampung Province is

currently only collected approximately 2.73% only. These assumptions are very

weak and not valid because it is based on predictive assumptions only. So that

needs to be done so that the survey approach will be more accurate in describing

the potential for charity in Lampung Province.

Regardless of the zakah potential assumptions, macro development of

social, economic and religious understanding of society is assumed to be an effect

on strengthening the potential for charity in Lampung Province. These indicators

can be seen from: increasing awareness of the religious community, the economic

life of the improvement of society and the development of professional amilzakah

institutions. In general it can be said that zakah in Lampung province is currently

experiencing a revival trend. Awareness for alms giving more organized, powerful

and effective has encouraged the emergence of institutions of zakah professionals

from various religious associations.

Page 74: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Zakah management institutions in Indonesia are divided into two namely

Amil Zakah and the Institute of Amil Zakah or LAZ. Management institution of

zakah in Lampung province is a branch of a national charity management

institutions such as: LAZ PKPU Lampung, LAZ Rumah Zakah Lampung, LAZ

Dompet Dhuafa Lampung, LAZ DPU-DT Lampung / LAZ Lampung Peduli,

Lampung LAZIS MU, LAZIS NU Lampung, BAZ Al-Forqon and other so forth.

While the local level appears LAZ Lampung Care represents private institutions

andmanagementzakah institutions in government circles are BAZNAS Lampung,

BAZNAS Bandar Lampung, BAZNAS Metro and so forth.

Law No. 38 of 1999 on Zakah Management explained that the utilization

is:

a) Results of collecting alms for mustahiq utilized in accordance with the

provisions of religion.

b) Utilization of collecting zakah based on priority needs mustahiq and can be

used for productive enterprises.

c) The requirements and procedures for collecting zakah utilization as referred

to in paragraph (2) shall be regulated by the decision of the Minister.

The types of activities that develop the utilization of Zakah funds currently can

divideinto two bases on the basis of activities, namely:

1. Based Social

Distribution of zakah this kind conducted in the form of direct funding in the

form of compensation for the fulfillment of basic needs mustahiqIt is also

Page 75: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

called the Charity Program (compensation) or grant consumer. This program

is the simplest form of the distribution of zakah funds

2. Based Economic Development

Distribution of zakah this kind conducted in the form of venture capital to

mustahiq directly, whose management may involve or not involve

mustahiqtarget. The distribution of zakah funds is directed to productive

economic enterprises, which may also be raised welfare of society.

Table 2. Utilization of ZDC by Amil Zakah in Lampung Province

No Management

AmilZakah

BAZNAS Prov.

Lampung

Rumah Zakah

Dompet Dhuafa

PKPU DPU-DT

Masjid Al-

Forqon

1 Carrying out specific activities

√ √ √ √ √ √

2 Education Helping

√ √ √ √ √ -

3 general social assistance, poor and orphaned

√ √ √ √ √ √

4 Social Service (health)

- √ √ √ √ -

5 Loan / assistance for economic empowerment

√ √ √ √ √ √

Distribution of zakah Method, the present time is known as zakah

consumptive and productive charity. Almost all of zakah management institutions

apply this method. In general, these two categories of zakah is distinguishable by

giving charity and the charity fund utilization by mustahiq. Each of the

consumptive and productive needs are then divided into two, namely the

traditional consumptive and consumptive creative, while the form of productive

Page 76: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

divided into conventional productive and creative productive, while a more

detailed description of the four forms of distribution of zakah are:

a) Traditional Consumer

Purpose of traditional consumptive distributing zakah is that zakah distributed

to mustahiq with directly for daily consumption needs, such as the division of

tithes in the form of rice and money to the poor every Eid or distribution of

zakah mal directly by the muzakki to mustahiq who desperately need because

of lack of food or because of the unfortunate. This pattern is a short-term

program in order to overcome the problems of the people.

b) Creative Consumer

Distributions of Zakah as a creative consumer is realized in the form of zakah

consumer‟s goods and are used to help the poor in overcoming social and

economic problems it faces. The contributions are in the form of school

supplies and scholarships for students, aid places of worship such as gloves

and mukena, help agricultural implements, such as hoes for farmers, carts

selling to small traders

c) Productive Conventional

Distribution of Zakah conventional productively is charity given in the form

of productive goods, where the use of these items, the muzakki can create a

business, such as the provision of goats, milking cows or for plowing,

carpentry tools, and sewing machines

d) Productive Creative

Page 77: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Distribution of Zakah productively creative is manifested in the form of

revolving capital, both for capitalization of social projects, such as social

development, such as the construction of schools, health facilities or places of

worship as well as venture capital to help or for business development, traders

or small businesses.

Table 3. Utilization of ZDC Form for Economic Empowerment of The Poor

In Lampung Province

No Management

AmilZakah

BAZNAS Prov.

Lampung

Rumah Zakah

Dompet Dhuafa

PKPU DPU-DT Masjid Al-

Forqon

1 Capital assistance directly

Capital loans of

non-formal

Capital support

non-formal

- Capital loans

of non-formal

2 Pioneering effort helping

- Enterpreneur aid program

Livestock village

And Indonesian

Farmer Healthy

- Autonomous livestock

enterpreneur

-

Updates in the aspect of utilization of zakahare the renewal of the aspects

concerning the utilization of Zakah funds. So far, there is an impression that

perpetuates poverty charity. It can be seen from the recipients who never changed

his status of recipients (mustahiq) become givers / tax payers (muzzaki), even

every year mustahiq number tends to increase. LAZ aid delivery and BAZ is done

through programs in education, health, the area of youth and the economic field is

still done mostly scattered and tend to be partially dependent mustahiq for each

program. This will cause difficulty in control, evaluation and sizing success of the

program. Besides the change of consumption patterns become productive patterns

become one way for future empowerment charity funds. Model utilization of

Page 78: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

zakah for the economic empowerment of the poor is a program to encourage the

utilization of Zakah funds mustahiq able to have an independent business.

Picture 2. Optimalizm Funds Zakah Model Through Integrated Community

Development (ICD)

Optimization of zakah funds model to approach the Integrated Community

Development (ICD) or empowerment integrated region, or better known as the

concept of guided village. Integrated Community Development (ICD) is the center

or center-based community empowerment mustahiq at village or district. The

Government LAZ/BAZ

Poverty Data, Field Analisis,

Coordination Forum

Yes No

Program/Strategy/Regulation/Regulation of poverty

decrease

Fasilkitasi

Vision & Mision Work Programs

Zakah Empowerment

STOP

MRO

Education

Social

Economic Empowerment

Teenager

rrrrr Poverty

MRO

Page 79: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

purpose ICD models are: 1). Help mustahiqto survive in the midst of its material

shortages, 2). monitor the development of the welfare mustahiq for the target, 3).

make people aware of the responsibility to alleviate poverty locally territory, and

4). reduce mustahiq of poverty so they can change their welfare at the level

muzaki (people who pay zakah).Each region includes in ICD program will be

accompanied by one person or more mustahiq Relations Officer (MRO). MRO

serves as a driver, companion, facilitator, motivator and even preachers who

helped ensure the 4 main program clumps LAZ / BAZ well received in the

community. Each MRO required to live in the community and managed the

family 100-250. Thus, the process of empowerment LAZ / BAZ lasts is longer

observed, integrated and sustainable

CONCLUSION

The problems of quite complex poverty are requiring the intervention of

all parties together and coordinated. During Zakah Management Organization

(ZMO) run the program utilization of Zakah to tackle the problem of poverty only

by its own logic. So the empowerment Zakah funds models which happens to the

urban poor is different having in the advantages and disadvantages as well. This

study aims to find a prototype model of the proper optimization of charity funds in

the empowerment of the poor town based on local wisdom in Lampung province.

This study used a survey method for the first phase with the data derived from the

results of the Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interviews with the

speakers is the model identification stage and the second stage is the stage of

reconstruction model using comparative analysis and SWOT analysts. The result

Page 80: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

that wants to be achieved through this study is getting thesis about optimization

Zakah funds models in empowerment of the poor town in the Lampung province

and drafting prototype optimization Zakah fund models in a community

development based on local wisdom city in the Lampung province. Community

Based Development approach (CBD) is a method of approach that involves

communities in the development where construction began on the stage of ideas,

planning, making the program of activities, budgeting / cost, procurement of

resources to the implementation of a more stressed the desire or need for real there

(the real needs of the community) in a communities.

Integrated Community Development (ICD) is a focused spot to integrate

the delivery of education, health, youth training, and economic empowerment of

community-based integrated manner. With Mustahiq Relation Officer (MRO) as

Human Resource (HR) assistant, ICD became the centre of the distribution of the

program so that the program is more scalable, and controlled.

REFERENCES

Antonio, M.S. (2001). Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.

Firmansyah. (2009).Potensi dan Peran Zakah Dalam Mengurangi Kemiskinan

(Laporan Penelitian P2E-LIPI).

Fujyono, A. (2009). Optimalisasi ZIS dalam Mengentaskan Kemiskinan. Jurnal

of Islamic Bussiness and Economics, Juni 2009 Vol.2 No.1

Hafidudin, D. (2002).Zakah Dalam Perekonomian Modern. Jakarta:

Gema Insani Press.

Kholiq, A. (2012). Pendayagunaan Zakah, Infak dan Sedekah untuk

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin di Kota Semarang. Ristek

Vol. 6 No. 1 Hal 39-47

Page 81: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Kisroh, A.S. (2007). Model Pemberdayaan Masyarakat Tergusur Akibat

Pembangunan Bendungan Nipah melalui Pola Kemitraan di Sampang

Madiun.

Nasution. (2008). Indonesia Zakah and Development Report 2009. Depok:

CID.

Pemerintah Republik Indonesia.(1999). Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999

Tentang Pengelolaan Zakah.

Petrasa. (2008). Wacana Pusat Studi Mengatasi Bencana.Yogyakarta: UPN

Veteran.

Rangkuti, F. (2007). Analisis Swot Teknik Membedah Bisnis. Jakarta: Gramedia

Suharto, E. (2009). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

Refika Aditama.

Sukmana, O. (2010). Konsep Pemberdayaan Masyarakat melalui

Pengembangan Komunitas Berbasis Potensi Lokal. Humanity, Vol 6 No.1,

September 2010 Hal 59-64

Sumodiningrat, G. (1999). Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman

Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sunartiningsih, A (ed.). (2004). Strategi Pemberdayaan Masyarakat.

Yogyakarta: Aditya Media.

Susanto, H. (2006). Dinamika Penanggulangan Kemiskinan: Tinjauan Historis

Era Orde Baru. Jakarta: Khanata.

Todaro, M. P. (2000). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:

PenerbitErlangga.

Yunus, M. (2006). Grameen Bank (Bank Kaum Miskin).

Terjemahan Irfan Nasution. Jakarta: Penerbit Buku Kita.

Page 82: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 83: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

ANALISIS MODEL-MODEL PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT

DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN KOTA

DI PROVINSI LAMPUNG

Nedi Hendri

Suyanto

[email protected]

[email protected]

Universitas Muhammadiyah Metro, Lampung-Indonesia

ABSTRACT

The problems of poverty are quite complex requiring the intervention of

all parties. Most of Zakat Management Organization run the utilization program

of zakat to tackle the problem of poverty only by its own logic. Therefore the

empowerment models of Zakat funds to the urban poor in different system, with

the advantages and disadvantages of each system. The aim of this study is to find

a prototype model of the proper optimization of charity funds in the empowerment

of the poor town based on local wisdom in Lampung province. For the first stage

this study used a survey method with the data derived from the results of the

Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interviews with the speakers is the

model identification stage. In the second stage is the stage of reconstruction model

using comparative analysis.

Community Based Development is a method of approach that involves

communities in development. Where construction began on the stage of ideas,

planning, program development activities, budgeting , procurement of resources

to the implementation of a more emphasis on real desire or the real needs of the

community in a group of people. Integrated Community Development (ICD) is a

place that is focused on the integrated delivery of education, health, youth

training, and economic empowerment of community-based integrated manner.

With Mustahik Relation Officer (MRO) as human resources assistant, ICD

became the center of the distribution of the program so that the program is more

scalable, and controlled.

Keywords: Zakat Fund, Empowerment, and Poor Urban.

PENDAHULUAN

Potensi dan pentingnya zakat sebagai usaha untuk pengentasan kemiskinan

selama masih di anggap sebelah mata, padahal zakat sesungguhnya memiliki

potensi ekonomi yang sangat besar bagi bangsa Indonesia. Saat ini, dana ZIS yang

berhasil dihimpun baru mencapai lima persenan dari total potensi zakat yang

Page 84: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

mencapai 20 triliunan rupiah per-tahun. Kendati ZIS telah dikelola secara

profesional oleh Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang ada di Indonesia, sebaran

penerima manfaat dari dana ZIS terkesan tumpang tindih antara satu dengan yang

lain, sebagaimana pengumpulan ZIS yang masih terfokus pada wilayah tertentu.

Menurut Firmansyah (2009: ) pendayagunaan dana zakat selama ini masih

menganut paradigma lama, yaitu dana zakat harus dibagi habis untuk semua

golongan yang ditentukan dan untuk konsumsi sesaat sehingga pendayagunaan

zakat untuk tujuan pemberdayaan ekonomi produktif belum menjadi prioritas

utama. Selanjutnya Pujiono (2009:76-79) menyimpulkan pendistribusi ZIS masih

belum efektif dan kemanfaatan dana ZIS melalui pemberdayaan ekonomi

tergolong masih kurang efisien.

Paradiqma landasan fiqih bahwa zakat dapat didayagunakan dalam

kegiatan ekonomi produktif. Sudah saatnya OPZ mulai mengurangi porsi zakat

konsumtif dan mengoptimalisasikan dan memprioritaskan zakat produktif.

Banyak model dan kebijakan yang dilakukan selama ini tidak efektif dan efisien

dalam mengatasi kemiskinan. Paradigma pembangunan melalui pemberdayaan

(empowerment) merupakan pendekatan yang tepat dalam mengatasi kemiskinan.

Menurut Pujiyono (2009: 52) pemberdayaan adalah proses dan tujuan.

Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperbaiki

kekuasaan dan keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan,

pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah

perubahan social, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau

mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya

baik yang bersifat fisik, ekonomis, maupun sosial.

Model pendayagunaan zakat dengan konsep pemberdayaan pada saat ini

menjadi trend di kalangan lembaga-lembaga pengelola zakat dan relevan untuk

menjawab persoalan kemiskinan, misalnya pemberdayaan ZIS dengan pemberian

modal usaha baik dengan sistem pinjaman tanpa bagi hasil (Qardhul Hasan)

maupun dengan sistem bagi hasil. Namaun masing-masing LAZ atau BAZ

memiliki model masing-masing dalam pendayagunaan dana ZIS tersebut.

Penelitian ini akan melihat dan mengkomparasikan model-model pendayagunaan

Page 85: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

dana ZIS melalui konsep pemberdayaan, agar ditemukannya model yang efektif

dan efisien dalam mengentaskan kemiskinan.

METODOLOGI PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian naturalistik, dengan pendekatan

kualitatif- deskriptif yaitu suatu model penelitian yang berusaha untuk membuat

gambaran/paparan dan menggali secara cermat serta mendalam tentang fenomena

sosial tertentu tanpa melakukan intervensi dan hipotesis. Sedangkan penentuan

sampel penelitian dengan menggunakan teknik purposive-sampling. Berikut

lembaga amil zakat yang diteliti:

Tabel 1. Organisasi Pengelolah Zakat (OPZ)

No Representasi

Klasifikasi

Organisasi

Amil

Sasaran

1. Pemerintah Badan Amil

Zakat (BAZ)

BAZNAS Provinsi Lampung

dan BAZNAS Kota Metro

2. LSM/Ormas

Keagamaan/Organisasi

Sosial

Lembaga Amil

Zakal (LAZ)

LAZ Lampung Peduli, LAZ

Rumah Zakat Lampung dan

LAZ Yatim Mandiri

Lampung

3. Lembaga Keagamaan

Masjid

Amil Masjid BAZ Masjid Al-Forqon

Jenis, Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, jenis data yang akan digunakan adalah data primer dan

data sekunder. Metode pengumpulan data secara variatif menggunakan beberapa

teknik, tergantung pada data yang dikehendaki dan sumber data.

Data primer akan dikumpulkan melalui Survey diperdalam dengan Focus

Group Discussion (FGD) dan wawancara mendalam (indepth interview). FGD

Akan dilakukan dengan BAZ Kota Bandar Lampung dan BAZ Kota Metro. FGD

Page 86: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

akan dilakukan juga dengan LAZ-LAZ yang ada di kedua Kota tersebut.

Wawancara mendalam dilakukan dengan Pemkab, Kandep Agama, ulama, tokoh

masyarakat, muzakki, mustahik, dan amil lainnya. Selain data primer, penelitian

ini juga menggunakan data sekunder yang didapat dari hasil publikasi, baik dari

instansi pemerintah (BPS, Dinas Sosial, Kantor Departemen Agama dan lain-

lain), BAZDA, LAZ, buku, jurnal dan situs internet.

Pengolahan dan Analisis Data

Data primer diolah dengan cara membuat transkrip dari hasil Focus Group

Discussion (FGD) dan wawancara mendalam dengan para nara sumber.

Sedangkan data sekunder diolah dengan program Excel untuk mendapatkan trend

dan pertumbuhan. Untuk mendesain rekonstruksi model yang tepat dilakukan

analis komparatif, dengan menggunakan model komparatif tersebut diharapkan

akan dapat diketahui nilai-nilai keunikan dan keunggulan masing-masing model

pemberdayaan zakat untuk orang miskin yang dilakukan oleh badan-badan amil

zakat tersebut.

KONSEPSI ZAKAT

Zakat berasal dari bahasa arab yaitu zaka yang berarti „suci‟, „baik‟, „berkah‟,

„tumbuh‟, dan „berkembang‟. Sedangkan secara terminology syariat, zakat adalah

sejumlah harta tertentu yang telah mencapai syarat tertentu yang diwajibkan oleh

Allah untuk dikeluarkan dan diberikan kepada orang-orang yang berhak

menerimanya dengan persyaratan tertentu (Hafidhudin, 2002: 13).

Berbagai harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah hasil pertanian,

perkebunan, peternakan, perikanan, pertambangan, emas, perak, uang, hasil

pendapatan dan jasa, rikaz (barang temuan), perdagangan dan perusahaan, serta

sumber penghasilan lainnya (Undang-undang RI. No.38 Tahun 1999 tentang

Pengelolaan Zakat). Adapun ashnaf (orang yang berhak menerima zakat) adalah

fakir (orang melarat), orang miskin, amil (pengelola zakat), muallaf (orang yang

baru masuk Islam), gharimin (orang berutang), ibnu sabil (orang yang dalam

Page 87: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

perjalanan menuntut ilmu), fi sabillillah (orang yang berjuang di jalan Allah),

riqab (budak) (Q.S. At-Taubah: 60).

Dari sisi konsep, zakat dapat dijadikan instrumen dalam pemberdayaan

ekonomi umat melalui pendayagunaan zakat untuk usaha produktif. Hal ini telah

diatur dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 373 Tahun 2003

pada pasal 28 ayat 2 dan pasal 29, tentang Pelaksanaan Undang-undang No.38

tahun 1999 tentang Pengeloloaan Zakat. Bahkan, pada pasal 30 didalam

keputusan tersebut lebih ditekankan lagi bahwa hasil penerimaan dari Organisasi

Pengumpul Zakat (OPZ) baik berupa infaq, sadakah, hibah, wasiat, waris dan

kafarat didayagunakan tertutama untuk usaha produktif setelah memenuhi syarat

sebagaimana dimaksud dalam pasal 29. Namun kenyataannya, dana Zakat Infaq

dan Sedekah (ZIS) belum berperan secara optimal dalam menanggulangi

kemiskinan sebagaimana yang diharapkan.

ZAKAT DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN.

Model pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat

miskin adalah program pemanfaatan dana zakat untuk mendorong mustahik

mampu memiliki usaha mandiri. Program tersebut diwujudkan dalam bentuk

pengembangan modal usaha mikro yang sudah ada atau perintisan usaha mikro

baru yang prospektif (Kholiq, 2012: 46).

Pasal 16 ayat (1) dan (2) UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat,

secara eksplisit dinyatakan bahwa pendayagunaan zakat adalah untuk memenuhi

kebutuhan hidup para mustahiq sesuai dengan ketentuan agama (delapan ashnaf)

dan dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif. Secara lebih spesifik, dalam

Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 373 Tahun 20035 pasal 28 ayat (2)

dijelaskan bahwa pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan apabila

zakat sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup para mustahiq dan ternyata masih

terdapat kelebihan. Jadi, ZIS, terutama infaq dan shadaqah, dapat dimanfaatkan

untuk usaha produktif apabila terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang

menguntungkan.

Secara garis besar, dana ZIS dapat didistribusikan pada dua jenis kegiatan,

yaitu kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif dan produktif (Nasution et al.,

Page 88: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

2008). Kegiatan konsumtif adalah kegiatan yang berupa bantuan sesaat untuk

menyelesaikan masalah yang sifatnya mendesak dan langsung habis setelah

bantuan tersebut digunakan (jangka pendek). Sedangkan, kegiatan produktif

adalah pemberian bantuan yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha produktif

sehingga dapat memberikan dampak jangka menengah-panjang bagi para

mustahiq

Menurut Antonio (2001), pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk

peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

Berdasarkan jenis keperluannya, pembiayaan produktif dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Pembiayaan modal kerja, yang merupakan pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan peningkatan produksi secara kuantitatif (jumlah hasil produksi)

dan kualitatif (peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi) serta untuk

keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

b. Pembiayaan investasi, yang merupakan pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan barang-barang modal (capital goods). serta fasilitas-fasilitas

yang erat kaitannya dengan investasi.

Menurut Sunartiningsih (2004), pemberdayaan masyarakat diartikan sebagai

upaya untuk membantu masyarakat dalam mengembangkan kemampuan sendiri

sehingga bebas dan mampu untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan

secara mandiri. Dengan demikian pemberdayaan masyarakat ditujukan untuk

mendorong terciptanya kekuatan dan kemampuan lembaga masyarakat untuk

Page 89: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

secara mandiri mampu mengelola dirinya sendiri berdasarkan kebutuhan

masyarakat itu sendiri, serta mampu mengatasi tantangan persoalan di masa yang

akan datang. Sedangkan konsep Suharto (2009) mengenai pemberdayaan adalah

kemampuan orang khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka

memiliki kekuatan dan kemampuan dalam beberapa hal:

a) Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan, dalam

arti bukan saja bebas dalam mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari

kelaparan, bebas dari kebodohan dan bebas dari kesakitan.

b) Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat

meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa yang

mereka perlukan.

c) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

mempengaruhi mereka.

Ada beberapa indikator keberhasilan program pemberdayaan menurut

Sumodiningrat (1999), yaitu :

a. Merkurangnya jumlah penduduk miskin;

b. Merkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang dilakukan oleh

penduduk miskin dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia;

c. Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya peningkatan

kesejahteraan keluarga miskin di lingkungannya;

d. Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai dengan makin

berkembangnya usaha produktif anggota dan kelompok, makin kuatnya

permodalan kelompok, makin rapinya sistem administrasi kelompok, serta

makin luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain di dalam

masyarakat;

e. Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan pendapatan yang

ditandai oleh peningkatan pendapatan keluarga miskin yang mampu

memenuhi kebutuhan pokok dan kebutuhan sosial dasarnya.

Page 90: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Total potensi zakat di Provinsi Lampung sampai saat ini belum ada data resmi

dan valid yang bisa menjelaskan mengenai potensi zakat di Provinsi Lampung.

Estimasi yang ada baik nasional maupun daerah masih diragukan. Karena teori

perhitungannya menggunakan berbagai asumsi-asumsi yang kurang valid.

Sehingga deskripsi potensi zakat antara satu lembaga lainnya berbeda-beda.

Menurut Kepala Kanwil Kementerian Agama (kanwil Kemenag) Provinsi

Lampung Abdurrahman (Lampung Post, 26 Maret 2013) potensi zakat profesi/mal

diprovinsi lampung mencapai Rp 4,5 triliun per tahun. Jumlah tersebut

diproyeksikan dari 5 juta penduduk Lampung yang membayar zakat profesi/mal

sebesar 2,5% per bulan. Dari data dana zakat di Provinsi Lampung tersebut saat

ini baru terhimpun kurang lebih sebesar 2,73% saja. Asumsi-asumsi ini sangat

lemah dan tidak valid karena didasarkan pada asumsi-asumsi prediktif saja.

Sehingga perlu dilakukan pendekatan survei sehingga akan lebih akurat dalam

menggambarkan potensi zakat di Provinsi Lampung.

Terlepas dari asumsi pot ensi zakat tersebut, perkembangan makro sosial,

ekonomi dan pemahaman agama masyarakat diasumsikan akan berpengaruh

terhadap penguatan potensi zakat di Provinsi Lampung. Indikator-indikator

tersebut dapat dilihat dari: meningkatnya kesadaran religius masyarakat,

perbaikan kehidupan ekonomi masyarakat dan berkembangnya lembaga amil

zakat profesional. Secara umum dapat dikatakan bahwa perzakatan di Provinsi

Lampung saat ini mengalami trend kebangkitan. Kesadaran untuk menunaikan

zakat secara lebih terorganisir, berdaya dan berhasil guna telah mendorong

kemunculan lembaga-lembaga amil zakat profesional dari berbagai perkumpulan

keagamaan.

Lembaga pengelola zakat di Indonesia terbagi menjadi dua yakni Badan

Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Lembaga pengelolah zakat

di Provinsi Lampung merupakan cabang dari lembaga pengelolah zakat nasional

seperti: LAZ PKPU Lampung, LAZ Rumah Zakat Lampung, LAZ Dompet

Dhuafa Lampung, LAZ DPU-DT Lampung, LAZ Yatim Mandiri Lampung,

LAZIS MU Lampung, LAZIS NU Lampung, BAZ Masjid Al-Forqon dan lain

sebagainya. Sedangkan tingkat lokal muncul LAZ Lampung Peduli, LAZ Baitul

Page 91: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Mal L-RISMA mewakili institusi swasta, sedangkan lembaga pengelolah zakat di

kalangan pemerintah yaitu BAZNAS Provinsi Lampung, BAZNAS Kota Bandar

Lampung, BAZNAS Kota Metro dan lain sebagainya.

Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, menjelaskan

bahwa pendayagunaan adalah :

a. Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mestahiq sesuai dengan

ketentuan agama.

b. Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala prioritas

kebutuhan mustahik dan dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif.

c. Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan zakat

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan keputusan Menteri.

Jenis-jenis kegiatan pendayagunaan dana zakat yang berkembang saat ini bisa

kekelompokkan berdasarkan basisnya, yaitu :

3. Berbasis Sosial

Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk pemberian dana langsung

berupa santunan sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan pokok mustahiq. Ini

disebut juga Program Karitas (santunan) atau hibah konsumtif. Program ini

merupakan bentuk yang paling sederhana dari penyaluran dana zakat.

4. Berbasis pengembangan ekonomi

Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk pemberian modal usaha

kepada mustahiq secara langsung maupun tidak langusng, yang

pengelolaannya bisa melibatkan maupun tidak melibatkan mustahik sasaran.

Penyaluran dana zakat ini diarahkan pada usaha ekonomi yang produktif,

yang diharapkan hasilnya dapat mengangkat taraf kesejahteraan masyarakat.

Tabel 1. Bentuk Pendayagunaan ZIS Amil Zakat di Provinsi Lampung

No Bentuk Pendaya gunaan

Amil Zakat

BAZNAS

Prov.

Lampung

Rumah

Zakat

Lampung

Peduli

PKPU DPU-DT Masjid Al-

Forqon

1 Menyelenggarakan

kegiatan khusus √ √ √ √ √ √

2 Bantuan pendidikan √ √ √ √ √ - 3 Bantuan sosial umum, √ √ √ √ √ √

Page 92: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

fakir miskin dan yatim

4 Pelayanan sosial

(kesehatan) - √ √ √ √ -

5 Pinjaman/bantuan untuk

pemberdayaan ekonomi √ √ √ √ √ √

Motode pendistribusian dana zakat, pada masa kekinian dikenal dengan

istilah zakat konsumtif dan zakat produktif. Hampir seluruh lembaga pengelolaan

zakat menerapkan metode ini. Secara umum kedua kategori zakat ini dibedakan

berdasarkan bentuk pemeberian zakat dan penggunaan dana zakat itu oleh

mustahiq. Masing-masing dari kebutuhan konsumtif dan produktif tersebut

kemudian dibagi dua, yaitu konsumtif tradisional dan konsumtif kreatif,

sedangkan yang berbentuk produktif dibagi menjadi produktif konvensional dan

produktif kreatif, adapun penjelasan lebih rinci dari keempat bentuk penyaluran

zakat teresebut adalah:

a) Konsumtif Tradisional

Maksud pendistribusian zakat secara konsumtif tradisional adalah bahwa

zakat dibagikan kepada mustahiq dengan secara langsung untuk kebutuhan

konsumsi sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang

kepada fakir miskin setiap idul fitri atau pembagian zakat mal secara

langsung oleh para muzakki kepada mustahiq yang sangat membutuhkan

karena ketiadaan pangan atau karena mengalami musibah. Pola ini

merupakan program jangka pendek dalam rangka mengatasi permasalahan

umat.

b) Konsumtif Kreatif

Pendistribusian zakat secara konsumtif kreatif adalah zakat yang diwujudkan

dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin

dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya.

Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat sekolah dan beasiswa untuk para

pelajar, bantuan sarana ibadah seperti sarung dan mukena, bantuan alat

pertanian, seperti cangkul untuk petani, gerobak jualan untuk pedagang kecil

c) Produktif Konvensional

Page 93: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Pendistribusian zakat secara produktif konvensional adalah zakat yang

diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, di mana dengan

menggunakan barang-barang tersebut, para muzakki dapat menciptakan suatu

usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau untuk

membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit

d) Produktif Kreatif

Pendistribusian zakat secara produktif kreatif adalah zakat yang diwujudkan

dalam bentuk pemberian modal bergulir, baik untuk pemodalan proyek sosial,

seperti pembangunan sosial, seperti pembangunan sekolah, sarana kesehatan

atau tempat ibadah maupun sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi

pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.

Tabel 2.

Bentuk Pendayagunaan ZIS untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin di Provinsi

Lampung

No Bentuk

Pendayagunaan

Amil Zakat

BAZNAS Prov.

Lampung

Rumah

Zakat

Lampung

Peduli

PKPU DPU-DT Masjid Al-

Forqon

1 Bantuan modal

secara langsung

Pinjaman Modal

Usaha Non-

Formal

Bantuan

sarana dan

modal

UKM

Sosial

Trust

Fund

Bantuan

Modal

Usaha

Non-

Formal

- Pinjaman

Modal

Usaha

Non-

Formal

2 Bantuan

perintisan usaha

- Program

Bantuan

Wirausaha

Kampung

Ternak

dan Petani

Sehat

Indonesia

- Usaha

Ternak

Mandiri

-

Pembaharuan dalam aspek pendayagunaan zakat merupakan pembaharuan

yang menyangkut pada aspek pemanfaatan dana zakat. Selama ini ada kesan

bahwa zakat melanggengkan kemiskinan. Hal ini dapat kita lihat dari penerima

zakat yang tidak pernah berubah statusnya dari penerima zakat (mustahiq)

menjadi pemberi/pembayar zakat (muzzaki), bahkan setiap tahunnya jumlah

mustahiq cenderung bertambah. Penyaluran bantuan LAZ dan BAZ di Provinsi

Lampung dilakukan melalui program-program bidang pendidikan, bidang

Page 94: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

kesehatan, bidang kepemudaan serta bidang ekonomi kebanyakan masih

dilakukan secara tersebar dan cenderung parsial tergantung mustahiq berada untuk

setiap programnya. Masih lemahnya infrastruktur dan skill tenaga pendamping

program pemberdayaan menjadi faktor kendala tersendiri bagi sebagian LAZ dan

ZIS. Hal ini akan menyebabkan kesulitan dalam memberikan kontrol, evaluasi

dan pengkuran keberhasilan program. Kedepan perubahan dari pola konsumsi

menjadi pola produktif menjadi salah satu jalan bagi pemberdayaan dana zakat

masa depan. Model pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi

masyarakat miskin adalah program pemanfaatan dana zakat untuk mendorong

mustahiq mampu memiliki usaha mandiri.

Model optimalisasi dana zakat yang diterapkan oleh LAZ Rumah Zakat

dengan pendekatan Integrated Community Development (ICD) atau

pemberdayaan wilayah perpadu atau lebih dikenal sebagai konsep desa binaan

memiliki keunikan tersendiri. Integrated Community Development (ICD)

merupakan sentra atau pusat pemberdayaan mustahik yang berbasis komunitas di

kelurahan atau kecamatan. Tujuan model ICD adalah: 1). Membantu mustahiq

untuk survive di tengah kekurangan materi yang dimilikinya, 2). Terpantaunya

perkembangan kesejahteraan mustahiq selama dalam binaan, 3). Tersadarkannya

masyarakat terhadap tanggung jawab lokal dalam mengentaskan kemiskinan

diwilayahnya, dan 4). Terentasknnya mustahiq dari garis kemiskinan sehingga

bisa berubah kesejahteraannya pada level muzakki (orang yang membayar zakat).

Setiap wilayah yang termasik dalam program ICD akan didampingi oleh satu

orang atau lebih Musthiq Relation Officier (MRO). MRO berfungsi sebagai

penggerak, pendamping, fasilitator, dinamisator bahkan dai yang membantu

memastikan 4 rumpun program utama LAZ/BAZ diterima dengan baik di

masyarakat. Setiap MRO diwajibkan tinggal di komunitas tersebut dan

mengelolah 100-250 keluarga. Dengan demikian, proses pemberdayaan yang

dilakukan LAZ/BAZ berlangsung lebih terpantau, terintegrasi dan berkelanjutan.

Page 95: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

KESIMPULAN

Motode pendistribusian dana zakat, pada masa kekinian dikenal dengan

istilah zakat konsumtif dan zakat produktif. Hampir seluruh lembaga pengelolaan

zakat menerapkan metode ini. Secara umum kedua kategori zakat ini dibedakan

berdasarkan bentuk pemeberian zakat dan penggunaan dana zakat itu oleh

mustahiq. Masing-masing dari kebutuhan konsumtif dan produktif tersebut

kemudian dibagi dua, yaitu konsumtif tradisional dan konsumtif kreatif,

sedangkan yang berbentuk produktif dibagi menjadi produktif konvensional dan

produktif kreatif.

Model optimalisasi dana zakat yang diterapkan oleh LAZ Rumah Zakat

dapat dijadikan contoh model alternatif sehingga penyaluran dana ZIS lebih

efektif dan efisien dalam pengentasan kemiskinan, dengan pendekatan Integrated

Community Development (ICD) atau pemberdayaan wilayah perpadu atau lebih

dikenal sebagai konsep desa binaan memiliki keunikan tersendiri. Integrated

Community Development (ICD) merupakan sentra atau pusat pemberdayaan

mustahik yang berbasis komunitas di kelurahan atau kecamatan.

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.

Firmansyah, dkk. (2009), Potensi dan Peran Zakat Dalam Mengurangi

Kemiskinan (Laporan Penelitian P2E-LIPI).

Fujyono, Arif. 2009. Optimalisasi ZIS dalam Mengentaskan Kemiskinan. Jurnal

of Islamic Bussiness and Economics, Juni 2009 Vol.2 No.1

Hafi dhuddin, Didin, (2002), Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta:

Gema Insani Press.

Kholiq, Abdul. 2012. Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah untuk

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin di Kita Semarang. Ristek

Vol. 6 No. 1 Hal 39-47

Kisroh, A.S. 2007. Model Pemberdayaan Masyarakat Tergususr Akibat

Pembangunan Bendungan Nipah melalui Pola Kemitraan di Sampang

Page 96: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Madiun.

Masyarakat Mandiri. 2006. Laporan Triwulanan III (TW03): Oktober –

Desember Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Program Pendampingan

Klaster Tahu Iwul Desa Bojong Sempu.

Nasution, dkk. 2008. Indonesia Zakat and Development Report 2009. Depok:

CID.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999

tentang Pengelolaan Zakat.

Petrasa, 2008. Wacana Pusat Studi Mengatsi Bencana.Yogyakarta: UPN Veteran.

Rangkuti, Fredy. 2007. Analisis Swot Teknik Membedah Bisnis. Jakarta: Gramedia

Suharto, E. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

Refika Aditama.

Sukmana, Oman. 2010. Konsep Pemberdayaan Masyarakat melalui

Pengembangan Komunitas Berbasis Potensi Lokal. Humanity, Vol 6 No.1,

September 2010 Hal 59-64

Sumodiningrat, G. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman

Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sunartiningsih, Agnes (ed.).2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat.

Yogyakarta: Aditya Media.

Susanto, H. 2006. Dinamika Penanggulangan Kemiskinan: Tinjauan Historis

EraOrde Baru. Jakarta: Khanata.

Todaro, M. P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Yunus, Muhammad.2006.Grameen Bank (Bank Kaum Miskin). Terjemahan Irfan

Nasution. Jakarta: Penrbit Buku Kita.

Page 97: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 98: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

AN ANALYSIS OF FUNDS ZAKAT MODEL IN EMPOWERMENT POOR

CITY URBAN THROUGH COMMUNITY BASED DEVELOPMENT

(CBD) IN LAMPUNG

NEDI HENDRI & SUYANTO

Muhammadiyah University of Metro, Lampung-Indonesia

[email protected] or [email protected] 085267185403

ABSTRACT

The problems of poverty are quite complex requiring the intervention of all

parties. Most of Zakat Management Organization runs the utilization program of

zakat to tackle the problem of poverty only by its own logic. Therefore the

empowerment models of Zakat funds to the urban poor in different system, with

the advantages and disadvantages of each system. The aim of this study is to find

a prototype model of the proper optimization of charity funds in the empowerment

of the poor town based on local wisdom in Lampung province. For the first stage

this study used a survey method with the data derived from the results of the

Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interviews with the speakers is the

model identification stage. In the second stage is the stage of reconstruction model

using comparative analysis. Community Based Development is a method of

approach that involves communities in development. Where constructions began

on the stage of ideas, planning, program development activities, budgeting,

procurement of resources to the implementation of a more emphasis on real desire

or the real needs of the community in a group of people. Integrated C ommunity

Development (ICD) is a place that is focused on the integrated delivery of

education, health, youth training, and economic empowerment of community-

Page 99: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

based integrated manner. With Mustahik Relation Officer (MRO) as human

resources assistant, ICD became the center of the distribution of the program so

that the program is more scalable, and controlled.

Keywords: Zakat Fund, Empowerment, Poor Urban, Community Based

Development (CBD).

INTRODUCTION

Poverty is a phenomenon of human life that always accompanies the process

of development and is considered as a barrier because its effects are likely to be

negative. With the largest Muslim population in the world, Indonesia has the

potential to overcome poverty through fiscal policy management of Zakat,

Donation and Charity (ZDC). ZDC can be an alternative to overcome poverty

because its targets clearly set out in the Qur'an, that is poor. Distribution should be

developed towards empowerment through productive activities is not for

consumption. So far, the potential and the importance of charity as an effort to

alleviate poverty are still considered underestimatedly, but charity actually has a

huge economic potential for Indonesia. Nowadays, collecting funds of ZDC have

reached five a percentage of the total potential of zakat reaches 20 trillions of

dollars each year. Although ZDC has been professionally managed by Zakat

Management Organization (ZMO) that exist in Indonesia, the distribution of

beneficiaries of funds of ZDC impress overlap with each other, as the collection

of ZDC are still focused on a specific area. According to Firman (2009) utilization

of Zakat funds for this still adheres to the old paradigm, ie zakat should be shared

Page 100: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

out for all classes specified and for a moment so that the utilization of zakat

consumption for the purpose of productive economic empowerment has not been

a top priority. Furthermore Fujiyono (2009: 76-79) concludes that distributor of

ZDC is still less effective and benefit of ZDC funds through economic

empowerment is still classified as less efficient.

Paradigm charity of foundation jurisprudence can be utilized in productive

economic activities. It is time ZMO start reducing consumption and optimize the

portion of zakat and charity prioritizes productive. Many models and policies

conducted so far are not effective and efficient in overcoming poverty. The

paradigm of development through empowerment (empowerment) is an

appropriate approach to overcoming poverty.

According Pujiyono (2009: 52) empowerment is a process and a goal. As a

process, empowerment is a series of activities to improve the power and

empowerment of vulnerable groups in society, including individuals who have

problems of poverty. For the purpose, empowerment refers to the state or the

results to be achieved by a social change, which empowered community, have

power or have the knowledge and ability to meet their needs whether physical,

economic, and social.

Model utilization of zakat to the concept of empowerment is the current

trend among institutions of zakat and relevant to address poverty, for example

ZDC empowerment by providing venture capital good with a loan without a

profit-sharing system (Qardhul Hasan) and the profit-sharing system. However,

through mentoring programs should microenterprises with productive charitable

Page 101: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

giving in the form of a revolving fund can be developed with a "community-based

development" or even "integrated development community (IDC)" to be effective

and efficient in alleviating poverty.

The purpose ot this research are; to know the distribution of zakat models

through the empowerment of the poor town in the Lampung province. Create the

optimization of zakat funds model right in the empowerment of the poor town in

the Lampung province.

RESEARCH METHOD

Research Design

This study is a naturalistic study with qualitatif- descriptive approach. This

is a model of research that seeks to create a description / exposurion and dig

carefully and deeply about certain social phenomena without intervention and

hypotheses. While the determination of the sample uses purposive sampling

technique. Here amil zakat institutions data:

Table 1 - Zakat Management Organization (ZCO)

No Representation

Amil

Organization

Clasified

Target

1. Goverment BAZ BAZNAS Lampung Province

2. LSM/Ormas

Religion/Social

LAZ Lampung careness, Dompet

Dhuafa Lampung, Rumah

Page 102: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Organization Zakat Lampung, DPU-DT

Lampung dan PKPU

Lampung

3. Religion Instution of

Masjid

Amil Masjid BAZ Masjid Al-Forqon

Types, Sources and Data Collection Techniques

In this study, the types of data that will be used are primary data and secondary

data. Data collection methods are varied using several techniques, depending on

the desired data and data sources. Primary data will be collected through a survey

deepened by the Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interviews (depth

interview). FGDs will be conducted by BAZNAS Lampung Province. FGD will

be done also by LAZ-LAZ in Lampung Province. In-depth interviews conducted

by local government, Kandep of Religion, scholars of moslems, community

leaders, muzakki, mustahiq, and other collectors. In addition to the primary data,

this study also uses secondary data obtained from the publications, both from

government agencies (BPS, Social Services, Office of Religious Affairs and

others), Regional BAZNAS, LAZ, books, journals and internet sites.

Processing and Data Analysis

Primary data is processed by making a transcript of a Focus Group Discussion

(FGD) and in-depth interviews with resource persons. While secondary data

processed by the program Excel to get the trend and growth. To design an

appropriate model reconstruction performed comparative analysts, using

Page 103: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

comparative models are expected to be known values of uniqueness and

advantages of each model of empowerment charity to the poor is done by agencies

of zakat itself. The results are analyzed with SWOT analysis and analysis of the

situation analyst in order to obtain a desired prototype models.

ZAKAT CONCEPTION

Zakat is derived from the Arabic word that zakat which means 'sacred',

'good', 'blessing', 'growth' and 'developing'. While the terminology of law, zakat is

a certain amount of assets that have reached that certain conditions are required by

God to be issued and given to those who deserve it with certain requirements

(Hafidhudin, 2002: 13).

Various property shall be issued zakat is agriculture, plantation, animal

husbandry, fisheries, mining, gold, silver, money, revenue and services, rikaz

(artifacts), trade and enterprise, as well as other sources of income (Republic Act.

38 Year 1999 on Zakat Management). The ashnaf (person who is entitled to

receive zakat) is indigent (the destitute), the poor, amil (zakat), converts (those

who are new to Islam), gharimin (debtor), Ibn sabil (person who in the course of

study), fi sabillillah (people who fight in Allah's way), Riqab (slave) (Surat At-

Tawbah: 60).

In terms of concept, zakat can be used as an instrument in the economic

empowerment of people through the utilization of zakat for productive enterprises.

This has been stipulated in the Decree of the Minister of Religious Affairs of the

Page 104: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Republic of Indonesia No. 373 of 2003 in Article 28, paragraph 2 and Article 29,

concerning the implementation of Act 38 of 1999 on zakat management. In fact,

in article 30 in the decision is emphasized again that the proceeds of Zakat

Collectors Organization (ZCO) either donation, charty, wills, inheritance or

expiation utilized especially for productive activities after getting the requirements

as stipulated in Article 29. But in the reality, Zakat, Donation and Charity fund

(ZIS) is not optimal to overcome the tackling poverty as expected.

ZAKAT AND EMPOWERMENT OF THE POOR

Utilization of zakat model for the economic empowerment of the poor is a

program to encourage the utilization of Zakat funds to support mustahik able to

have an independent business. The program is realized in the form of capital

development of micro enterprises existing or new planting prospective micro

enterprises (Kholiq, 2012: 46).

Article 16 first and second paragraph of Law No. 38 Year 1999 on Zakat

Management, explicitly stated that the utilization of zakat is to meet the needs of

the mustahiq life in accordance with the provisions of religion (eight ashnaf) and

can be utilized for productive enterprises. More specifically, in the Decree of the

Minister of Religion (KMA) No. 373 of 20 035 Article 28 paragraph (2) explained

that the utilization of zakat for productive activities carried out when charity was

able to meet the needs of the mustahiq life and it turns out there are advantages.

So, ZIS, especially infaq and Sadaqah, can be utilized for productive activities

when there are real efforts are likely to benefit.

Page 105: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

ZIS funds can be distributed on two types of activities, ie activities that are

consumptive and productive (Nasution et al., 2008). Consumptive activities are

activities that form of relief just to solve problems that are urgent and immediately

discharged after the aid is used (short-term). Meanwhile, productive activity is the

provision of assistance intended for productive activities so as to provide medium

to long term impact for the mustahiq.

According to Antonio (2001), earning financing is intended to meet the

financing needs of the production in a broad sense, ie to increase the business,

whether production, trade and investment. Based on the type of needs, financing

productive divided into two, namely:

c) Working capital financing, which is the financing to meet the needs of

increased production quantitatively (amount of production) and qualitative

(quality improvement or quality of production) as well as for trading purposes

or increase the utility of place of an item.

Page 106: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

d) Financing of investment, which is the financing to meet the needs of capital

goods (capital goods) and facilities that are closely associated with the

investment.

According to Sunartiningsih (2004), empowerment is defined as an effort to

assist communities in developing their own abilities that are free and able to solve

problems and make decisions independently. Thus empowerment is intended to

encourage the strength and ability of public agencies to independently able to

manage itself based on the needs of the community itself, and is able to overcome

the challenges of the problems in the future. While the concept of Suharto (2009)

concerning empowerment is the ability of people are particularly vulnerable and

weak that they have the strength and ability in several ways:

d) Meeting the basic needs so that they have the freedom, in the sense of not

only free to express their opinions, but freedom from hunger, freedom from

ignorance and free from pain.

e) Reaching productive resources that enable them to increase their income and

obtain goods and services they need.

f) Participate in the development process and the decisions that affect them.

There are several indicators of the success of development programs by

Sumodiningrat (1999), namely:

f) Shrinkage of poor people number;

g) Development efforts to increase revenue made by the poor to take advantage

of available resources;

Page 107: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

h) Increased public awareness of efforts to improve the welfare of poor families

in the neighborhood;

i) Increase the independence of the group are characterized by the growing

business and productive members of the group, the group's capital strength,

the neat system administration group, as well as the growing extent of the

interaction of group with other groups in society;

j) Increasing the capacity of communities and the equitable distribution of

income that is characterized by an increase in the income of poor families is

able to meet basic needs and social needs basically.

COMMUNITY BASED CONCEPT DEVELOPMENT (CBD).

Community Driven Development approach (CBD) is a method of approach that

involves community / communities in development. In this development involves

a variety of elements including the broader social, cultural, economic to regulatory

environment (Hidayat and Darwin, 2001). The nature of the CBD this approach is

the development process from initial idea / ideas, planning, program development

activities, budgeting / cost, procurement of resources to the implementation of a

more emphasis on real desire or need there (the real needs of the community) in

community groups.

According to Hidayat and Darwin (2001) the basic principles of the concept of the

CBD are:

Page 108: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

f) Required level of break-even in every residence which is managed through

the CBD program. The aim is that the activities are managed is able to be

preserved or developed.

g) The concept of CBD always involves participation of community that

includes the planning and implementation of programs.

h) Between training and business development is an integral and inseparable.

i) Implementation of the CBD should maximize existing resources, particularly

the issue of funding.

j) Organization of the CBD must position itself as a "middleman" to the links

between government interests with the interests of the people who are micro.

RESULTS AND DISCUSSION

The total potential of zakat in Lampung province until now does not have

official data and valid that could explain the potential zakat in Lampung Province.

An estimate of existing national and regional is still doubtful. Because theory

calculations using various assumptions that are less valid. So the description of

the potential zakat among the other agencies varies. According to the Head Office

of the Ministry of Religious Affairs (MORA offices) Abdurrahman in Lampung

Province (Lampung Post, March 26, 2013), the potential zakat profession / mal in

Lampung province reached Rp 4.5 trillion each year. The projected amount of 5

million for inhabitants Lampung who pay zakat profession / mall is 2.5% each

month. From the data of zakat in Lampung Province is currently only collected

Page 109: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

approximately 2.73% only. These assumptions are very weak and not valid

because it is based on predictive assumptions only. So that needs to be done so

that the survey approach will be more accurate in describing the potential for

charity in Lampung Province.

Regardless of the zakat potential assumptions, macro development of

social, economic and religious understanding of society is assumed to be an effect

on strengthening the potential for charity in Lampung Province. These indicators

can be seen from: increasing awareness of the religious community, the economic

life of the improvement of society and the development of professional amil zakat

institutions. In general it can be said that perzakatan in Lampung province is

currently experiencing a revival trend. Awareness for alms giving more organized,

powerful and effective has encouraged the emergence of institutions of zakat

professionals from various religious associations.

Zakat management institutions in Indonesia are divided into two namely

Amil Zakat (AZ) and the Institute of Amil Zakat (IAZ). Management institution

of zakat in Lampung province is a branch of a national charity management

institutions such as: LAZ PKPU Lampung, LAZ Rumah Zakat Lampung, LAZ

Dompet Dhuafa Lampung, LAZ DPU-DT Lampung, Lampung LAZIS MU,

LAZIS NU Lampung, BAZ Al-Forqon and other so forth. While the local level

appears LAZ Lampung Care represents private institutions and management zakat

institutions in government circles are BAZNAS Lampung, BAZNAS Bandar

Lampung, BAZNAS Metro and so forth.

Law No. 38 of 1999 on Zakat Management explained that the utilization is:

Page 110: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

d) Results of collecting alms for mestahiq utilized in accordance with the

provisions of religion.

e) Utilization of collecting zakat based on priority needs mestahiq and can be

used for productive enterprises.

f) The requirements and procedures for collecting zakat utilization as referred to

in paragraph (2) shall be regulated by the decision of the Minister.

The types of activities that develop the utilization of Zakat funds currently can

divide into two bases on the basis of activities, namely:

3. Based Social

Distribution of zakat this kind conducted in the form of direct funding in the

form of compensation for the fulfillment of basic needs mestahiq. It is also

called the Charity Program (compensation) or grant consumer. This program

is the simplest form of the distribution of zakat funds

4. Based Economic Development

Distribution of zakat this kind conducted in the form of venture capital to

mustahiq directly, whose management may involve or not involve mustahik

target. The distribution of zakat funds is directed to productive economic

enterprises, which may also be raised welfare of society.

Table 2.

Utilization of ZDC by Amil Zakat in Lampung Province

No Management

Amil Zakat

BAZNAS Rumah Dompet PKPU DPU- Masjid

Page 111: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Prov.

Lampung

Zakat Dhuafa DT Al-

Forqon

1 Carrying out

specific

activities

√ √ √ √ √ √

2 Education

Helping

√ √ √ √ √ -

3 general social

assistance, poor

and orphaned

√ √ √ √ √ √

4 Social Service

(health)

- √ √ √ √ -

5 Loan /

assistance for

economic

empowerment

√ √ √ √ √ √

Distribution of zakat Method, the present time is known as zakat consumptive and

productive charity. Almost all of zakat management institutions apply this

method. In general, these two categories of zakat is distinguishable by giving

charity and the charity fund utilization by mestahiq. Each of the consumptive and

productive needs are then divided into two, namely the traditional consumptive

and consumptive creative, while the form of productive divided into conventional

Page 112: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

productive and creative productive, while a more detailed description of the four

forms of distribution of zakat are:

e) Traditional Consumer

Purpose of traditional consumptive distributing zakat is that zakat distributed

to mustahiq with directly for daily consumption needs, such as the division of

tithes in the form of rice and money to the poor every Eid or distribution of

zakat mal directly by the muzakki to mustahiq who desperately need because

of lack of food or because of the unfortunate. This pattern is a short-term

program in order to overcome the problems of the people.

f) Consumer Creative

Distributions of Zakat as a creative consumer is realized in the form of zakat

consumer‟s goods and are used to help the poor in overcoming social and

economic problems it faces. The contributions are in the form of school

supplies and scholarships for students, aid places of worship such as gloves

and mukena, help agricultural implements, such as hoes for farmers, carts

selling to small traders

g) Productive Conventional

Distribution of Zakat conventional productively is charity given in the form

of productive goods, where the use of these items, the muzakki can create a

business, such as the provision of goats, milking cows or for plowing,

carpentry tools, and sewing machines

h) Productive Creative

Page 113: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Distribution of Zakat productively creative is manifested in the form of

revolving capital, both for capitalization of social projects, such as social

development, such as the construction of schools, health facilities or places of

worship as well as venture capital to help or for business development, traders

or small businesses.

Table 3.

Utilization of ZDC Form for Economic Empowerment of The Poor In

Lampung Province

No Management

Amil Zakat

BAZNAS

Prov.

Lampung

Rumah

Zakat

Dompet

Dhuafa

PKPU DPU-DT Masjid

Al-

Forqon

1 Capital

assistance

directly

Capital

loans of

non-

formal

Capital

support

non-

formal

- Capital

loans

of non-

formal

2 Pioneering

effort helping

- Enterpreneur

aid program

Livestock

village

And

Indonesian

Farmer

Healthy

- Autonomous

livestock

enterpreneur

-

Page 114: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Updates in the aspect of utilization of zakat are the renewal of the aspects

concerning the utilization of Zakat funds. So far, there is an impression that

perpetuates poverty charity. It can be seen from the recipients who never changed

his status of recipients (mustahiq) become givers / tax payers (muzzaki), even

every year mustahiq number tends to increase. LAZ aid delivery and BAZ is done

through programs in education, health, the area of youth and the economic field is

still done mostly scattered and tend to be partially dependent mustahiq for each

program. This will cause difficulty in control, evaluation and sizing success of the

program. Besides the change of consumption patterns become productive patterns

become one way for future empowerment charity funds. Model utilization of

zakat for the economic empowerment of the poor is a program to encourage the

utilization of Zakat funds mustahiq able to have an independent business.

Page 115: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Picture 2.

Optimalizm Funds Zakat Model Through Integrated Community

Development (ICD)

Optimization of zakat funds model to approach the Integrated Community

Development (ICD) or empowerment integrated region, or better known as the

concept of guided village. Integrated Community Development (ICD) is the center

or center-based community empowerment mustahik at village or district. The

purpose ICD models are: 1). Help mustahik to survive in the midst of its material

Government LAZ/BAZ

Poverty Data, Field Analisis,

Coordination Forum

Yes No

Program/Strategy/Regulation/Regulation of poverty

decrease

Fasilkitasi

Vision & Mision Work Programs

Zakat Empowerment

STOP

MRO

Education

Social

Economic Empowerment

Teenager

rrrrr Poverty

MRO

Page 116: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

shortages, 2). monitor the development of the welfare mustahiq for the target, 3).

make people aware of the responsibility to alleviate poverty locally territory, and

4). reduce mustahiq of poverty so they can change their welfare at the level

muzaki (people who pay zakat). Each region includes in ICD program will be

accompanied by one person or more Musthiq Relations Officer (MRO). MRO

serves as a driver, companion, facilitator, motivator and even preachers who

helped ensure the 4 main program clumps LAZ / BAZ well received in the

community. Each MRO required to live in the community and managed the

family 100-250. Thus, the process of empowerment LAZ / BAZ lasts is longer

observed, integrated and sustainable

CONCLUSION

The problems of quite complex poverty are requiring the intervention of

all parties together and coordinated. During Zakat Management Organization

(ZCO) run the program utilization of Zakat to tackle the problem of poverty only

by its own logic. So the empowerment Zakat funds models which happens to the

urban poor is different having in the advantages and disadvantages as well. This

study aims to find a prototype model of the proper optimization of charity funds in

the empowerment of the poor town based on local wisdom in Lampung province.

This study used a survey method for the first phase with the data derived from the

results of the Focus Group Discussion (FGD) and in-depth interviews with the

speakers is the model identification stage and the second stage is the stage of

reconstruction model using comparative analysis and SWOT analysts. The result

that wants to be achieved through this study is getting thesis about optimization

Page 117: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Zakat funds models in empowerment of the poor town in the Lampung province

and drafting prototype optimization Zakat fund models in a community

development based on local wisdom city in the Lampung province. Community

Based Development approach (CBD) is a method of approach that involves

communities in the development where construction began on the stage of ideas,

planning, making the program of activities, budgeting / cost, procurement of

resources to the implementation of a more stressed the desire or need for real there

(the real needs of the community) in a communities.

Integrated Community Development (ICD) is a focused spot to integrate

the delivery of education, health, youth training, and economic empowerment of

community-based integrated manner. With Mustahik Relation Officer (MRO) as

human resource (HR) assistant, ICD became the centre of the distribution of the

program so that the program is more scalable, and controlled.

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani.

Firmansyah. 2009. Potensi dan Peran Zakat Dalam Mengurangi

Kemiskinan (Laporan Penelitian P2E-LIPI).

Fujyono, Arif. 2009. Optimalisasi ZIS dalam Mengentaskan Kemiskinan. Jurnal

of Islamic Bussiness and Economics, Juni 2009 Vol.2 No.1

Hafi dhuddin, D.2002. Zakat Dalam Perekonomian Modern. Jakarta:

Gema Insani Press.

Kholiq, A.2012. Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah untuk

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin di Kita Semarang. Ristek

Vol. 6 No. 1 Hal 39-47

Kisroh, A.S. 2007. Model Pemberdayaan Masyarakat Tergususr Akibat

Page 118: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Pembangunan Bendungan Nipah melalui Pola Kemitraan di Sampang

Madiun.

Masyarakat Mandiri. 2006. Laporan Triwulanan III (TW03): Oktober –

DesemberMasyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Program Pendampingan

Klaster Tahu Iwul Desa Bojong Sempu.

Nasution. 2008. Indonesia Zakat and Development Report 2009. Depok:

CID.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999

tentang Pengelolaan Zakat.

Petrasa.2008. Wacana Pusat Studi Mengatsi Bencana.Yogyakarta: UPN Veteran.

Rangkuti, F. 2007. Analisis Swot Teknik Membedah Bisnis. Jakarta: Gramedia

Suharto, E. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung:

Refika Aditama.

Sukmana, O. 2010. Konsep Pemberdayaan Masyarakat melalui

Pengembangan Komunitas Berbasis Potensi Lokal. Humanity, Vol 6 No.1,

September 2010 Hal 59-64

Sumodiningrat, G. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring Pengaman

Sosial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sunartiningsih, Agnes (ed.).2004. Strategi Pemberdayaan Masyarakat.

Yogyakarta: Aditya Media.

Susanto, H. 2006. Dinamika Penanggulangan Kemiskinan: Tinjauan Historis

EraOrde Baru. Jakarta: Khanata.

Todaro, M. P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Yunus, Muhammad.2006.Grameen Bank (Bank Kaum Miskin).

Terjemahan Irfan Nasution. Jakarta: Penrbit Buku Kita.

Page 119: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 120: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

PRODUK UNGGULAN KOTA BERBASISKEARIFANLOKAL DI PROVINSI LAMPUNG

Penulis NediHendri, S.E., M.Si., Ak., CA. Suyanto, S.E, M.Si.,Ak., CA. Siti Nurlaila., M.Psi. Desain Cover Team LadunyCreative Lay Out Team LadunyCreative

ISBN 978-602-1397-88-6

CetakanI, Oktober2016 Jumlah 45 halaman Ukuran15 x 23 cm

Dicetakdanditerbitkanoleh: CV. LADUNY ALIFATAMA (PenerbitLaduny) Anggota IKAPI

- Perum JSP Blok V 6 No. 11 Tejoagung, Metro – Lampung.

- Jl. Ki HajarDewantara No. 49 Iringmulyo, Kota Metro – Lampung. Telp. : 085269012121– 085769001000 Email :[email protected]

Page 121: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWr. Wb. Pertama, tim penyusun mengajak marilah senantiasa

memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT,mengingat sampai

sekarang ini kita masih dikaruniai kenikmatan yang kita tidak sanggup

untuk menghitung-hitungnya, terutama nikmat iman, islam, kesehtan,

kehidupan, dan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri kita

sebagai Abdillah dan khalifah Allah SWT di muka bumi ini. Shalawat dan

salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, nabi besar

Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga dan ummatnya yang setia

sampai akhir zaman nanti.

Penyusun mengucapkan terimakasih banyak kepada semua pihak

yang mendukung terselesaikannya penyusunan buku tentang “Produk

Unggulan Kota Berbasis Kearifan Lokal Di Provinsi Lampung” ini. Tim

penyusun menyadari terdapat kekurangan – kekurangan dari buku ini baik

dalam penyusunan mau pun kata-kata, untuk itu saran dan kritik dari

pembaca sangatlah kami harapkan. Tim penyusun juga berharap semoga

dengan adanya buku ini, masyarakt terkhusus di provinsi lampung dapat

mengetahui tentang produk-produk unggulan/potensi dalam

perekonomian di propinsi lampung.

WaassalamualaikumWr. Wb.

Horma kami, Tim Penyusun

Page 122: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

DAFTAR ISI

Kata pengantar .................................. 3 Daftar Isi .......................................... 4

Bab I konsep dasar produk unggulan Pendahluan ................................... 5 Pembangunan Ekonomi Daerah Berbasis Keunggulan Produk ...... 7 Produk Unggulan Daerah. .................. 9

Bab 2Konsep Dasar Kearifan Lokal Pendahuluan ................................. 14 Definisi Kearifan Lokal. ..................... 15 Peran Kearifan Lokal dalam Pemecahan Masalah. ........................ 19

Bab 3Gambaran umum wilayah perkotaan Di provinsi lampung

Kota Bandar Lampung. ........................ 21 Kota Metro ...................................... 23

Bab 4Produk Unggulan Kota Berbasis Kearifan Lokal Di Provinsi Lampung

Kota Bandar Lampung. ...................... 28 Kota Metro. ................................... 35

Bab 5 Kesimpulan ............................... 43 DaftarPustaka

Page 123: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 1

KONSEP DASAR PRODUK UNGGULAN

A. Pendahuluan.

Beberapa tahun belakangan ini, di banyak negara muncul istilah

ekonomi kreatif sebagai alternatif pembangunan ekonomi yang

menekankan pada aspek peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup

yang lebih baik. Ekonomi kreatif sebagai modal dasar dalam menghadapi

persaingan ekonomi dimana berpijak pada kemampuan untuk

mewujudkan kreativitas yang diramu dengan nilai seni, teknologi,

pengetahuan dan budaya. Di banyak negara konsep ekonomi kreatif ini

semakin mendapat perhatian karena ternyata dapat memberikan

kontribusi nyata terhadap nilai ekonomi.

Howkins (2007), mengungkapkan kontribusi nyata ekonomi kreatif

terhadap nilai ekonomi, sebagai contoh, dalam internet advertising

market : USA (US$ 155 milyar), China (US$ 38 milyar), Jerman (US$ 22

milyar), Inggris (US$ 19 milyar).Dalam sektor arsitektur, terdapat lima

perusahaan yang mendapat keuntungan seperti Nikken Sekkei/Japan

(>100 arsitek dan US$ 250 Juta), Genster/USA (> US$ 250 juta),

HOK/USA (> US$ 250 juta), Aedas/UK (US$ 180-189 juta), Skidmore

Owings and Merril/USA (US$ 180-189 juta). Pada sektor kerajinan

misalnya Pasar Amerika: US $11 milyar

Bahkan secara statistik pula, ekonomi kreatif di Indonesia dianggap

memiliki kontribusi yang cukup positif terhadap pembangunan ekonomi.

Ekonomi kreatif memiliki manfaat bagi kehidupan sosial dan ekonomi

masyarakat Indonesia, yakni pertambahan nilai suatu barang/jasa, dapat

menciptakan lapangan kerja, memberi kontribusi bagi PDB nasional,

memberi dampak sosial yang positif, meningkatkan pemahaman

masyarakat mengenai budaya, serta meningkatkan inovasi. Bukti nyata

itu tercatat bahwa sumbangan ekonomi kreatif berbasis seni dan budaya

pada tahun 2010 (Rp 240,78 Miliar), tahun 2011 (Rp. 263,88 Miliar),

tahun 2012 (Rp. 285,88 Miliar). Sementara sumbangan konomi kreatif

berbasis media desain dan Iptek pada tahun 2010 (Rp. 231,998 miliar),

2011 (Rp. 261,03), tahun 2012 (Rp. 288,007 miliar).

Dengan meilihat potensi tersebut di atas, maka sasaran, arah, dan

strategi diwujudkan dalam bentuk Instruksi Presiden No. 6 tahun 2009

Page 124: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. Semakin digaungkannya

ekonomi kreatif, sebagian besar wilayah Indonesia mulai menggiatkan

ekonomi kreatif berbasis potensi daerah dan kearifan lokal yang dimiliki.

Peran Pemerintah Daerah dalam membentuk ekosistem ekonomi kreatif

sangat penting, terutama dalam hal menentukan produk yang akan

dikedepankan untuk menjadi ciri khas daerahnya

B. Pembangunan Ekonomi Daerah Berbasis Keunggulan Produk

Pemberdayaan ekonomi masyarakat merupakan unsurpenting dan

utama dalam menciptakan daerah yang mandiri yang dicita-citakan

melaluikebijakan desentralisasi. Pembangunan ekonomi daerah dapat

diartikan sebagai suatu proses dimana pemerintah daerah dan

masyarakatnya mengelola suberdaya yang ada dan membentuk suatu

pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sector swasta untuk

menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan

kegiatan ekonoi dalam wilayah tersebut. Oleh karena itu pemerintah

daerah besertapartisifasi masyarakat dengan menggunakan sumberdaya

yang ada harus mampu menaksir potensi sumber-sumberdaya yang

diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerahnya.

Masalah pokok dalam pembangunan daerah adalah terletak pada

penekanan terhadap kebijakan-kebijakan pembangunan yang didasarkan

pada kekhasan daerah yang bersangkutan dengan menggunakan potensi

sumberdaya manusia, sumberdaya alam, sumberdaya financial dan

bahkan sumberdaya kelembagaan. Orientasi ini mengarahkan kita

kepada pengambilan inisiatif-inisiatif yang berasal dari daerah tersebut

dalam proses pembangunan untuk menciptakan kesempatan kerja baru

dan merangsang peningkatan kegiatan ekonomi.

Menurut Sudarsono (2001), dinamika keunggulan daerah di masa

mendatang ditandai dengan mempu tidaknya daerah dalam meraih

peluang menghadapi kompetisi pasar bebas baik di tingkat regional

maupun global. Beberapa langkah dan strategi yang perlu dilakukan agar

daerah mampu berkompetisi antara lain:

1) Birokrasi pemerintah perlu melakukan reorientasi peran dan

tanggungjawabnya yakni hanya bersifat mengarah dan membina

bukan menentukan (steering than rowing). Sehingga peran dan

tanggungjawabpemerintah daerah hanya berkisar pada bidang-bidang

Page 125: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

dimana sector swasta atau pihak ketiga lainnya tidak memungkinkan

untuk melakukan tugas tersebut, misalnya dalam situasi terjadinya

kegagalan pasar (market falure).

2) Birokrasi Pemda harus dapat berkiprah secara efektif dan efisien

dalam memberikan pelayanan prima untuk meraih investasi dalam

dan luar negeri

3) Membentuk system dan jaringan kerja (networking) dengan

lembaga/asosiasi bisnis dan atase perdagangan luar negeri,

khususnya dalam mendukung pemasaran produks ekspor.

4) Mengembangkan lembaga R & D (research and development)

terhadap jenis produksi unggulan untuk menjamin kualitas produk,

kestabilan harga, kebutuhan pasar (demand) dan jaminan kontinuitas

ketersediaannya (delivery/supply)

5) Memfasilitasi lembaga keuangan agar bersedia memberikan modal

usaha bagi industri skala kecil dan menengah pada berbagai sector

unggulan daerah, sehingga mereka dapat menjamin dan

mempertahankan keberlangsungan usahanya.

6) Berperan mentransportasikan ilmu pengetahuan dan teknologi

terapan di berbagai sector unggulan produk daerah, agar proses

produksi dapat mencapai efektifitas, efisiensi, dan ekonomis.

7) Mendorong agar para produsen mengembangkan jenis-jenis produk

unggulan yang bersifat komplementer baik intern maupun antar

region, memiliki nilai tambah (value edded) dan menghasilkan

manfaat ganda (multiple effect) baik secara backward-linkage dan

forward linkage terhadap berbagai sector, dengan demikian dapat

memperkuat posisi daerah dari pengaruhfluktuasi ekonomi.

C. Produk Unggulan Daerah.

Dalam rangka upaya pembangunan ekonomi daerah,inventarisasi

potensi wilayah/masyarakat/daerah mutlak diperlukan agar dapat

ditetapkan kebijakan pola pengebangan baik secara sektoral maupun

secara multisektoral. Salah satu langkah inventarisasi/identifikasi

potensi ekonomi daerah adalah dengan mengidentifikasi produk-produk

potensial, andalan dan unggulan daerah pada tiap-tiap sub sektor.

Produk unggulan daerah menggambarkan kemampuan daerah

menghasilkan produk, menciptakan nilai, memanfaatkan sumberdaya

Page 126: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

secara nyata, memberi kesempatankerja, mendatangkan pendapatan

bagi masyarakat maupun pemerintah, memiliki prospek untuk

meningkatkan produktivitas dan investasinya. Sebuah produk dikatakan

unggul jika memiliki daya saingsehingga mampu untuk menangkal

produk pesaing di pasar domestic dan /atau menembus pasar ekspor

(Sudarsono, 2001)

Kriteria produk unggul menurut Unkris Satya Wacana salatiga, adalah

komoditi yang memenuhi persyaratan kecukupan sumberdaya lokal,

keterkaitan komoditas, posisi bersaing dan potensi bersaing. Dari

kriteria ini memunculkan pengelompokkan komoditas berikut:

a) Komoditas potensial adalah komoditas daerah yang memiliki potensi

untuk berkembang karena keunggulan komparatif. Keunggulan

komparatif terjadi misalnya karena kecukupan ketersediaan

sumberdaya, seperti bahan baku local, keterampilan sumberdaya

lokal, teknologi produksi lokal serta sarana dan prasarana lokal

lainnya.

b) Komoditas andalan adalah komoditas potensial yang dipandang dapat

dipersandingkan dengan produk sejenis di daerah lain, karena

disamping memiliki keunggulan komparatif juga memiliki efisiensi

usaha yang tinggi. Efisiensi usaha itu tercermin dari efisiensi

produksi, produktivitas pekerja, profitabilitas dan lain-lain.

c) Komoditas unggulan adalah komoditas yang memiliki keunggulan

kompetitif, karena telahmemenangkan persaingan dengan produk

sejenis di daerah lain.

d) Keunggulan kompetitif demikian dapat terjadi karena efisiensi

produksinya yang tinggi akibat posisi tawarnya yang tinggi baik

terhadap pemasok, pembeli, serta daya saignya yang tinggi terhadap

pesaing, pendatang baru maupun barang substitusi.

Menurut direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Depdagri, bahwa

berdasarkan Surat Edaran Nomor 050.05/2910/III/BANDA tanggal 7

Desember 1999, ditentukan kriteria kooditas unggulan sebgai berikut:

1) Mempunyai kandungan lokal yang menonjol dan inovatif di sektor

pertanian, industri, dan jasa.

2) Mempunyai daya saing tinggi di pasaran, baik ciri, kualitas maupun

harga yang kompetitif serta jangkauan pemasaran yang luas, baik di

dalam negeri maupun global

Page 127: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

3) Mempunyai ciri khas daerah karena melibatkan masyarakat banyak

(tenaga kerja setempat)

4) Mempunyai jaminan dan kandungan bahan baku yang cukup banyak,

stabil, dan berkelanjutan.

5) Difokuskan pada produk yang mempunyai nilai tambah yang tinggi,

baik dalam kemasan maupun pengolahannya

6) Secara ekonomi menguntungkan dan bermanfaat untuk meningkatkan

pendapatan dan kemampuan SDM masyarakat

7) Ramah lingkungan, tidak merusak lingkungan, berkelanjutan serta

tidak merusak budaya setempat

Page 128: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 2

KONSEP DASAR KEARIFAN LOKAL

A. Pendahuluan.

Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia.

Perubahan-perubahan yang terjadi bukan saja berhubungan dengan

lingkungan fisik, tetapi juga dengan budaya manusia. Hubungan erat

antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang

melahirkan budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia

mensiasati lingkungan hidupnya agar tetap layak untuk ditinggali waktu

demi waktu. Kebudayaan dipandang sebagai manifestasi kehidupan

setiap orang atau kelompok orang yang selalu mengubah alam.

Kebudayaan merupakan usaha manusia, perjuangan setiap orang atau

kelompok dalam menentukan hari depannya. Kebudayaan merupakan

aktivitas yang dapat diarahkan dan direncanakan. Oleh sebab itu

dituntut adanya kemampuan, kreativitas, dan penemuan-penemuan

baru. Manusia tidak hanya membiarkan diri dalam kehidupan lama

melainkan dituntut mencari jalan baru dalam mencapai kehidupan yang

lebih manusiawi. Dasar dan arah yang dituju dalam perencanaan

kebudayaan adalah manusia sendiri sehingga humanisasi menjadi

kerangka dasar dalam strategi kebudayaan (Moertopo:1974).

Dalam perspektif di atas, realitas yang sebenarnya adalah masa kini

(present) dengan segala permasalahan yang dihadapkan kepada manusia

di dalam lingkungan hidupnya. Masa kini sebagai realitas adalah hasil

interaksi antara manusia dengan lingkungannya. Bila perubahan

lingkungan fisik membuat manusia harus mensiasatinya dan melahirkan

budaya-budaya yang terus menerus disesuaikan, maka perubahan-

perubahan budaya itu juga mesti disiasati demi keberlangsungan hidup

manusia.

Dengan pengakuan terhadap perubahan sebagai keniscayaan dan

kemampuan manusia mensiasati lingkungan dan budayanya, maka

kearifan lokal (local wisdom) bisa mendapatkan tempatnya sebagai

bagian dari siasat kebudayaan itu. Makalah ini hendak mendiskusikan

tentang posisi kearifan lokal sebagai pengetahuan lokal masyarakat

dalam rangka pemecahan masalah masa kini (present problem solving).

Page 129: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

B. Definisi Kearifan Lokal.

Kearifan lokal, terdiri dari dua kata yaitu kearifan (wisdom) atau

kebijaksanaan dan lokal (local) atau setempat. Jadi kearifan lokal

adalah gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh kearifan,

bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Menurut Antariksa (2009), kearifan lokal merupakan unsur bagian

dari tradisi-budaya masyarakat suatu bangsa, yang muncul menjadi

bagian-bagian yang ditempatkan pada tatanan fisik bangunan

(arsitektur) dan kawasan (perkotaan) dalam geografi kenusantaraan

sebuah bangsa. Dari penjelasan beliau dapat dilihat bahwa kearifan

lokal merupakan langkah penerapan dari tradisi yang diterjemahkan

dalam artefak fisik. Hal terpenting dari kearifan lokal adalah proses

sebelum implementasi tradisi pada artefak fisik, yaitu nilai-nilai dari

alam untuk mengajak dan mengajarkan tentang bagaimana „membaca‟

potensi alam dan menuliskannya kembali sebagai tradisi yang diterima

secara universal oleh masyarakat, khususnya dalam berarsitektur. Nilai

tradisi untuk menselaraskan kehidupan manusia dengan cara

menghargai, memelihara dan melestarikan alam lingkungan. Hal ini

dapat dilihat bahwa semakin adanya penyempurnaan arti dan saling

mendukung, yang intinya adalah memahami bakat dan potensi alam

tempatnya hidup; dan diwujudkannya sebagai tradisi.

Definisi kearifan lokal secara bebas dapat diartikan nilai-nilai budaya

yang baik yang ada di dalam suatu masyarakat. Hal ini berarti, untuk

mengetahui suatu kearifan lokal di suatu wilayah maka kita harus bisa

memahami nilai-nilai budaya yang baik yang ada di dalam wilayah

tersebut. Kalau mau jujur, sebenarnya nilai-nilai kearifan lokal ini sudah

diajarkan secara turun temurun oleh orang tua kita kepada kita selaku

anak-anaknya. Budaya gotong royong, saling menghormati dan tepa

salira merupakan contoh kecil dari kearifan lokal.

Dari definisi-definisiitu, kita dapat memahami bahwa kearifan local

adalah pengetahuan yang dikembangkan oleh para leluhur dalam

mensiasati lingkungan hidup sekitar mereka, menjadikan pengetahuan

itu sebagai bagian dari budaya dan memperkenalkan serta meneruskan

itu dari generasi kegenerasi. Beberapa bentuk pengetahuan tradisional

Page 130: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

itu muncul lewatcerita-cerita, legenda-legenda, nyanyian-nyanyian,

ritual-ritual, dan juga aturan atau hokum setempat.

Kearifan lokal menjadi penting dan bermanfaat hanya ketika

masyarakat lokal yang mewarisi sistem pengetahuan itu mau menerima

dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari kehidupan mereka. Dengan

cara itulah, kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa dari budaya lokal.

Hal itu dapat dilihat dari ekspresi kearifan lokal dalam kehidupan setiap

hari karena telah terinternalisasi dengan sangat baik. Tiap bagian dari

kehidupan masyarakat lokal diarahkan secara arif berdasarkan sistem

pengetahuan mereka, dimana tidak hanya bermanfaat dalam aktifitas

keseharian dan interaksi dengan sesama saja, tetapi juga dalam situasi-

situasi yang tidak terduga seperti bencana yang datang tiba-tiba.

Berangkat dari semua itu, kearifan lokal adalah persoalan identitas.

Sebagai sistem pengetahuan lokal, ia membedakan suatu masyarakat

lokal dengan masyarakat lokal yang lainnya. Perbedaan itu dapat dilihat

dari tipe-tipe kearifan lokal yang dapat ditelusuri:

1. Kearifan lokal dalam hubungan dengan makanan: khusus

berhubungan dengan lingkungan setempat, dicocokkan dengan iklim

dan bahan makanan pokok setempat. (Contoh: Sasi laut di Maluku

dan beberapa tempat lain sebagai bagian dari kearifan lokal dengan

tujuan agar sumber pangan masyarakat dapat tetap terjaga).

2. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pengobatan: untuk

pencegahan dan pengobatan. (Contoh: Masing-masing daerah

memiliki tanaman obat tradisional dengan khasiat yang berbeda-

beda).

3. Kearifan lokal dalam hubungan dengan sistem produksi: Tentu saja

berkaitan dengan sistem produksi lokal yang tradisional, sebagai

bagian upaya pemenuhan kebutuhan dan manajemen tenaga kerja.

(Contoh: Subak di Bali; di Maluku ada Masohi untuk membuka lahan

pertanian, dll.).

4. Kearifan lokal dalam hubungan dengan perumahan: disesuaikan

dengan iklim dan bahan baku yang tersedia di wilayah tersebut

(Contoh: Rumah orang Eskimo; Rumah yang terbuat dari gaba-gaba di

Ambon, dll.).

5. Kearifan lokal dalam hubungan dengan pakaian: disesuaikan dengan

iklim dan bahan baku yang tersedia di wilayah itu.

Page 131: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

6. Kearifan lokal dalam hubungan sesama manusia: sistem pengetahuan

lokal sebagai hasil interaksi terus menerus yang terbangun karena

kebutuhan-kebutuhan di atas. (Contoh: Hubungan Pela di Maluku

juga berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan pangan, perumahan,

sistem produksi dan lain sebagainya).

C. Peran Kearifan Lokal dalam Pemecahan Masalah.

Tidak dapat dipungkiri, saat ini dunia mengalami permasalahan yang

belum pernah dialami sebelumnya. Setelah terjadi dua kali perang dunia

yang meluluhlantahkan segi-segi kemanusiaan, maka sistem

pengetahuan modern yang menjadikan manusia dengan kemampuan

rasionya sebagai tuan atas dirinya dan dunia pun mulai dikritik. Kritik-

kritik itu datang karena ketidakmampuan rasio modern mengeliminasi

kehancuran-kehancuran yang ditimbulkan akibat kepentingan di balik

setiap penemuan-penemuan di bidang ilmu dan teknologi. Saat ini dunia

kembali berhadapan dengan situasi lain, yaitu perubahan iklim yang

tidak lagi menentu. Sekali lagi rasio modern yang menjadikan

pembangunan sebagai salah satu proses penting mendapat

tantangannya. Dengan alasan pembangunan, lingkungan tempat hidup

manusia diobrak-abrik, kota-kota baru dibangun, tambang-tambang baru

dibuka, hanya untuk memenuhi nafsu konsumsi manusia.

Pada tahap itulah, ketika manusia dengan rasio modernnya telah

bingung berhadapan dengan alam karena sudah tidak mampu lagi

menguasainya, kearifan lokal memperoleh tempatnya kembali.

Keharmonisan dengan lingkunganlah yang dapat menjamin masa depan

manusia. Hal itu tentu saja telah dibuktikan lewat proses panjang

kehidupan leluhur dalam komunitas-komunitas lokal dalam mensiasati

alam lewat budaya yang arif dan bijaksana. Dalam beberapa kasus,

konflik di Maluku misalnya, ketika kemampuan pengetahuan ilmiah

dalam hubungan dengan manajemen konflik sepertinya sudah tidak

mampu menemukan solusi terbaik, hanya kearifan lokal yang menjadi

titik balik semua itu.

Page 132: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 133: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 134: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 3

GAMBARAN UMUM WILAYAH PERKOTAAN DI PROVINSI LAMPUNG

c) Kota Bandar Lampung.

Kota Bandar Lampung secara geografis terletak antara 5°20‟ - 5°30‟

Lintang Selatan dan105°28‟ - 105°37‟ Bujur Timur, dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan

Sebelah selatan : Teluk Lampung

Sebelah barat : Kabupaten Pesawaran

Sebelah timur : Kabupaten Lampung Selatan

Kota Bandar Lampung memiliki luas wilayah 197,22 km2 yang terdiri

dari 13 kecamatan dan98 kelurahan. Terletak pada ketinggian 0 sampai

700 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah yang memiliki topografi

datar hingga landai meliputi 60% total wilayah, landai hingga miring

meliputi 35% total wilayah dan sangat miring hingga curam meliputi 4%

total wilayah. Sebagian wilayah Kota Bandar Lampung merupakan

perbukitan yang diantaranya bernama Gunung Kunyit, Gunung Kelutum,

Gunung Banten, Gunung Kucing, dan Gunung Kapuk. Berdasarkan

klasifikasi Schmidt dan Fergusson (1951) iklim Bandar Lampung tergolong

tipe A, sedangkan menurut zone agroklimat Oldeman (1978) tergolong

Zone D3 yang berarti lembab sepanjang tahun. Curah hujan berkisar

antara 2.257 – 2.454 mm/tahun. Jumlah hari hujan 76-166 hari/tahun.

Kelembaban udara berkisar 60-85%, dan suhu udara 23-37 °C. Kecepatan

angin berkisar 2,78-3,80 knot dengan arah dominan dari Barat

(Nopember- Januari), Utara (Maret-Mei), Timur (Juni-Agustus), dan

Selatan (September-Oktober). Parameter iklim yang sangat relevan

untuk perencanaan wilayah perkotaan adalah curah hujan maksimum,

karena terkait langsung dengan kejadian banjir dan desain sistem

drainase. Berdasarkan data selama 14 tahun yang tercatat di stasiun

klimatologi Pahoman dan Sumur Putri (Kecamatan Teluk Betung Utara)

dan Sukamaju Kubang (Kecamatan Panjang), curah hujan maksimum

Page 135: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

terjadi antara bulan Desember sampai dengan April dan dapat mencapai

185 mm/hari.

Data BPS 2015 penduduk Bandar Lampung berjumlah 979.287 jiwa

dengan sex ratio 102, yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih

banyak daripada penduduk perempuan. Pertumbuhan penduduk Kota

Bandar Lampung pada tahun 2014 -2015 adalah 1,94%.

Berdasarkan data Dinas Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan

terdapat 716 ha tanah kering yang tidak diusahakan. Pada tahun 2010

terdapat beberapa tanaman pangan yang mengalami penurunan

produksi, antara lain ubi kayu, ubi jalar, jagung, dan kacang tanah.

Sedangkan tanaman pangan lainnya mengalami kenaikan produksi yaitu

padi sawah dan padi ladang. Tutupan lahan di Kota Bandar Lampung

secara eksisting sampai saat ini secara garis besar terdiri dari kawasan

lindung dan kawasan budidaya. Kegiatan reklamasi pantai di Kota Bandar

Lampung secara eksisting juga telah menambah luas daratan Kota Bandar

Lampung jika pada tahun 2013 luas Kota Bandar Lampung hanya 19.218

ha, maka saat ini akibat adanya kegiatan tersebut luas Kota Bandar

Lampung sudah berjumlah 19.722 ha. Komoditi unggulan Kota Bandar

yaitu sektor perkebunan, pertanian dan jasa. Sektor Perkebunan

komoditi unggulannya adalah kakao, kopi, kelapa dan cengkeh. sub

sektor pertanian komoditi yang diunggulkan berupa jagung dan ubi kayu.

Sub sektor jasa yaitu pariwisata.

d) Kota Metro

Kota Metro secara geografis terletak pada 105o17‟-105o19‟ Bujur

Timur dan 5o6‟-5o8‟Lintang Selatan, berjarak 45 km dari Kota Bandar

Lampung (Ibukota Provinsi Lampung).Wilayah Kota Metro relatif datar

dengan ketinggian antara 30-60 m diatas permukaan airlaut. Beriklim

hujan humid tropis. Suhu udara berkisar antara 260-280C, kelembaban

udararata-rata 80-88% dan curah hujan per-tahun antara 2,264 mm -

2,868 mm. Bulan hujanberkisar antara September sampai Mei.Kota Metro

memiliki Luas wilayah 68,74 km2 atau 6.874 ha, dengan jumlah

penduduk150.950 jiwa yang tersebar dalam 5 wilayah kecamatan dan 22

kelurahan dengan bataswilayah:

Sebelah Utara : Kabupaten Lampung Timur.

Sebelah Timur : Kabupaten Lampung Timur.

Sebelah Selatan : Kabupaten Lampung Timur

Page 136: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Sebelah Barat : Kabupaten Lampung Tengah.

Topografi Kota Metro berupa daerah dataran aluvial. Ketinggian

daerah ini berkisar antara25 meter sampai 75 meter dari permukaan

laut, dan dengan kemiringan 0 % sampai 3%atau dengan kemiringan

wilayah <6°, tekstur tanah lempung dan liat berdebu,

berstrukturgranular serta jenis tanah podzolik merah kuning dan sedikit

berlapis. Sedangkan secarageologis, wilayah Kota Metro di dominasi oleh

batuan endapan gunung berapi jenis QW.

Jumlah penduduk Kota Metro pada tahun 2015 mencapai 158.415

jiwa. Angka initerus meningkat dan pada tahun 2016 diperkirakan naik

menjadi 147.050 jiwa, dengantingkat pertumbuhan penduduk yaitu

1,09% selama periode 2010-2011. Kota Metrodengan luas wilayah sekitar

68.74 km2, setiap km2 didiami penduduk sebanyak 2.139 jiwadan

dengan rata-rata 4 jiwa per rumah tangga pada tahun 2015.Secara umum

jumlah penduduk laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan

jumlahperempuan tetapi perlu diketahui bahwa jumlah penduduk laki-

laki hampir sama denganjumlah penduduk perempuan pada tahun 2014-

2015. Hal ini dilihat dari sex ratio, padatahun 2014-2015, untuk setiap

100 penduduk perempuan terdapat 101 penduduk laki-laki.

Kota Metro direncanakan sebagai pusat pengadaan benih padi untuk

wilayah Kota Metrodan sekitarnya. Sektor perternakan dan perikanan

juga cukup berkembang, diantaranyaternak sapi, kambing, ayam buras,

ras pedaging, ras petelur, dan itik, dan lainnya.Berbagai jenis ikan yang

dikembangkan yaitu ikan lele, patin, gurame, ikan mas dan ikan nila.

Satu hal yang cukup membanggakan, Kota Metro ditetapkan sebagai

centra lele untukwilayah Provinsi Lampung.

Page 137: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 138: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 4

PRODUK UNGGULAN KOTA BERBASIS KEARIFAN LOKAL DI

PROVINSI LAMPUNG

Penentuan produk unggulan daerah dilakukan dengan dengan

pemilihan sejumlah komuditas tertinggi padahasil baseline survey

economy (BSE) Bank Indonesia satutahun terakhir menggunakan metode

AHP. Analisis dengan metode AHPmenghasilkan nilai skor terbobot

setiap kandidat KPJu unggulan untuk setiapkabupaten/kota per sektor

ekonomi. KPJu unggulan kabupaten/kota ditetapkan 5 (lima) KPJuuntuk

setiap sektor/subsektor yang memiliki skor terbobot tertinggi.

Berdasarkan hasil identifikasi KPJu unggulan setiap sektor/subsektor,

nilai skor masing-masing KPJu unggulan dan tingkat kepentingan

sektor/subsektor ekonomi untuk KPJu yang bersangkutan ditetapkan

KPJu unggulan lintas sektor tingkat kabupaten/kota. Metode yang

digunakan adalah metode Bayes.

Proses penentuan KPJu tingkat kabupaten/kota dilaksanakan

melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan nara sumber pejabat

pemerintah daerah, dinas/instansi terkait dan perbankan.Tahap ini

dimaksudkan sebagai tahapan konfirmasi kepada pejabat pemerintah

daerah,dinas/instansi terkait dan perbankan terhadap hasil KPJu

unggulan per sektor/subsektor dan lintas sektor yang telah diperoleh

pada tahap pertama, serta hasil pelaksanaan penelitian tingkat

kecamatan dan kabupaten/kota, dengan menggunakan metode AHP

untuk 11kriteria, yaitu :

l) Tenaga kerja terampil yang dibutuhkan (Skilled);

m) Bahan baku;

n) Modal;

o) Sarana produksi/usaha;

p) Teknologi;

q) Sosial budaya;

r) Manajemen usaha;

s) Ketersediaan pasar;

t) Harga;

u) Penyerapan tenaga kerja; dan

v) Sumbangan terhadap perekonomian.

Page 139: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Berikut hasil baseline survey economy (BSE) BI terhadap produk

unggulan menggunakan analis AHP yang dimiliki oleh Kota Bandar

Lampung dan Kota Metro:

c. Kota Bandar Lampung.

Berdasarkan hasil analisis AHP menghasilkan skor terbobot

setiap sector ekonomi untuk setiap tujuan penetapan

Komuditas/Produk/Jenis Usaha (KPJu) unggulan, serta skor terbobot

total/gabungan dari masing-masing sector usaha seperti disajikan

pada Tabel 1. Pada table dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas

tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, adalah

sector perdagangan tujuan penciptaan lapangan kerja adalah sector

jasa dan tujuan daya saing daerah dalam rangka penetapan KPJu

unggulan di Kota Bandar Lampung adalah subsector perikanan.

Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing

tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan

penetapan KPJu unggulan UMKM maka sector usaha perdagangan

merupakan prioritas pertama. Sektor/subsector usaha lain

berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah

perdagangan, jasa, tanamanpangan, perindustrian, perikanan,

pariwisata, transportasi, perkebunan, peternakan, dan penggalian.

Tabel 1. Peringkat Produk Unggulan Sektor Ekonomi menurut aspek tujuan

dan urutan dan kepentingannya dalam rangka penetapan KPJu unggulan di Kota Bandar Lampung.

Sumber: Bank Indonesia

Page 140: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Jika dilihat dari kontribusi sub sektor terhadap PDRB,

perekonomian Kota Bandar Lampung masih bertumpu pada sectors

ekunder dan tersier, yang merupakan cirri dari wilayah perkotaan.

Sektor Industri pengolahan masih menjadi leading sector

perekonomian Kota Bandar Lampung di tahun 2015 dengan kontribusi

sebesar 22,24%, diikuti oleh sector pengangkutan dan komunikasi,

sector keuangan persewaan dan jasa perusahaan serta sector

perdagangan, hotel dan restoran. Adapun kontribusi masing-masing

sector tersebut adalah 20,70%; 17,22%; dan 13,34%.

Kota Bandar Lampung merupakan kota terbesar di Provinsi

Lampung. Perekonomiannya yang maju dan berkembang pesat, di

sumbangkan oleh peranan signifikan sector industry pengolahan.

Secara kuantitas, jumlah industri di Bandar Lampung sangat banyak

dan beranekaragam, mulai dari industry makanan, barang-barang

plastik, pengepakan, olahan kayu, hingga industry alat-alat/mesin,

baik industry kecil dan rumah tangga hingga industry bersekala

besar.

Nilai tambah yang dihasilkan sector ini sangat besar sehingga

kontribusinya terhadap nilai PDRB cukup tinggi. Selain sektori ndustri

pengolahan, sector pengangkutan dan komunikasi beberapa tahun

terakhir juga menunjukkan perkembangan yang sangat berarti dilihat

dari nilai tambah yang cenderung meningkat dihasilkan oleh sector

ini terhadap nilai PDRB.

Berikut tabel 2. urutan lima besar rangking dan skor-bobot

masing-masing sektor/subsektor usaha yang ada di Kota Bandar

Lampung :

Tabel 2. Rangking dan Skor-Bobot KPJu Per Sektor Usaha di Kota Bandar

Lampung

Page 141: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu

unggulan lintas sektor berdasarkanurutan nilai skor terbobot KPJu

yang bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 3. PadaTabel 3

dapat dilihat bahwa dari 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha

industri krupuk kripik dan peyek, padi sawah, sayuran cabai, jasa

pendidikan dan kesehatan. Hasil lengkap berupa rangking atau

urutan KPJu unggulan lintas sektor usaha berdasarkan nilai skor

terbobot masing-masing KPJu dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Memiliki Nilai Skor Bobot Tertinggi Sebagai

KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Bandar Lampung

Page 142: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Sumber: Data diolah 2016

Apabila ditelaah lebih lanjut dari 10 KPJu unggulan lintas

sektor di Kota Bandar Lampung, maka berdasarkansektornya adalah 2

komoditi pada subsektor perdagangan, perindustrian dan jasa dan

1komoditi masing-masing pada kelompok sayuran, buah dan sektor

pariwisata. Bila dilihatdari komposisi KPJu unggulan lintas sektor

tersebut, menunjukkan bahwa orientasi kegiatanekonomi di Kota

Bandar Lampung masih berbasis pada sektor perdagangan, jasa

danperindustrian.

Sektor jasa khususnya jasa pendidikan merupakan KPJu

unggulan lintas sektor di Kota Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

survai dan analisis, permasalahan yang ada antara lain adalah bahan

baku dan modal. Salah satu solusi yang dapat dilakukan antara lain

adalah melalui pelaksanaan program penyaluran kredit bunga rendah

untuk UMKM bidang jasa pendidikan dan dan diiringi dengan bantuan

pengembangan sarana prasarana tempat kursus. Selain itu program

PKBL (Program kemitraan dan Bina Lingkungan) dari pihak BUMN juga

disarankan untuk diakses dlam rangka mendukung UMKM bidang jasa

pendidikan. Program Kemitraan diperuntukkan untuk kredit bunga

rendah dan bergulir, sementara program Bina Lingkungan dapat

berupa pembangunan sarana parasaran pendidikan yang dapat

dilakukan secara hibah tergantung kebijakan ataupun peratutan dari

BUMN yang terlibat.

Kedudukan kpju unggulan lintas sektor di kota bandar lampung

berdasarkan hasil penilaian terhadap faktor-faktor prospek dan

potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor 3)

sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang

(skor 3) sampai dengan sangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada

Tabel 4.

Page 143: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 144: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Tabel 4. Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor

di Kota Bandar Lampung

Sumber: Data diolah 2016

Seperti dapat dilihat pada tabel4 di bawah, ditinjau dari aspek

prospek, maka sektor jasa yaitu jasa pendidikan dan kesehatan serta

industri kerupuk keripik dan peyek merupakan KPJu unggulan lintas

sektoral yang mempunyai prospek sangat baik, KPJu unggulan yang

mempunyai prospek baik adalah industri kain tenun ikat, toko barang

elektronik, toko kelontong dan hotel berbintang, KPJu unggulan yang

mempunyai prospek cukup baik adalah budidaya padi sawah, cabai

dan nanas ketiga KPJu tersebut mempunyai potensi saat ini yang

sedang. KPJu jasa kesehatan, pendidikan dan industri krupuk, kripik

dan peyek saat ini potensinya sangat baik dan ke lima KPJu unggulan

lintas sektoral yang lain mempunyai potensi saat ini yang Tinggi,

sedangkan tiga KPJu lainya memiliki portensi yang sedang.

d. Kota Metro.

Berdasarkan hasil analisis AHP menghasilkan skor terbobot

setiap sector ekonomi untuk setiap tujuan penetapan

Komuditas/Produk/Jenis Usaha (KPJu) unggulan, serta skor terbobot

total/gabungan dari masing-masing sector usaha seperti disajikan

pada Tabel 5. Pada table 5 dapat dilihat bahwa bobot atau prioritas

tertinggi untuk mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi, adalah

sector perdagangan tujuan penciptaan lapangan kerja adalah sector

jasa dan tujuan dayasaing daerah dalam rangka penetapan KPJu

unggulan di Kota Bandar Lampung adalah sub sector perikanan.

Dengan memperhatikan bobot kepentingan dari masing-masing

Page 145: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

tujuan, secara keseluruhan dalam rangka mencapai tujuan

penetapan KPJu unggulan UMKM maka sector usaha perdagangan

merupakan prioritas pertama. Sektor/subsector usaha lain

berdasarkan tingkat kepentingannya berturut-turut adalah

perdagangan, jasa, tanaman pangan, peternakan, perikanan,

transportasi, pariwisata, penggalian dan kehutanan.

Page 146: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Tabel 5. Peringkat Produk Unggulan Sektor Ekonomi menurut aspek tujuan dan urutan dan kepentingannya dalam rangka penetapan KPJu unggulan di

Kota Metro.

Sumber: Bank Indonesia

Tumbuh atau tidaknya perekonomian suatu daerah tercermin

dari total produksi barang danjasa yang dihasilkan para pelaku

ekonomi yang terdapat di daerah tersebut. Dalam hal ini,PDRB

seringkali dijadikan acuan. Jika dilihat dari kontribusi sub sektor

terhadap PDRB, perekonomian Kota Metro untuk tahun 2014 masih

didominasi empat sector utama sebagai penghasil nilai tambah

terbesar terhadap PDRB Kota, yaitu (1) sector jasa-jasa, (2) sector

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, (3) sector perdagangan,

hotel, dan restoran, serta (4) sector pengangkutan dan komunikasi.

Sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 29,94% dari total

PDRB Kota Metro tahun 2013, dilanjut kandengan keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan 23,94%, sector perdagangan, hotel

dan restoran13,59% serta sector pengangkutan dan komunikasi

13,36%. Sedangkan kontribusi dari lima sector lainnya (pertanian,

pertambangan, bangunan, industry pengolahansertalistrik, gas dan

air bersih) terhadap PDRB Kota Metro tahun 2015hanyasebesar

19,17%.

Berikut tabel 6. urutan lima besar rangking dan skor-bobot

masing-masing sektor/subsektor usaha yang ada di Kota Metro :

Tabel 6. Rangking dan Skor-Bobot KPJu Per Sektor Usaha di Kota Metro

Page 147: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Sumber: Data diolah 2016

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh 10 (sepuluh) KPJu unggulan

lintas sektor berdasarkan urutan nilai skor terbobot KPJu yang

bersangkutan, seperti disajikan pada Tabel 7. Pada Tabel 7 dapat

dilihat bahwa 5 (lima) KPJu unggulan lintas sektor usaha adalah

sektor perindustrian berupa industri kripik, krupuk dan peyek,

subsektor buah-buahan budidaya sapi pada subsektor peternakan.

Hasil lengkap berupa rangking atau urutan KPJu unggulan lintas

sektor usaha berdasarkan nilai skor terbobot masing-masing KPJu

dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sepuluh KPJu Lintas Sektor yang Memiliki Nilai Skor Bobot Tertinggi

Sebagai KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Metro

Page 148: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Sumber: Data diolah 2016

Pada urutan ke enam dan seterusnya, sebagai KPJu unggulan

lintas sektor berturut-turutadalah budidaya padi sawah pada

subsektor tanaman pangan, jasa pendidikan dan koperasisimpan

pinjam pasa sektor jasa, pedagang barang elektronik, pedagang

barang kerajinandan pedagang hasil perikanan pada sektor

perdagangan. Apabila ditelaah lebih lanjut dari10 KPJu unggulan

lintas sektor, maka berdasarkan sektornya, 3 KPJu berada pada

sektorperdagangan dan 1 KPJu masing-masing menyebar relatif

merata pada sebagiansektor/subsektor ekonomi. Bila dilihat bahwa 3

KPJu merupakan bagian usaha dari sektorperdagangan, maka

terpilihnya KPJu unggulan lintas sektor tersebut menunjukkan

bahwaorientasi kegiatan ekonomi di Kota Metro berbasis pada sektor

perdagangan.

Sektor perindustrian khususnya industri kerupuk, keripik dan peyek

merupakan KPJuunggulan lintas sektor di Kota Metro. Berdasarkan

hasil survai dan analisis, permasalahanyang ada antara lain adalah

aspek teknologi dan manajemen usaha. Salah satu solusi yangdapat

dilakukan antara lain adalah melalui kegiatan pelatihan teknis dan

manajerial tentangteknologi proses pengolahan penganan aneka

kerupuk beserta turunannya dan manajemenusaha, dan dilanjutkan

dengan pendampingan/inkubasi yang terintegrasi dan

berkelanjutan.Kedudukan KPJu unggulan lintas sektor di Kota Metro

berdasarkan hasil penilaian terhadapfaktor-faktor prospek dan

potensi saat ini, pada skala penilaian prospek cukup baik (skor

3)sampai dengan sangat baik (skor 5), skala penilaian potensi sedang

(skor 3) sampai dengansangat tinggi (skor 5) dapat dilihat pada Tabel

8.

Page 149: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Tabel 8.

Kedudukan KPJu Unggulan Lintas Sektor di Kota Metro

Sumber: Data diolah 2016

Seperti dapat dilihat pada Tabel 8, ditinjau dari aspek

prospek, maka KPJu unggulan lintas sektoral mempunyai prospek

baik dan sangat baik, prospek yang sangat baik dan potensi yang

sangat tinggi di Kota Metro adalah industri olahan pangan seperti

kerupuk, keripik dan peyek; agribisnis pisang; penyewaan rumah kost

dan peternakan sapi. Hal ini disebabkan Metro adalah kota yang

berkembang dan didukung oleh ketersediaan areal dan masyarakat

pertanian. Kota membutuhkan bahan baku untuk kebutuhan

masyarakatnya. Bahan baku disediakan oleh masyarakat di pedesaan.

Hubungan sinergis mutualistik antara kota dan desa seprti ini sangat

baik karena saling memberikan keuntungan. Di masa yang akan

datang bisa bekembang jenis-jenis usaha lain sesuai dengan

perkembangan Kota Metro. Pemerintah dan instransi terkait perlu

terus mendorong agar terus tumbuh kota Metro menjadi kota yang

maju dengan mengarahkan pembangunan menjadi daerah industri

dan wisata berbasis pertanian.

Page 150: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 151: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 5

KESIMPULAN

Penentuan produk unggulan daerah dilakukan dengan pemilihan

sejumlah komuditas tertinggi padahasil baseline survey economy

(BSE). Produk unggulan Kota Bandar Lampung dilihat dari aspek

prospek, maka sektor jasa yaitu jasa pendidikan dan kesehatan serta

industri kerupuk keripik dan peyek merupakan KPJu unggulan lintas

sektoral yang mempunyai prospek sangat baik. Sedangkan produk

unggulan Kota Metro dari aspek prospek, maka KPJu unggulan lintas

sektoral mempunyai prospek baik dan sangat baik, prospek yang

sangat baik dan potensi yang sangat tinggi di Kota Metro adalah

industri olahan pangan seperti kerupuk, keripik dan peyek; agribisnis

pisang; penyewaan rumah kost dan peternakan sapi.

Page 152: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

DAFTAR PUSTAKA

Antariksa. 2009. Kearifan Lokal dalam Arsitektur Perkotaan dan Lingkungan Binaan”.[Online]. Tersedia:http://antariksaarticle.blogspot.com/2009/08/ kearifan-lokal-dalam-arsitektur.html. diakses tanggal 22 Agustus 2016.

Howkins, J. 2007. The Creative Economy, How People Make Money From

Ideas. London, England: Penguin Book. Moertopo, Ali.1974. Strategi politik Nasional, Jakarta: CSIS, 1974. Sudarsono, Edilius. 2011. Konsep Ekonomi; Uang dan Bank. Rineka

Cipta:Jakarta.

Page 153: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 154: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Profil Optimalisasi Dana

Di Provinsi Lampung

Penyusun:

Nedi Hendri, S.E., M.Si., Ak., CA.

Suyanto, S.E., M.Si., Ak., CA.

Desain Sampul:

Bungsudi

Setting:

Bungsudi

Halaman:

v + 65 Halaman

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.

Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini

dalam bentuk apapun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk

memfotocopy, merekam atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin

tertulis dari penyusun.

Penerbit:

CV. LADUNY ALIFAMA

ISBN. 978-602-1397-51-0

Page 155: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pertama, tim penyusun mengajak marilah senantiasa memanjatkan puji dan

syukur kehadirat Allah SWT, mengingat sampai sekarang ini kita masih

dikaruniai kenikmatan yang kita tidak sanggup untuk menghitung-hitungnya,

terutama nikmat iman, islam, kesehtan, kehidupan, dan kesempatan untuk

mengembangkan potensi diri kita sebagai Abdillah dan khalifah Allah SWT di

muka bumi ini. Shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan

kita, nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga dan ummatnya yang

setia sampai akhir zaman nanti.

Sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia menjadikan

Indonesia memiliki potensi zakat yang amat besar. Sayangnya, sebagian besar

masyarakat indonesia masih belum memiliki kesadaran untuk berzakat sesuai

dengan ketentuannya. Padahal Allah SWT telah mewajibkan bagi golongan

muslim untuk membagikan 2,5% dari harta mereka untuk masyarakt muslim yang

tidak mampu sebagaimana Allah nyatakan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat

227 yang berbunyi: ت وعملىا ءامىىاٱلذيه إن يحزوىن هم ول عليهم خىف اول ربهم عىد أجزهم لهم لح لىة وأقامىا ٱلص ك وءاتىا ٱلص ة وٱلز

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,

mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi

Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka

bersedih hati. (Surat Al-Baqarah: 227)”

Hal lain yang juga menjadi perhatian adalah belum optimalnya penggunaan

dana zakat dewasa ini. Kadang, penyaluran dana zakat hanya sebatas pada

pemberian bantuan saja tanpa memikirkan kelanjutan dari kehidupan si penerima

dana. Tentu hal ini yang menjadikan beberapa muslim yang kurang mampu tetap

tidak dapat mensejahterakan kehidupan merekan. Untuk itu diperlukannya

lembaga – lembaga amil zakat yang dapat mengurus akan kepentingan pengelola

zakat ini dengan baik sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat muslim

indonesia agar kedepannya dapat membantu mereka dalam meraih kehidupan

yang sejahtera pula. Dalam buku tentang “Profil Optimalisasi Dana Zakat di

Provinsi Lampung” ini, tim penyusun memaparkan beberapa profil lembaga –

lembaga yang dapat mengoptimalkan dana zakat yang terdapat di provinsi

lampung untuk membantu masyarakat khususnya di provinsi lampung.

Akhir kata, tim penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua

pihak yang mendukung terselesaikannya penyusunan buku tentang “Profil

Optimalisasi Dana Zakat di Provinsi Lampung” ini. Tim penyusun menyadari

terdapat kekurangan – kekurangan dari buku ini baik dalam penyusunan maupun

kata-kata, untuk itu saran dan kritik dari pembaca sangatlah kami harapkan. Tim

penyusun juga berharap semoga dengan adanya buku ini, masyarakt muslim

terkhusus di provinsi lampung dapat membantu masyarakat yang kurang mampu

dengan memberikan sebagian harta mereka ke lembaga – lembaga amil zakat

yang tepat dalam menyalurkan zakat mereka.

Waassalamualaikum Wr. Wb.

Horma kami,

Page 156: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Tim Penyusun

Page 157: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................................. i

Kata Pengantar ................................................................................................................... iii

Daftar Isi ............................................................................................................................. v

Bab I

Bab II

Bab

III

Bab

IV

Bab V

Bab

VI

Bab

VII

Bab

VIII

Bab

IX

Bab

X

Bab

XI

: Konsep Dasar Zakat .......................................................................................................... 1

: Manajemen Pengelolaan Dana Zakat ....................................... 12

: Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid (DPU-DT) ............................................................ 22

: Rumah Zakat ............................................................................ 27

: Lampung Peduli........................................................................ 32

: PKPU ........................................................................................ 35

: Baznas Provinsi Lampung ........................................................ 41

: Yatim Mandiri ......................................................................... 44

: Rumah Yatim ........................................................................... 50

: Lazismu .................................................................................... 56

: Lazisnu ............................................................................................................................ 63

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 65

Page 158: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB I KONSEP DASAR ZAKAT

A. MAKNA ZAKAT

Menurut Bahasa(lughat), zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan

atau bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau dapat pula berarti membersihkan atau

mensucikan (QS. At-Taubah : 10)

Menurut Hukum Islam (istilah syara’), zakat adalah nama bagi suatu

pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut sifat-sifat yang tertentu dan

untuk diberikan kepada golongan tertentu (Al Mawardi dalam kitab Al Hawiy)

Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama fiqh, mengatakan

bahwa sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang sadaqah sunnah dinamakan infaq.

Sebagian yang lain mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq

sunnah dinamakan shadaqah.

1. Penyebutan Zakat dan Infaq dalam Al Qur-an dan As Sunnah

a. Zakat (QS. Al Baqarah : 43)

b. Shadaqah (QS. At Taubah : 104)

c. Haq (QS. Al An‟am : 141)

d. Nafaqah (QS. At Taubah : 35)

e. Al „Afuw (QS. Al A‟raf : 199)

2. Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur

pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib

(fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat

termasuk dalam kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur

secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur‟an dan As Sunnah, sekaligus

merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang

sesuai dengan perkembangan ummat manusia.

3. Macam-macam Zakat

a. Zakat Nafs (jiwa), juga disebut zakat fitrah.

Page 159: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

b. Zakat Maal (harta).

4. Syarat-syarat Wajib Zakat

a. Muslim

b. Aqil

c. Baligh

d. Memiliki harta yang mencapai nishab

B. ZAKAT MAAL

1. Pengertian Maal (harta)

Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali

sekali oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. Menurut

syar’a, harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan dapat

digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim). sesuatu dapat disebut

dengan maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:

Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai

Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah,

mobil, ternak, hasil pertanian, uang, emas, perak, dll.

2. Syarat-Syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati

a. Milik Penuh (Almilkuttam)

Kekayaan milik penuh / Almikuttam yaitu harta yang berada dalam

kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan dapat diambil manfaatnya secara

penuh. Harta tersebut didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan

menurut syariat islam, seperti : usaha, warisan, pemberian negara atau orang

lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh

dengan cara yang haram, maka zakat atas harta tersebut tidaklah wajib,

sebab harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara

dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.

b. Berkembang

Kekayaan berkembang yaitu harta yang dapat bertambah atau

berkembang bila diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang.

c. Cukup Nishab

Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan

ketetapan syara’. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas

dari Zakat

d. Lebih Dari Kebutuhan Pokok (Alhajatul Ashliyah)

Page 160: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan seseorang

dan keluarga yang menjadi tanggungannya, untuk kelangsungan hidupnya.

Artinya apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi yang bersangkutan tidak

dapat hidup layak. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau

kebutuhan hidup minimum (KHM), misal, belanja sehari-hari, pakaian,

rumah, kesehatan, pendidikan, dsb.

e. Bebas Dari hutang

Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi senishab yang

harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat),

maka harta tersebut terbebas dari zakat.

f. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul)

Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah belalu satu

tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bagi ternak, harta simpanan dan

perniagaan. Sedang hasil pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan)

tidak ada syarat haul.

Page 161: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Harta (Maal) yang Wajib di Zakati

a. Binatang Ternak

Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil

(kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung).

b. Emas Dan Perak

Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain merupakan tambang

elok, juga sering dijadikan perhiasan. Emas dan perak juga dijadikan mata

uang yang berlaku dari waktu ke waktu. Islam memandang emas dan perak

sebagai harta yang (potensial) berkembang. Oleh karena syara’ mewajibkan

zakat atas keduanya, baik berupa uang, leburan logam, bejana, souvenir,

ukiran atau yang lain.

Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang

berlaku pada waktu itu di masing-masing negara. Oleh karena segala bentuk

penyimpanan uang seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat

berharga lainnya, termasuk kedalam kategori emas dan perak. sehingga

penentuan nishab dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak.

Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti rumah, villa,

kendaraan, tanah, dll. Yang melebihi keperluan menurut syara’ atau

dibeli/dibangun dengan tujuan menyimpan uang dan sewaktu-waktu dapat

di uangkan. Pada emas dan perak atau lainnya yang berbentuk perhiasan,

asal tidak berlebihan, maka tidak diwajibkan zakat atas barang-barang

tersebut.

c. Harta Perniagaan

Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjual-

belikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang seperti alat-alat,

pakaian, makanan, perhiasan, dll. Perniagaan tersebut di usahakan secara

perorangan atau perserikatan seperti CV, PT, Koperasi, dsb.

Page 162: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

d. Hasil Pertanian

Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau tanaman yang

bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buah-

buahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan, dll.

e. Ma-din dan Kekayaan Laut

Ma’din (hasil tambang) adalah benda-benda yang terdapat di dalam perut

bumi dan memiliki nilai ekonomis seperti emas, perak, timah, tembaga,

marmer, giok, minyak bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut adalah segala

sesuatu yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan, dll.

f. Rikaz

Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut

dengan harta karun. Termasuk didalamnya harta yang ditemukan dan tidak

ada yang mengaku sebagai pemiliknya.

C. NISHAB DAN KADAR ZAKAT

1. Harta Peternakan

a. Sapi, Kerbau dan Kuda

Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor.

Artinya jika seseorang telah memiliki sapi (kerbau/kuda), maka ia telah

terkena wajib zakat.

Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh At

Tarmidzi dan Abu Dawud dari Muadz bin Jabbal RA, maka dapat dibuat

tabel sbb :

Jumlah

Ternak(ekor) Zakat

30-39

40-59

60-69

70-79

80-89

1 ekor sapi jantan/betina tabi’ (a)

1 ekor sapi betina musinnah (b)

2 ekor sapi tabi’

1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi’

2 ekor sapi musinnah

Keterangan : 1) Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2

2) Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3

Page 163: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1

ekor tabi’. Dan jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya

bertambah 1 ekor musinnah.

b. Kambing/domba

Nishab kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah

memiliki 40 ekor kambing/domba maka ia telah terkena wajib zakat.

Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh

Imam Bukhori dari Anas bin Malik, maka dapat dibuat tabel sbb :

Jumlah

Ternak(ekor) Zakat

40-120

121-200

201-300

1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)

2 ekor kambing/domba

3 ekor kambing/domba

Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya

bertambah 1 ekor.

c. Ternak Unggas (Ayam, Bebek, Burung,dll) dan Perikanan

Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan

jumlah (ekor), sebagaimana halnya sapi, dan kambing. Tapi dihitung

berdasarkan skala usaha.

Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1

Dinar = 4,25 gram emas murni) atau sama dengan 85 gram emas. Artinya

bila seorang beternak unggas atau perikanan, dan pada akhir tahun (tutup

buku) ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan keuntungan lebih

besar atau setara dengan 85 gram emas murni, maka ia terkena kewajiban

zakat sebesar 2,5%.

Page 164: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Contoh : Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu,

pada akhir tahun (tutup buku) terdapat laporan keuangan sbb:

1. Ayam broiler 5600 ekor seharga

2. Uang Kas/Bank setelah pajak

3. Stok pakan dan obat-obatan

4. Piutang (dapat tertagih)

Rp 15.000.000

Rp 10.000.000

Rp 2.000.000

Rp 4.000.000

Jumlah Rp 31.000.000

5. Utang yang jatuh tempo Rp 5.000.000

Saldo Rp26.000.000

Keterangan :

Besar Zakat = 2,5 % x Rp.26.000.000,- = Rp 650.000

Catatan :

Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan sebagai harta yang

wajib dizakati.

Nishab besarnya 85 gram emas murni, jika @ Rp 25.000,00 maka 85

x Rp 25.000,00 = Rp 2.125.000,00

d. Unta

Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor

unta maka ia terkena kewajiban zakat. Selanjtnya zakat itu bertambah, jika

jumlah unta yang dimilikinya juga bertambah

Berdasarkan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari

dari Anas bin Malik, maka dapat dibuat tabel sbb:

Jumlah(ekor) Zakat

5-9

10-14

15-19

20-24

25-35

36-45

45-60

61-75

76-90

91-120

1 Ekor Kambing/Domba (A)

2 Ekor Kambing/Domba

3 Ekor Kambing/Domba

4 Ekor Kambing/Domba

1 Ekor Unta Bintu Makhad (B)

1 Ekor Unta Bintu Labun (C)

1 Ekor Unta Hiqah (D)

1 Ekor Unta Jadz‟ah (E)

2 Ekor Unta Bintu Labun (C)

2 Ekor Unta Hiqah (D)

Keterangan:

Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun

atau lebih.

Page 165: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2

Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3

Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4

Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5

Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya

bertambah 1 ekor bintu Labun, dan setiap jumlah itu bertambah 50 ekor,

zakatnya bertambah 1 ekor Hiqah.

2. Emas dan Perak

Nishab emas adalah 20 dinar (85 gram emas murni) dan perak adalah 200

dirham (setara 672 gram perak). Artinya bila seseorang telah memiliki emas

sebesar 20 dinar atau perak 200 dirham dan sudah setahun, maka ia telah terkena

wajib zakat, yakni sebesar 2,5 %.

Demikian juga segala macam jenis harta yang merupakan harta simpanan

dan dapat dikategorikan dalam “emas dan perak”, seperti uang tunai, tabungan,

cek, saham, surat berharga ataupun yang lainnya. Maka nishab dan zakatnya sama

dengan ketentuan emas dan perak, artinya jika seseorang memiliki bermacam-

macam bentuk harta dan jumlah akumulasinya lebih besar atau sama dengan

nishab (85 gram emas) maka ia telah terkena wajib zakat (2,5 %).

Contoh :

Seseorang memiliki simpanan harta sebagai berikut :

Tabungan

Uang tunai (diluar kebutuhan pokok)

Perhiasan emas (berbagai bentuk)

Utang yang harus dibayar (jatuh tempo)

Rp 5 juta

Rp 2 juta

100 gram

Rp 1.5 juta

Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali selebihnya dari

jumlah maksimal perhiasan yang layak dipakai. Jika layaknya seseorang memakai

perhiasan maksimal 60 gram maka yang wajib dizakati hanyalah perhiasan yang

selebihnya dari 60 gram.

Dengan demikian jumlah harta orang tersebut, sbb :

1.Tabungan

2.Uang tunai

3.Perhiasan (10-60) gram @ Rp 25.000

Rp 5.000.000

Rp 2.000.000

Rp 1.000.000

Jumlah Rp 8.000.000

Utang Rp 1.500.000

Saldo Rp 6.500.000

Keterangan :

Besar zakat = 2,5% x Rp 6.500.000 = Rp 163.500,-

Page 166: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Catatan :

Perhitungan harta yang wajib dizakati dilakukan setiap tahun pada bulan

yang sama.

3. Perniagaan

Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri,

agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara individu maupun badan usaha (seperti

PT, CV, Yayasan, Koperasi, Dll) nishabnya adalah 20 dinar (setara dengan

85gram emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir tahun (tutup

buku) memiliki kekayaan (modal kerja danuntung) lebih besar atau setara dengan

85 gram emas (jika pergram Rp 25.000,- = Rp 2.125.000,), maka ia wajib

mengeluarkan zakat sebesar 2,5%.

Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika semua

anggota syirkah beragama islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan

kepada pihak-pihak yang bersyirkah. Tetapi jika anggota syirkah terdapat orang

yang non muslim, maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota syirkah muslim saja

(apabila julahnya lebih dari nishab)

Page 167: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Cara menghitung zakat : Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau

lebih dari tiga bentuk di bawah ini :

a. Kekayaan dalam bentuk barang

b. Uang tunai

c. Piutang

Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati adalah

yang harus dibayar (jatuh tempo) dan pajak.

Contoh : Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan

keadaan sbb :

1.Mebel belum terjual 5 set

2.Uang tunai

3. Piutang

Rp 10.000.000

Rp 15.000.000

Rp 2.000.000

Jumlah Rp 27.000.000

Utang & Pajak Rp 7.000.000

Saldo Rp 20.000.000

Keterangan :

Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-

Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan

atau lemari, etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab

termasuk kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang). Usaha yang bergerak

dibidang jasa, seperti perhotelan, penyewaan apartemen, taksi, renal mobil,

bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, kemudian dikeluarkan zakatnya dapat

dipilih diantara 2(dua) cara:

a. Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan

perusahaan dihitung, termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti

hotel, taksi, kapal, dll, kemudian keluarkan zakatnya 2,5 %.

b. Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil

bersih yang diperoleh usaha tersebut selama satu tahun, kemudian

zakatnya dikeluarkan 10%. Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat

hasil pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya didasarkan pada

hasil pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.

4. Hasil Pertanian

Page 168: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kg. Apabila

hasil pertanian termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma,

dll, maka nishabnya adalah 750 kg dari hasil pertanian tersebut.

Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti buah-buahan,

sayur-sayuran, daun, bunga, dll, maka nishabnya disetarakan dengan harga nishab

dari makanan pokok yang paling umum di daerah (negeri) tersebut (di negeri kita

= beras).

Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau

sungai/mata/air, maka 10%, apabila diairi dengan cara disiram / irigasi (ada biaya

tambahan) maka zakatnya 5%.

Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang disirami

zakatnya 5%. Artinya 5% yang lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan.

Imam Az Zarqoni berpendapat bahwa apabila pengolahan lahan pertanian

diairidengan air hujan (sungai) dan disirami (irigasi) dengan perbandingan 50;50,

maka kadar zakatnya 7,5% (3/4 dari 1/10).

Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada biaya

lain seperti pupuk, insektisida, dll. Maka untuk mempermudah perhitungan

zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya diambil dari hasil panen,

kemudian sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan zakatnya 10% atau 5%

(tergantung sistem pengairannya).

Page 169: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB II MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT

A. DASAR

Kegiatan inti (mendasar) dalam pengelolaan dana zakat infak dan shodaqoh

(ZIS) menurut Sadewo (2004) dibagi menjadi empat kegiatan utama yaitu:

penghimpunan, pengelolaan, pendayagunaan, dan pendistribusian.

B. PENGHIMPUNAN

Penghimpunan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan

dana ZIS dari muzakki. Peran fungsi dan tugas divisi atau bidang penghimpunan

dikhususkan mengumpulkan dana zakat, infak, sedekah dan wakaf dari

masyarakat. Dalam melaksanakan aktivitas pengumpulan dana tersebut bagian

penghimpunan dapat menyelenggarakan berbagai macam kegiatan.

Menurut Sudewo (2004: 189) kegiatan penghimpunan ada dua yaitu galang

dana dan layanan donatur:

1. Galang Dana

Dalam melakukan penggalangan dana ada beberapa kegiatan yang dapat

dilakukan yaitu:

a. Kampanye (dakwah), dalam melakukan kampanye sosialisasi zakat ada

beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: konsep komunikasi, materi

kampanye, bahasa kampanye, media kampanye,

b. Kerjasama program, galang dana dapat menawarkan program untuk

dikerjasamakan dengan lembaga atau perusahaan lain. Kerjasama ini

tentu dalam rangka aktivitas fundraising.

c. Seminar dan diskusi, dalam sosialisasi zakat galang dana juga dapat

melakukan kegiatan seminar. Tema seminar bisa apa saja asal masih

relevan dengan kegiatan dan kiprah lembaga zakat.

d. Pemanfaatan rekening bank, pembukaan rekening bank, ini dimaksudkan

untuk memudahkan donatur menyalurkan dananya. Jumlah dana yang

masuk menjadi strong point.

Menurut Widodo (2001: 82) ada beberapa cara dana diterima lembaga zakat

diantaranya adalah:

Page 170: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

a. Melalui rekening di bank, artinya di bank mana lembaga membuka

rekening penerimaan dana zakat.

b. Counter, di lokasi mana lembaga membuka counter.

c. Jemput bola, wilayah mana saja yang akan dilayani dengan cara dana

zakat diambil oleh lembaga.

Pendapat Sudewo dan Widodo mengenai bagaimana cara penggalangan

dana zakat sebenarnya tidak jauh berbeda. Penggalangan bisa dilakukan dengan

cara: mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan sosialisasi masalah zakat,

penerimaan dana zakat bisa melalui rekening bank, counter penerimaan, atau

diambil sendiri oleh amil. Model penerimaan seperti ini dimaksudkan untuk

memudahkan muzakki menyalurkan zakatnya.

2. Layanan Donator

Layanan donatur tak lain adalah customer care atau di dalam perusahaan

dinamakan customer service. Tugas yang dilakukan layan donatur cukup

bervariasi diantaranya (Sadewo, 2004: 201-203):

a. Data donatur, data tentang donatur harus didokumentasikan. Data ini

diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya dari bukti transfer bank, dari

kuitansi, para donatur yang datang langsung atau surat-surat. Data yang

dihimpun sebaiknya dilengkapi dengan berbagai informasi. Dengan

menguasai semua data donatur, lembaga zakat akan semakin bisa

membuat donatur untuk tetap terlibat di dalamnya.

b. Keluhan, layan donatur juga harus sama cermatnya dalam mendata

tentang keluhan dari donatur, mitra kerja atau masyarakat umum.

Keluhan ini harus disusun, dikompilasi, dan dianalisa. Hasil analisa dari

keluhan diserahkan kepada divisi penghimpunan sebagai bahan untuk

pengambilan keputusan.

c. Follow up keluhan, satu hal yang menjadi kebiasaan kita adalah

menghindari penyelesaian keluhan. Mengatakan bahwa akan ditangani

oleh yang berwenang adalah suatu jawaban yang professional. Namun

bila hanya sekadar jawaban tanpa follow up ini kebohongan pada publik.

Dengan adanya pelayanan untuk donatur, mereka tidak merasa kecewa

karena merasa tidak diperhatikan. Pendataan donatur sangat penting karena ini

menyangkut hubungan silaturrahim antara muzakki, amil, dan juga mustahiq.

Karena hubungan ini berpengaruh pada potensi zakat yang ada pada lembaga.

Muzakki terkadang merasa tidak puas dengan kinerja amil, mereka berhak

menyampaikan keluhan-keluhan. Amil (lembaga) harus menindaklanjuti keluhan

muzakki, tidak hanya menerima keluhan tersebut..

Page 171: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

C. PENGELOLAAN (KEUANGAN)

Seperti juga struktur keuangan lembaga yang lain, struktur keuangan zakat

terdiri atas dua bidang yaitu bendahara dan akuntansi. Ada dua verifikasi yang

dikerjakan yakni verifikasi penerimaan dan pengeluaran.Verifikasi penerimaan

dimulai sejak dana ditransfer dari muzakki hingga masuk ke lembaga zakat.

Sedangkan verifikasi pengeluaran dicermati sejak diajukan hingga pencairan dana.

Bendahara (kasir) berfungsi mengeluarkan dana yang telah disetujui.

Sedangkan bidang akuntansi melakukan pencatatan keluar masuknya uang.

Pencatatan ini diinput dalam jurnal harian. Setelah itu diposting kedalam buku

besar. Dalam kerjanya sesungguhnya akuntansi memilah atas dua segi yakni

akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan dibuat sesuai

pernyataan standar akuntansi, sementara akuntansi manajemen dikerjakan sesuai

dengan kebutuhan lembaga.

Dalam akuntansi keuangan ada lima laporan yang harus dikerjakan divisi

pengelolaan keuangan (Sadewo, 2004: 214-215) yaitu:

a. Neraca, merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan pada

waktu tertentu.

b. Laporan sumber dan penggunaan dana, tujuan dari LSPD adalah

menggambarkan aktivitas lembaga terutama dalam menjelaskan asal

sumber-sumber pendanaan serta penyalurannya sesuai dengan bidang

garapan masing-masing, ini menggambarkan kinerja lembaga ditinjau

dari aspek finance.

c. Laporan dana termanfaatkan, tujuan dari LPDT adalah menggambarkan

berbagai aktivitas pendanaan yang non cash, contohnya pinjaman hutang

dan pemberian hutang.

d. Laporan arus kas, tujuannya menggambarkan aliran kas keluar masuk.

Pertimbangan alur keluar masuk didasarkan pada tiga jenis aktivitas yaitu:

a. Operasi, terkait dengan kegiatan utama lembaga zakat.

b. Investasi, yang dimaksud adalah penggunaan uang yang ditujukan baik

untuk kepentingan lembaga maupun mustahiq.

c. Pendanaan, merupakan kebutuhan tambahan dana eksternal dalam

pembiayaan program jangka panjang.

d. Catatan atas laporan keuangan, berisi penjelasan atas keempat jenis

laporan diatas sebagai catatan khusus yang lebih rinci sifatnya.

Akuntansi manajemen berperan penting dalam menentukan kepentingan

manajemen yang lebih luas berdasarkan penggunaan data keuangan yang ada.

D. PENDAYAGUNAAN

Sesungguhnya jatuh bangunnya lembaga zakat terletak pada kreativitas

divisi pendayagunaan, yaitu bagaimana amil (lembaga zakat) mendistribusikan

zakat dengan inovasi-inovasi yang baru dan bisa memenuhi tujuan pendistribusian

Page 172: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

zakat kepada mustahiq. Pendayagunaan program pemberdayaan mustahiq

merupakan inti dari zakat. Ada beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan oleh

bidang pendayagunaan. Namun yang terjadi di Indonesia beberapa lembaga zakat

sudah memiliki keseragaman kegiatan. Adapun kegiatan tersebut adalah:

1. Pengembangan Ekonomi

Dalam melakukan pengembangan ekonomi ada beberapa kegiatan yang

dapat dijalankan oleh lembaga zakat (Sadewo, 2004: 227-235) diantaranya:

a. Penyaluran modal.

b. Pembentukan lembaga keuangan.

c. Pembangunan industri.

d. Penciptaan lapangan kerja.

e. Peningkatan usaha.

f. Pelatihan.

g. Pembentukan organisai.

Beberapa kegiatan pengembangan ekonomi seperti yang disebutkan di atas

telah banyak dipraktekan di Indonesia. Jika pendistribusian dana disalurkan untuk

kegiatan pengembangan ekonomi seperti itu usaha merubah mustahiq menjadi

muzakki memiliki peluang yang lebih besar.

2. Pembinaan Sumber Daya Manusia

Pembinaan SDM adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh lembaga zakat

untuk membina mustahiq. Program yang paling mudah dilakukan adalah

pemberian beasiswa kepada anak-anak dari keluarga mustahiq. Menurut Sudewo

ada beberapa program pendidikan yang bisa dikembangkan untuk membantu

anak-anak mustahiq (Sadewo, 2004: 231) diantaranya:

a. Beasiswa

b. Diklat dan kursus keterampilan

c. Sekolah

3. Layanan Sosial

Yang dimaksud dengan layanan sosial adalah layanan yang diberikan

kepada kalangan mustahiq dalam memenuhi kebutuhan mereka. Beberapa

kegiatan santunan sosial diantaranya seperti: biaya kesehatan, santunan anak

yatim, bantuan bencana alam. Layanan sosial merupakan program insidentil

lembaga, karena dana zakat tersebut diberikan kepada mustahiq ketika ada

kebutuhan yang sangat mendesak.

E. PENDISTRIBUSIAN

Pendistribusian adalah suatu kegiatan dimana zakat bisa sampai kepada

mustahiq secara tepat. Kegiatan pendistribusian sangat berkaitan dengan

pendayagunaan, karena apa yang akan didistribusikan disesuaikan dengan

pendayagunaan. Akan tetapi juga tidak bisa terlepas dari penghimpunan dan

Page 173: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

pengelolaan. Jika penghimpunannya tidak maksimal dan mungkin malah tidak

memperoleh dana zakat sedikitpun maka tidak akan ada dana yang

didistribusikan.

Muhammad (2006: 176) berpendapat bahwa distribusi zakat berkaitan

dengan persediaan, saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi mustahiq, wilayah

penyaluran, tingkat persediaan, dana zakat dan lokasi amil, pengiriman, dan

keagenan.

Zakat yang dihimpun oleh Lembaga Zakat harus segera disalurkan kepada

para mustahiq sesuai dengan skala prioritas yang telah disusun dalam program

kerja. Mekanisme distribusi zakat kepada mustahiq bersifat konsumtif dan juga

produktif. Menurut Mufraini (2006: 148) distribusi zakat tidak hanya dengan dua

cara akan tetapi ada tiga yaitu: distribusi konsumtif, distribusi produktif, dan

investasi.

Sebagai penegasan sudah seharusnya pemerintah berperan aktif di dalam

membangun kesejahteraan umat Islam yang mendominasi negara ini, sehingga

nantinya di dalam pengelolaan zakat dan pendistribusiannya dapat dilakukan

secara optimal, tepat sasaran dan profesional. Usaha-usaha pengumpulan zakat

hendaknya lebih dimaksimalkan agar pendistribusiannya tersalurkan secara

terpadu kepada yang berhak secara sistematis dan optimal.

Ada beberapa ketentuan dalam mendistribusikan dana zakat kepada

mustahiq yaitu:

1. Mengutamakan distribusi domestik, dengan melakukan distribusi lokal atau

lebih mengutamakan penerima zakat yang berada dalam lingkungan terdekat

dengan lembaga zakat (wilayah muzakki) dibandingkan pendistribusiannya

untuk wilayah lain.

2. Pendistribusian yang merata dengan kaidah-kaidah sebagai berikut:

a. Bila zakat yang dihasilkan banyak, seyogyanya setiap golongan

mendapat bagiannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

b. Pendistribusiannya haruslah menyeluruh kepada delapan golongan yang

telah ditetapkan.

c. Diperbolehkan untuk memberikan semua bagian zakat kepada beberapa

golongan penerima zakat saja, apabila didapati bahwa kebutuhan yang

ada pada golongan tersebut memerlukan penanganan secara khusus.

d. Menjadikan golongan fakir miskin sebagai golongan pertama yang

menerima zakat, karena memenuhi kebutuhan mereka dan membuatnya

tidak bergantung kepada golongan lain adalah maksud dan tujuan

diwajibkannya zakat.

e. Seyogyanya mengambil pendapat Imam Syafi‟i sebagai kebijakan umum

dalam menentukan bagian maksimal untuk diberikan kepada petugas

Page 174: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

zakat, baik yang bertugas dalam mengumpulkan maupun

yangmendistribusikannya.

3. Membangun kepercayaan antara pemberi dan penerima zakat. Zakat baru

bisa diberikan setelah adanya keyakinan dan juga kepercayaan bahwa si

penerima adalah orang yang berhak dengan cara mengetahui atau

menanyakan hal tersebut kepada orang-orang adil yang tinggal di

lingkungannya, ataupun yang mengetahui keadaannya yang sebenarnya.

Intermediary system yang mengelola investasi dan zakat seperti perbankan

Islam dan lembaga pengelola zakat dewasa ini lahir secara masif. Di Indonesia

sendiri, dunia perbankan Islam dan lembaga pengumpul zakat menunjukan

perkembangan yang cukup pesat. Mereka berusaha untuk berkomitmen

mempertemukan pihak surplus muslim dan pihak defisit muslim. Dengan harapan

terjadi proyeksi pemerataan pendapatan antara surplus dan defisit muslim atau

bahkan menjadikan kelompok defisit (mustahiq) menjadi surplus (muzakki).

Melihat fenomena dan permasalahan yang terjadi di Indonesia dari sisi

zakat, sosial masyarakat, dan juga ekonomi Mufraini (2006: 147) membuat

sebuah inovasi distribusi zakat yang dikategorikan dalam empat bentuk sebagai

berikut:

1. Distribusi Bersifat Konsumtif Tradisional

Yaitu zakat dibagikan kepada mustahiq untuk dimanfaatkan secara

langsung, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari atau zakat māl yang dibagikan kepada para korban bencana

alam.

2. Distribusi Bersifat Konsumtif Kreatif

Zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti

diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa.

3. Distribusi Zakat Bersifat Produktif Tradisional

Zakat diberikan dalam bentuk barang-barang yang produktif seperti

kambing, sapi, alat cukur, dan lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini akan

dapat menciptakan suatu usaha yang membuka lapangan kerja fakir miskin.

4. Distribusi Zakat dalam Bentuk Produktif Kreatif

Zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik untuk membangun proyek

sosial atau menambah modal dagang pengusaha kecil.

Sebagimana dilihat dari inovasi di atas maka lembaga zakat selain

mendistribusikan zakat secara konsumtif, saat ini juga telah mengembangkan

sistem distribusi zakat produktif. Pola distribusi dana zakat produktif menjadi

menarik untuk dibahas mengingat ketentuan syari‟ah menegaskan bahwa dana

zakat yang terkumpul sepenuhnya adalah hak milik dari mustahiq delapan asnaf.

Page 175: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Zakat bukan hanya persoalan ibadah mahḍah (ritual murni) tapi juga

persoalan māliyah ijtima‟iyyah (harta benda sosial) oleh karenanya harus

ma‟qulul ma‟na (masuk akal). Ini merupakan pendapat golongan Hanafiyah dan

pendapat ini dapat diterima karena ma‟qulul ma‟na dapat diterapkan sesuai

perkembangan zaman. Dan dapat menjawab tuntutan kemaslahatan umat,

kapanpun dan dimanapun.

Al-Qur‟an sendiri tidak mengatur bagaimana seharusnya dan sebaiknya

membagikan zakat kepada para asnaf. Umar bin Khattab ra pernah memberikan

dana zakat berupa kambing agar dapat berkembang biak. Nabi pernah

memberikannya kepada seorang fakir sebanyak dua dirham, dengan memberikan

anjuran agar mempergunakan uang tersebut, satu dirham untuk dimakan dan satu

dirham lagi supaya dibelikan kapak sebagai alat kerja.

Berdasarkan pendapat golongan Hanafiyah, dan peristiwa pada masa Rasulullah

dan Umar maka distribusi zakat secara produktif diperbolehkan demi

kemaslahatan umat. Pendapat ini dikuatkan oleh Yafie (1995: 236) bahwa

pemanfaatan dana zakat yang dijabarkan dalam ajaran fiqih memberi petunjuk

perlunya suatu kebijakan dan kecermatan, di mana perlu dipertimbangkan faktor-

faktor pemerataan dan penyamaan, kebutuhan yang nyata dari kelompok-

kelompok penerima zakat, kemampuan penggunaan dana zakat dari yang

bersangkutan yang mengarah kepada peningkatan kesejahteraannya dan

kebebasannya dari kemelaratan, sehingga pada gilirannya yang bersangkutan tidak

lagi menjadi penerima zakat tetapi menjadi pembayar zakat.

Hal-hal di atas dicontohkan bahwa jika penerima zakat tersebut tahu dan

biasa berniaga maka kepadanya diberikan modal usaha, atau yang bersangkutan

mempunyai keterampilan pertukangan maka kepadanya diberikan perkakas yang

memungkinkan dia bekerja dalam bidang keterampilannya untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Terhadap dana zakat tersebut tidak akan menjadi

permasalahan yang ilegal dalam pengertian hukum. Oleh karena itu dana zakat

yang digulirkan secara produktif tentunya tidak dapat menuntut adanya tingkat

pengembalian tertentu sebagaimana halnya sumber dana selain zakat.

Konsep distribusi dana zakat secara produktif yang dikedepankan sejumlah

lembaga zakat biasanya dipadukan dengan dana terkumpul lainnya yaitu shadaqah

dan infak. Hal ini untuk meminimalisir adanya perbedaan pendapat akan pola

produktif dana zakat.

Aturan syari‟ah menetapkan bahwa dana hasil pengumpulan zakat,

sepenuhnya adalah hak milik dari para mustahiq. Dengan demikian pola distribusi

produktif yang dikembangkan pada umumnya mengambil skema qardul hasan

yakni satu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya tingkat pengembalian

tertentu dari pokok pinjaman. Namun demikian bila ternyata si peminjam dana

tersebut tidak mampu mengembalikan pokok tersebut, maka hukum zakat

mengindikasikan bahwa sipeminjam tersebut tidak dapat dituntut atas

ketidakmampuannya tersebut, karena pada dasarnya, dana tersebut adalah hak

mereka.

Terlepas dari perbedaan pendapat dalam fiqih dan pola inovasi pendanaan

yang diambil dari dana zakat, skema yang dikedepankan dari pola qordul hasan

sebenarnya sangat brilian, sebagaimana menurut pendapat Mufraini (2006: 160)

bahwa:

Page 176: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

1. Ukuran keberhasilan sebuah lembaga pengumpul zakat adalah bagaimana

lembaga tersebut dapat menjadi salah satu elemen dari sekuritas sosial yang

mencoba mengangkat derajat kesejahteraan seorang mustahiq menjadi

seorang muzakki. Jika hanya pola konsumtif yang dikedepankan,

tampaknya akan sulit tujuan ini bisa tercapai.

2. Modal yang dikembalikan oleh mustahiq kepada lembaga zakat, tidak

berarti bahwa modal tersebut sudah tidak lagi menjadi haknya mustahiq

yang diberikan pinjaman. Ini artinya bisa saja dana tersebut diproduktifkan

kembali dengan memberi balik kepada mustahiq tersebut yang akan

dimanfaatkan untuk penambahan modal usahanya lebih lanjut. Dan

kalaupun tidak, hasil akumulasi dana zakat dari hasil pengembalian modal

akan kembali didistribusikan kepada mustahiq lain yang juga berhak.

Page 177: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB III DOMPET PEDULI UMAT DAARUT TAUHID (DPU-

DT)

A. PROFIL SINGKAT

Dompet Peduli Ummat adalah sebuah LEMBAGA AMIL ZAKAT

NASIONAL dan merupakan Lembaga Nirlaba yang bergerak di bidang

penghimpunan (FUNDRAISING) dan PENDAYAGUNAAN dana zakat, Infaq,

shadaqah dan wakaf (ZISWA). Didirikan 16 Juni 1999 Oleh KH Abdullah

Gymnastiar sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid dengan tekad menjadi

LAZ yang Amanah, Profesional dan Jujur berlandaskan pada Ukhuwah Islamiyah.

Latar belakang berdirinya DPU Daarut Tauhiid adalah bahwa Indonesia

sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki

potensi zakat yang amat besar. Sayangnya, pada saat itu sebagian besar

masyarakat masih belum memiliki kesadaran untuk berzakat sesuai dengan

ketentuannya. Hal lain yang juga menjadi perhatian adalah belum optimalnya

penggunaan dana zakat ini. Kadang, penyaluran dana zakat hanya sebatas pada

pemberian bantuan saja tanpa memikirkan kelanjutan dari kehidupan si penerima

dana.

DPU Daarut Tauhiid berusaha untuk mengatasi hal-hal tersebut. Selain

menguatkan kesadaran masyarakat terhadap zakat, DPU-DT juga berusaha

menyalurkan dana yang sudah diterima kepada mereka yang benar-benar berhak,

dan berusaha mengubah nasib kaum mustahik menjadi muzaki atau mereka yang

sebelumnya menerima zakat menjadi pemberi zakat. Kiprah DPU Daarut Tauhiid

ini mendapat perhatian pemerintah, kemudian ditetapkan menjadi Lembaga Amil

Zakat Nasional (LAZNAS) sesuai dengan SK Menteri Agama no 410 tahun 2004

pada tanggal 13 Oktober 2004. Di mana sebelumnya sejak tahun 2002 masih

sebagai Lembaga Amil Zakat Daerah.

Page 178: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Mulai tahun 2004, DPU Daarut Tauhiid mengembangkan konsep

penyaluran dana zakat bergulir berkesinambungan, untuk para penerima zakat,

agar suatu saat dapat meningkatkan taraf hidupnya dan mampu berubah dari

penerima zakat menjadi pemberi zakat. Lembaga tidak hanya member ikannya

saja, melainkan juga memberi kailnya, agar mereka bisa terus berusaha dan

meningkatkan taraf hidupnya. Oleh karena itu, saat ini peningkatan kekuatan

ekonomi dan pembelajaran bagi masyarakat merupakan prioritas yang harus

diutamakan, sehingga upaya-upaya untuk menumbuhkan kemampuan dan

kemandirian ummat yang berasal dari sinergi potensi masyarakat patut untuk

diwujudkan secara bersama-sama.

B. VISI DAN MISI

Visi DPU-DT adalah menjadi model Lembaga Amil Zakat Nasional

(LAZNAS) yang amanah, profesional, akuntabel dan terkemuka dengan daerah

operasi yang merata. Sedangkan Misi DPU-DT adalah:

1) Mengoptimalkan potensi ummat melalui Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS).

2) Memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi, pendidikan, dakwah

dan sosial menuju masyarakat mandiri.

Alamat dan Kontak:

Kantor Pusat: Jl. Gegerkalong Girang No. 32 Bandung,

Informasi DPU & Zakat Telp./ Fax. 022- 2021862, 2021861, Mobile 083 10001

7002

Website: www.dpu-daaruttauhiid.org. e-mail: [email protected]

Kantor Lampung: Jl. H. Juanda No. 11 Pahoman Bandar Lampung, Telp/Fax.

0721-256024

C. JENIS – JENIS PROGRAM

a. Program bersifat Konsumtif:

1. Program Dakwah-KU terdiri dari:

a) Baitul Qur’an; berupa pemberian biaya pendidikan tahfidz qur‟an dan

biaya asrama bagi peserta didik yang kurang mampu dan mempunyai

kapasitas menghafal qur‟an dengan baik.

b) Mobil Cinta Masjidku; berupa layanan sarana dakwah dan pelayanan

program kebersihan masjid, upgrading SDM masjid yang ada di pelosok

desa dan pendistribusian al-qur‟an.

c) Media Da’waah-KU; merupakan layanan yang disajikan memalui media

cetak berupa majalah, Buletin dan News Letter yang berisikan laporan

distribusi dana yang terkumpul, khasanah islam dan konsultasi seputar

keluarga.

d) Majlis Ta’lim Manajemen Qolbu; merupakan layanan kajian keilmuan

secara kolosal dengan konsep Manajemen Qolbu, yang dilaksanakan

diberbagai kota di Indonesia.

Page 179: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

2. Program Besiswa-KU terdiri dari:

a) Beasiswa TK/Paud-KU; berupa pemberian biaya pendidikan bagi anak

usia dini dari keluarga yang kurang mampu dari segi ekonomi, sehingga

proses pendidikan masih bisa dirasakan sejak dini.

b) Beasiswa SD-KU; berupa pemberian biaya pendidikan bagi anak usia

kelas 1 hingga kelas 6 SD dari keluarga yang kurang mampu dari segi

ekonomi, sehingga proses pendidikan masih bisa dirasakan sejak dini.

c) Beasiswa SMP-KU; berupa pemberian biaya pendidikan dan boarding

bagi anak usia kelas 1 hingga kelas 3 SMP dari keluarga yang kurang

mampu dari segi ekonomi, namun anak memiliki prestasi dan

berkeinginan kuat untuk melanjutkan sekolah sehingga proses pendidikan

masih bisa dirasakan sejak dini.

d) Beasiswa SMK-KU; berupa pemberian biaya pendidikan dan boarding

bagi anak usia kelas 1 hingga kelas 3 SMK dari keluarga yang kurang

mampu dari segi ekonomi, namun anak memiliki prestasi dan

berkeinginan kuat untuk melanjutkan sekolah sehingga proses pendidikan

masih bisa dirasakan sejak dini.

e) Beasiswa SMA-KU; berupa pemberian biaya pendidikan dan boarding

bagi anak usia kelas 1 hingga kelas 3 SMA ditambah 1 tahun pertama

pendidikan Tahfidz Qur‟an dan pembentukan karakter pemimpin, dari

keluarga yang kurang mampu dari segi ekonomi, namun anak memiliki

prestasi dan berkeinginan kuat untuk melanjutkan sekolah sehingga

proses pendidikan masih bisa dirasakan sejak dini.

f) Bea Mahasiswa-KU; berupa pemberian biaya pendidikan dan pelatihan

pembekalan kerja bagi para mahasiswa yang ada di Perguruan Tinggi di

Indonesia yang berasal dari keluarga yang kurang mampu dari segi

ekonomi, namun anak memiliki prestasi dan berkeinginan kuat untuk

mandiri.

g) Balai Kreatif-KU; berupa pemberian Pelatihan Skill bagi para generasi

muda-mudi di Indonesia sehingga menjadi generasi yang siap kerja,

dengan memiliki keahlian khusus, berkarakter baik dan kuat serta

memiliki jiwa mandiri.

3. Program Peduli-KU terdiri dari:

a) Layanan Peduli Sosial; layanan yang diberikan berupa pemeriksaan dan

pengobatan gratis bagi wilayah pedesaan yang terisolir dari akses sarana

kesehatan.

b) Layanan Peduli Kemanusiaan; layanan tanggap darurat bagi korban

bencana alam yang meliputi trauma healing, penyaluran sembako dan

kebutuhan pokok lainnya.

Page 180: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

c) Ramadhan Peduli Negari; pemberian paket lebaran bagi keluarga

dhuafa dan berbagi bersama sahabat yatim piatu dengan memberikan

santunan dan kegiatan yang menarik bagi anak-anak.

d) Kurban Peduli Negeri; berupa penyembelihan dan pendistribusian

daging kurban ke pelosok negeri yang padat, kumuh, miskin sesuai

dengan tuntutan syariah, dimana hewan yang disembelih merupakan hasil

pemberdayaan peternak didesa binaan. Juga adanya kegiatan nyate

bersama anak yatim dan dhuafa serentak di seluruh cabang nasional.

e) Peduli Lingkungan-KU; berupa pemberian sarana kebersihan lingkungan

masjid dan sekitarnya, dengan rangkaian kegiatan manajemen masjid,

pelatihan janaiz, pendistribusian qur‟an dan peduli penghijauan bumi.

b. Program bersifat Produktif:

Program pendayagunaan ZIS DPU-DT dikenal dengan Program Ikhtiar-

KU berupa program-program kemandirian berbasis ekonomi dalam rangka

memperbaiki tarap hidup keluarga masyarakat dhuafa sehingga mampu mandiri,

diantaranya:

1. MiSyKat (Microfinance Syariah Berbasis Masyarakat); berupa Lembaga

Pemberdayaan Dhuafa melalui program pemberdayaan ekonomi produktif

yang dikelolah secara sistematis, intensif dan berkesinambungan. Para peserta

(mustahik) diberikan dana bergulir, keterampilan dan wawasan berusaha,

pendidikan menabung, penggalian potensi, pembinaan akhlak dan karakter

sehingga mereka menjadi berdaya dan didorong untuk lebih mandiri.

2. Usaha Ternak Mandiri (UTM); berupa penggemukan hewan ternak yang

sasrannya adalah memberdayakan peternak kecil di pedesaan. Program

dilaksanakan dalam bentuk pengelolaan hewan ternak yang berkualitas

sampai pada proses pemasaran melalui program pendampingan yang intensif

dan berkesinambungan. Hasil akhirnya adalah terlaksananya keberlangsungan

kemandirian mustahik.

3. Usaha Tani Mandiri (UTAMA); memberdayakan petani kecil dipedesaan.

Program dilaksanakan dalam bentuk pengolahan lahan yang berkualitas

sampai proses pemasaran melalui program pendampingan yang intensif dan

berkesinambungan. Hasil akhirnya adalah terlaksananya keberlangsungan da

kemandirian mustahik.

Page 181: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB IV RUMAH ZAKAT

A. PROFIL SINGKAT

Lembaga Amil Zakat (LAZ) LAMPUNG PEDULI adalah sebuah lembaga

swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh

dan wakaf secara lebih profesional dengan menitikberatkan pembinaan dan

pemberdayaan sosial melalui 4 rumpun program yaitu program pendidikan

(EduCare), kesehatan (HealthCare), pemberdayaan ekonomi (EcoCare) dan

kepemudaan (YouthCare).

Memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di Bandung, lembaga yang awalnya

bernama Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ) dan dipelopori oleh Abu Syauqi

ini, semakin menguatkan eksistensinya sebagai lembaga amil zakat. Legalitas

untuk melakukan ekspansi semakin kuat ketika lembaga ini telah mendapat

sertifikasi pengukuhan sebagai lembaga amil zakat nasional berdasarkan SK

Menteri Agama RI No. 157 pada tanggal 18 Maret 2003 yang diperbaharui

melalui SK Menag RI No. 42 tahun 2007.

Sebelas tahun sudah Rumah Zakat Indonesia berdiri menjadi jembatan

harmoni antara para muzakki dan mustahik, menyambungkan empati dalam

simpul pelayanan gratis hingga pemberdayaan. Atas rahmat Allah Yang Maha

Kuasa, didukung simpati sobat zakat sekalian, Rumah Zakat Indonesia telah hadir

di 44 jaringan kantor di 38 kota besar dari Banda Aceh NAD hingga Jayapura,

Papua. Dengan dukungan teknologi informasi, kini semua kantor (pusat-regional-

cabang-kantor kas) telah terkoneksi secara online. Membuat pengelolaan lembaga

lebih terintegrasi, transparan dan cepat.

Dalam pengembangan keempat rumpun programnya Rumah Zakat

Indonesia mengembangkan program pendampingan dan pemberdayaan intensif

berbasis komunitas yang disebut Integrated Community Development (ICD) baik

per kecamatan maupun kelurahan. Untuk setiap ICD dikelola oleh satu orang atau

lebih Mustahik Relation Officer (MRO) yang tinggal di tengah-tengah masyarakat

yang dibinanya sehingga pemantauan dan keberlangsungan program lebih terjaga.

Semangat membumikan nilai spritualitas menjadi kesalehan sosial membingkai

Page 182: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

gerak lembaga ini sebagai mediator antara nilai kepentingan muzakki dan

mustahik. Antara yang memberi dan menerima, antara para aghniya (orang kaya)

dan mereka yang dhuafa sehingga kesenjangan sosial bisa semakin dikurangi

jaraknya. Harmoni ini semakin hangat dengan dukungan para muzakki dan mitra

lembaga. Merekalah yang menjadi tiang penyangga lembaga, selain tentu

dukungan doa anak yatim dan para mustahiq yang menyuburkan gerakan sosial ini

dilakukan.

B. VISI DAN MISI:

Visi LAZ Rumah Zakat adalah menjadi Lembaga Amil Zakat Taraf

Internasional Yang Unggul dan Terpercaya. Sedangkan Misi LAZ Lampung

Peduli adalah:

1) Membangun kemandirian masyarakat melalui pemberdayaan secara

produktif

2) Menyempurnakan kualitas pelayanan masyarakat melalui keunggulan insani

Alamat dan Kontak:

Kantor Pusat: Jl. Turangga No. 25C, Bandung Telp. (022) 7332407 Fax. (022)

7332478 atau Jl. Matraman Raya No. 148 Blok A1 No. 5 Jakarta Timur Telp.

(021) 85918020 SMS Centre 0815 7300 1555 Call Centre 0804 100 1000 e-mail

: [email protected] website : www.rumahzakat.org

Kantor Lampung: Jl. Jend. Sudirman No. 59 Rawa Laut - 35127 Bandar

Lampung. Telp.0721-255813

C. JENIS – JENIS PROGRAM

a. Program bersifat Konsumtif:

1. Program Edu Care: merupakan salah satu rumpun program dari 4 Care

yang bertujuan ikut mencerdaskan bangsa melalui sejumlah tahapan

pendidikan yang diberikan secara gratis kepada masyarakat kurang mampu,

terdiri dari:

a) Beasiswa Kembalikan Senyum Anak Bangsa (KSAB); berupa

pemberian beasiswa ini merupakan salah satu beasiswa bagi anak asuh

Rumah Zakat Indonesia, tidak saja yang bersekolah di SD Juara akan

tetapi juga yang bersekolah di sekolah umum lainnya.

b) Kids Learning Center (KLC); merupakan salah satu program yang

melengkapi beasiswa KSAB, yang dirangkum dalam bentuk aktivitas

pendidikan luar sekolah dengan fokus pada penelusuran minat dan bakat.

c) SD Juara; adalah sekolah gratis berbasis Multiple Intellegences

ditujukan untuk anak yatim dan kurang mampu di lingkungan Integrated

Community Development (ICD).

d) Pelatihan Bagi Guru; merupakan program peningkatan kualitas skill

dan kapasitas guru sebagai aktivator pemberdayaan pendidikan.

Page 183: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

e) Pendampingan Sekolah; merupakan program pengembangan mutu

sekolah yang dilakukan secara terpadu menuju sekolah unggul dan

profesional.

2. Program Youth Care: Cukup sepuluh pemuda untuk mengguncang dunia.

tapi apakah kekuatan itu hadir tiba-tiba? Rumah Zakat Indonesia

memberikan wahana pemberdayaan pemuda melalui aksi nyata Program

Pengembangan Kapasitas Relawan, Pengembangan Kemandirian Pemuda,

dan Siaga Bencana. Kami siapkan pula Youth Development Centre sebagai

Balai Latihan Ketrampilan Usaha. Para pemuda dan relawan kini siap tampil

lebih berdaya.

a) Pendampingan Sekolah; adalah rangkaian pelatihan keterampilan dan

motivasi, workshop, serta pembinaan yang mengarahkan setiap peserta

agar memiliki kemampuan untuk berwirausaha.

b) Program Pendampingan Masyarakat; merupakan program ini

ditujukan untuk memberikan pembinaan, pendidikan dan mediasi kepada

masyarakat dalam rangka mewujudkan karakter produktif.

c) Program Siaga Bencana; sebuah aksi tanggap bencana yang dikelola

Rumah Zakat Indonesia dengan program terpadu yang fokus pada

peningkatan gizi dan kesehatan korban bencana.

d) Program Superqurban; merupakan program optimalisasi daging qurban

melalui kornetisasi dalam kemasan kaleng, yang tahan hingga 3 tahun

dan tanpa pengawet.

e) Waterwell; merupakan program pengadaan air bersih di wilayah pelosok

dan pinggiran yang tidak memiliki fasilitas air bersih maupun tidak

terjangkau sarana air bersih.

f) Pengadaan ICD Center; ICD Centre merupakan infrastruktur yang

menjadi pusat aktivitas pemberdayaan masyarakat di wilayah ICD

Rumah Zakat Indonesia. Sebagai fasilitas penunjang proses

pendampingan dan monitoring pemberdayaan seluruh aspek kehidupan

warga ICD, seperti bidang ekonomi, sosial hingga aktivitas keagamaan.

3. Program Healt Care: Salah satu program Rumah Zakat Indonesia untuk

ikut menyehatkan masyarakat khususnya masyarakat kurang mampu.

Program ini berbasis layanan kesehatan gratis untuk meningkatkan

kesadaran dan aksetibilitas masyarakat terhadap kesehatan.

a) Rumah Bersalin Gratis (RGB); Konsep Rumah Sakit gratis bagi

keluarga kurang mampu. Pelayanan yang diberikan meliputi pelayanan

pemeriksaan kehamilan dan persalinan, USG, dan pemeriksaan umum.

b) Layanan Bersalin Gratis (LBG); Sebuah layanan persalinan gratis bagi

ibu hamil di kota-kota cabang RZI dimana tidak ada RBG. LBG

bekerjasama dengan bidan mitra professional.

c) Program Mobil Jenazah Gratis; adalah layanan gratis pengantaran

jenazah bagi masyarakat yang membutuhkan, baik dari rumah sakit ke

rumah duka hingga ke pemakaman.

Page 184: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

d) Pengadaan Mobil Jenazah/Ambulance Gratis/Mobil Klinik; sebuah

program pengadaan armada mobil lengkap dengan peralatan medis untuk

ambulance gratis dan perlengkapan jenazah bagi warga miskin dan

kurang mampu.

e) Program Layanan Klinik KlilingGratis; merupakan layanan

pendukung mobilitas aksi kesehatan ke wilayah pelosok dengan fasilitas

lengkap disertai tim medis yang profesional.

f) Siaga Sehat & Siaga Pangan; adalah layanan kesehatan secara berkala

di wilayah ICD, meliputi pemeriksaan, pemberian obat, penyuluhan

hidup sehat, serta pemberian makanan tambahan bagi balita.

g) Khitanan Masal; program khitan untuk anak dari keluarga miskin dan

kurang mampu. Dengan tujuan untuk meringankan beban masyarakat

miskin yang tidak dapat mengkhitankan anaknya.

h) Operasi-operasi Gratis; untuk membantu masyarakat dari keluarga

kurang mampu. Rumah Zakat melakukan sejumlah layanan kesehatan

berupa operasi seperti operasi bibir sumbing, katarak dan hernia.

b. Program bersifat Produktif:

Program pendayagunaan ZIZ Rumah Zakat dikenal dengan Program Eco

Care; Berbekal semangat pengabdian untuk memajukan perekonomian negeri,

rumpun EcoCare dirancang Rumah Zakat Indonesia untuk memberdayakan

ekonomi rakyat melalui serangkaian kegiatan pembinaan terpadu serta kemitraan

modal.

EcoCare diimplementasikan dalam program Kelompok Usaha Kecil

Mandiri (KUKMI). Yaitu sebuah program qhordul hasan untuk pemberdayaan

usaha kecil dan mikro (UKM). Pendampingan dan pengembangan mitra binaan

dilakukan melalui instrumen Koperasi Syariah “Mozaik” yang berdiri di hampir

setiap cabang Rumah Zakat Indonesia berada.

Page 185: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB V LAMPUNG PEDULI

A. PROFIL SINGKAT

Lembaga Amil Zakat (LAZ) LAMPUNG PEDULI adalah salah satu

aktivitas dari Yayasan Wakaf Lampung Peduli (YWLP). YWLP berkhidmad

mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa, utamanya di Lampung

dengan bertumpu kepada pengelolaan dana zakat, infak/sedekah (ZIS) dan donasi

kemanusiaan lainnya/bencana alam dari kaum berada.

YWLP sebagai induk dari LP didirikan oleh H. Bambang Eka Wijaya

(Pimpinan Umum Lampung Post), H. Nurvaif S. Chaniago (Tokoh Masyarakat

dan Ulama Lampung), Drs. H. Eri Sudewo, MDM. (Pendiri DOMPET

DHUAFA), Ir. H. Rahmat Riyadi, M.M. (Presiden DOMPET DHUAFA 2003-

2008). YWLP hadir sejak 17 April 2001 di Bandar Lampung sebagai lembaga

nirlaba yang independen bentukan umat dengan salah satu aktivitasnya: LAZ,

lembaga zakat.

LAZ LP diakui pemerintah provinsi sebagai LAZ tingkat Daerah Lampung

dan resmi yang pertama dengan SK Gubernur Lampung No.

G/347/B.VII/HK/2001. Sejak berdiri LP merupakan satu-satunya jejaring

pengelola zakat nasional DOMPET DHUAFA di provinsi Lampung (Kantor

Perwakilan Lampung). DOMPET DHUAFA adalah LAZ Nasional berdasarkan

SK Kemenag RI No.439 Tahun 2001.

LAZ LP melibatkan diri dalam problem kemiskinan, keberdayaan dan

kemandirian umat yang berdasar pada syariah. Personil-personil full-time bekerja

utuh menjunjung kapabilitas dan etik amil sekaligus bersinergi dengan pihak-

pihak dalam memerangi beragam ketertinggalan menuju rahmatan lil’alamin.

B. VISI DAN MISI:

Visi LAZ Lampung Peduli adalah menjadi lembaga zakat terpercaya yang

berkhidmat membangun umat. Sedangkan Misi LAZ Lampung Peduli adalah:

1) Menjadi lembaga dan SDM yang profesional.

2) Meningkatkan kesadaran umat tentang ZIS melalui lembaga.

Page 186: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

3) Berkhidmat membangun umat dalam peningkatan kuantitas-kualitas

pendidikan, kesehatan umat, dan kemandirian ekonomi kaum dhuafa.

4) Menumbuhkembangkan program-program yang berpihak kepada umat dan

berkeadilan.

5) Membangun gerakan keberdayaan umat dan bersinerfi dengan

pembangunan negara

Alamat dan Kontak:

Kantor Pusat: Jl. S. Parman 19, Palapa, Tanjung Karang Pusat, Bandar Lampung

Telp/Fax. 0721-267-562; email: [email protected].

C. JENIS – JENIS PROGRAM

a. Program bersifat Konsumtif:

1. Program DAKWAH/KEMANUSIAAN (Unggulan) terdiri dari:

a) Bencana alam/sosial kemanusiaan.

b) Dakwah lewat media (Dahlia)

c) Kurban Berkualitas

d) Akikah berkah

2. Program PENDIDIKAN Kita (Unggulan) terdiri dari:

a) Beastudi SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

b) Penguatan Taman Pendidikan Alqur‟an.

c) Orang Tuah asuh.

d) Penguasaan karakter unggul dan life skill.

3. Program KESEHATAN Kita (Unggulan) terdiri dari:

a) Anak dan Ibu Indonesia Sehat.

b) Asi Indonesia.

c) Air Sehat Umat.

d) Penguatan Gizi Dhuafa.

b. Program bersifat Produktif:

Pendayagunaan ZIS Lampung Peduli dikenal dengan Program EKONOMI

Kita (Unggulan) berupa program program brikut ini:

1. Pertanian Unggul (Tanggul)

2. Penguatan Peternak Dhuafa (Tanduk)

3. Bantuan Kelompok Usaha Tani.

Page 187: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB VI

PKPU

A. PROFIL SINGKAT

Krisis yang terjadi pada 1997 mempengaruhi kondisi perekonomian bangsa

dan rakyat Indonesia. Menyikapi krisis yang berkembang, 17 September 1998,

sejumlah anak-anak muda yang enerjik melakukan aksi sosial disebagian besar

wilayah Indonesia. Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas

entitas kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10

Desember 1999 lahirlah lembaga sosial yang bernama PKPU.

Dalam perkembangannya, PKPU menyadari bahwa potensi dana ummat

yang berasal dari Zakat, Infaq dan Shadaqah sangat besar. Sebagai negara

berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mengoptimalkan dana ZIS-

nya untuk memberdayakan masyarakat miskin. Pada tanggal 8 Oktober 2001,

PKPU mendapat pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai

dengan SK. Menteri Agama RI No 441. Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan

masyarakat kepada PKPU semakin besar. Pada hari Selasa, 22 Juli 2008,

Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU telah memperoleh register di PBB

sebagai lembaga dengan status “Special Consultative Status” dari Economic and

Social Council (Ecosoc).

Page 188: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

B. VISI DAN MISI:

Visi LAZ PKPU adalah menjadi lembaga terpercaya dalam membangun

kemandirian. Sedangkan Misi LAZ PKPU sebagai berikut:

1. Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk

mengembangkan kemandirian.

2. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah, dan

lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.

3. Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat

penerima manfaat (beneficiaries).

Alamat dan Kontak: Kantor Pusat: Jl. Raya Condet No. 27-G Batu Ampar Jakarta Timur 13520,

Phone: (021) 87780015, Fax: (021) 87780013, SMS Center: 081511997578,

website: http://pkpu.org, email: [email protected].

Kantor Lampung : Jl. Z.A. Pagar Alam No.4 Rajabasa, Bandar Lampung, Call

Center 0721-8013400, SMS Center 0853-77646405

C. JENIS – JENIS PROGRAM

a. Program bersifat Konsumtif:

1. Program Pendidikan terdiri dari:

a) Program Bea-STAR; program ini bertujuan untuk meningkatkan angka

partisipasi sekolah, khususnya bagi para siswa unggul. Program Bea-

STAR terdiri atas pemberian bantuan biaya pendidikan dan pembinaan

bagi para siswa binaan. Program ini juga akan melakukan upaya

pembentukan karakter unggul seperti jujur, tanggung jawab, peduli,

disiplin, percaya diri, dan berani.

b) Program Beastudi MUDA (Mahasiswa Unggul Indonesia); Beasiswa

Unggul adalah program pemberian beasiwa, pembinaan, dan pelatihan

bagi mahasiswa dari keluarga dhuafa. Program ini bertujuan untuk

membentuk SDM yang unggul dalam budi pekerti, intelektualitas, dan

kecerdasan sosial sehingga mampu meningkatkan kualitas sumber daya

manusia lainnya melalui peran yang dapat mereka ambil di masyarakat.

Para peserta program akan diberi peningkatan kemampuan dan

pembinaan di ketiga unsur di atas melalui kegiatan mentoring, pelatihan

soft skill, kunjungan tokoh, dan pengamalan keilmuan masing-masing

melalui kegiatan sosial kemasyarakatan.

c) Program SEJUTA; program ini bertujuan untuk meningkatkan angka

partisipasi sekolah melalui bantuan kebutuhan sekolah siswa berupa

sepatu, tas, alat tulis, dan pakaian sekolah. Diharapkan biaya pendidikan

siswa dhuafa dapat diringankan melalui pelaksanaan program ini.

Page 189: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

d) Program Bedah Sekolah; Bedah Sekolah merupakan kegiatan

pembangunan atau perbaikan ruang kelas yang mengalami kerusakan

fisik. Bedah Sekolah terbagi atas 2 tipe, bedah mayor dan bedan minor.

Selain melakukan pembangunan atau perbaikan kelas, juga dilakukan

pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung proses belajar

mengajar seperti kursi dan meja.

e) Pelatihan Guru INSPIRATIF; Pelatihan Guru INSPIRATIF

merupakan upaya peningkatan kualitas guru di Indonesia. Guru sebagai

ujung tombak proses pendidikan menjadi elemen prioritas yang harus

ditingkatkan kualitasnya. Kurikulum maupun tools pendukung lainnya

tidak akan dapat berbicara banyak apabila kualitas guru tidak

ditingkatkan.

f) M-LIFE (Mobil Library & Fun Education).

2. Program Tanggap Darurat dalam bentuk Program Bea-CBDRM

(Comunity Based Disaster Risk Manajement); Penanggulangan risiko

bencana oleh komunitas merupakan upaya pemandirian masyarakat dalam

menghadapi risiko bencana yang kerap dihadapi. Komunitas terlibat dan

bertanggung jawab terhadap program sejak perencanaan hingga

pelaksanaan. Partisipasi aktif masyarakat diharapkan akan mengurangi

kerentanan dan memperkuat kapasitas komunitas dalam penanggulangan

bencana secara swadaya. Dengan demikian menghindari ketergantungan

komunitas pada pihak eksternal. PKPU menghadirkan program ini dalam

rangka mengalihkan kesigapan penanganan bencana dari para pegiat

tanggap darurat bencana kepada masyarakat potensi korban bencana.

Dengan demikian tindakan penanganan bencana akan lebih cepat dilakukan

dan meminimalisir resiko dari potensi bencana yang terjadi.

3. Program SOSIAL terdiri dari:

a) Program BASMALA; Program BASMALAH (Bina Masjid dan

Musholla) adalah program yang bertujuan untuk membangun Masjid

sebagai pusat pembangunan karakter keislaman masyarakat. Program ini

berisi kegiatan pembangunan masjid, pemberian sarana dan prasarana

penunjang kegiatan dakwah, pengiriman dai pemberdayaan, training

Dewan Kemakmuran Masjid, dan Sebar Alquran Nusantara. Masjid yang

dibangun tidak hanya sebagai sarana ibadah sholat berjamaah, tetapi juga

digunakan sebagai tempat melaksanakan aktivitas tarbiyah islamiyah

yang dapat melahirkan umat yang unggul dalam keimanan dan

ketakwaan. Sehingga masjid tidak sekedar sebuah symbol keagamaan,

melainkan pusat pembangunan peradaan Islam

b) DAI (Dakwah Alam Indonesia); program DAI (Dakwah Alam

Indonesia) adalah program pengiriman dai di ke suatu wilayah dalam

Page 190: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

rangka melaksanakan dakwah Islam di wilayah-wilayah rawan upaya

pemurtadan. Program ini berisi kegiatan dakwah bagi masyarakat umum,

pelatihan bagi calon pengurus DKM setempat dan pemberdayaan

masyarakat dalam memakmurkan masjid.

c) SAN (Sebar Al-Quran Nusantara); program SAN (Sebar Alquran

Nusantara) adalah program pemberian serta pembinaan baca dan hafal

Alquran. Program ini bukan sekedar kegiatan pembagian Alquran,

melainkan juga kegiatan belajar baca Alquran, kursus tahsin, dan hafalan

Alquran.

4. Program YATIM berbentuk Belanja Bersama Yatim (BBY) dan Wisata

Yatim; program ini terdiri dari kegiatan pemberian kebutuhan makanan,

pakaian hingga kebutuhan psikologis anak-anak yatim. Program ini dikemas

dalam berbagai kegiatan yang menarik, antara lain Belanja Bersama Yatim

(BBY) dan Wisata Yatim. BBY dapat dilaksanakan dalam 2 variasi, yaitu

belanja kebutuhan pangan dan belanja kebutuhan sandang.

Page 191: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

5. Program KESEHATAN terdiri dari:

a) HEALT EMPOWERMENT (HE); program pemberdayaan kesehatan

dalam bentuk kegiatan Kampung Nutrisi, Program Berbagi Air, Program

1000 Jamban dan Program Sampah Berkah.

b) HEALT SERVICES (HS); merupakan layanan-layanan kesehatan

seperti: Program Kesehatan Masyarakat Keliling KIA (PROSMILING

KIA) dan TB Care.

c) MULIA INITIATIVE (MI); berupa program-program inisiatif

membantu para dhuafa dalam bentuk: Layanan Mustahik (Lamus),

Layanan Pendampingan Orang Sakit (Lapors) dan Layanan Antar

Jenazah (Latahzan)

b. Program bersifat Produktif:

Pendayagunaan ZIS PKPU dalam Program EKONOMI terdiri dari:

1. Gerobak Mapan; kegiatan ini dilakukan dengan memberikan bantuan

kepada Penerima Manfaat yang mempunyai usaha dengan memberikan

bantuan modal untuk meningkatkan bisnis usaha mereka. Disamping

pemberian modal para Penerima Manfaat juga akan dibekali pendampingan

untuk mengembangkan usahanya. Gerobak Mapan memiliki tahapan survey

untuk mendapatkan calon Penerima Manfaat lalu mereka dibekali dengan

bantuan modal dana yang digunakan untuk berjualan. Pendampingan

dilakukan sekitar dua pekan dengan melihat perkembangan usahanya setiap

hari.

2. KUMM (Kelompok Usaha Mandiri Masyarakat); sekelompok orang

yang menyatukan diri, dalam usaha-usaha di bidang sosial dan ekonomi atas

dasar prinsip demokrasi, partisipasi, keterbukaan dan keadilan, yang

bertujuan meningkatkan taraf hidup masing-masing anggota dalam rangka

kepentingan bersama. Tujuan dari KUMM adalah Meningkatkan

pendapatan mustahik yang mempunyai usaha-usaha produktif dengan cara

mengikat mereka dalam sebuah kelompok melalui pendampingan yang

dilakukan secara intensif.

3. Warung Kaget; warung kaget merupakan sebuah program pemberdayaan

terhadap masyarakat yang baru saja menjadi korban bencana, diharapkan

dengan adanya program ini akan membuat mereka bangkit kembali dari

keterpurukan yang menimpa, sehinggar benar-benar mampu mandiri lagi

seperti sedia kala.

4. PIK (Pusat Inkubasi Kemandirian); program ini bertujuan sebagai

berikut: 1).Tersalurkannya dana bantuan melalui pelatihan kewirausahaan,

Page 192: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

2).Meningkatkan pemahaman penerima manfaat tentang kewirausahaan,

3).Meningkatkan motivasi penerima manfaat untuk mendirikan maupun

menjalankan bisnis usaha yang sesuai dengan potensi maupun peluang yang

ada, 4).Menumbuhkan SDM yang mampu menciptakan kesempatan kerja

baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain, sehingga terbentuknya

peningkatan kualitas hidup, 5).Meningkatkan kemampuan Penerima

Manfaat dalam hal kewirausahaan dan, 6).Menanamkan etos kemandirian

kepada peserta pelatihan.

Page 193: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB VII BAZNAS PROVINSI LAMPUNG

A. PROFIL SINGKAT

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan badan resmi dan satu-

satunya yang dibentuk oleh pemerintah berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 8

Tahun 2001 yang memiliki tugas dan fungsi menghimpun dan menyalurkan zakat,

infaq, dan sedekah (ZIS) pada tingkat nasional. Lahirnya Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin mengukuhkan peran

BAZNAS sebagailembaga yang berwenang melakukan pengelolaan zakat secara

nasional. Dalam UU tersebut, BAZNAS dinyatakan sebagai lembaga pemerintah

nonstruktural yang bersifat mandiri dan bertanggung jawab kepada Presiden

melalui Menteri Agama. Dengan demikian, BAZNAS bersama Pemerintah

bertanggung jawab untuk mengawal pengelolaan zakat yang berasaskan: syariat

Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi dan

akuntabilitas.

BAZNAS Provinsi dibentuk oleh Menteri Agama atas usul gubernur setelah

mendapat pertimbangan BAZNAS. BAZNAS Provinsi bertanggung jawab kepada

BAZNAS dan pemerintah daerah provinsi.

B. VISI DAN MISI

Visi BAZNAS Lampung adalah menjadi Badan Zakat Nasional yang

Amanah, Transparan dan Profesional di Provinsi Lampung. Sedangkan Misi

BAZNAS Lampung sebagai berikut:

1) Meningkatkan kesadaran umat untuk berzakat melalui amil zakat.

2) Meningkatkan penghimpunan dan pendayagunaan zakat nasional sesuai

dengan ketentuan syariah dan prinsip manajemen modern.

3) Menumbuh kembangkan pengelola/amil zakat yang amanah, transparan,

profesional, dan terintegrasi.

4) Mewujudkan pusat data zakat nasional.

5) Memaksimalkan peran zakat dalam menanggulangi kemiskinan di Indonesia

melalui sinergi dan koordinasi dengan lembaga terkait.

Page 194: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Alamat dan Kontak: Kantor Pusat: Jl. Cut Mutia No. 27 Gulak Galik Teluk Betung, Bandar Lampung

35214

C. JENIS – JENIS PROGRAM

a. Program bersifat Konsumtif:

1. Program Lampung Bertaqwa; bentuk kegiatan berupa: Pembinaan

keimanan dan ibadah, Pengkaderan ulama, da'i dan muballig, Kegiatan

keagamaan yang layaknya dibiayai dengan dana zakat dan, Bantuan

kebutuhan fukara/masakin untuk Ramadhan dan Idul Fitri.

2. Program Lampung Cerdas; bentuk kegiatan berupa: Bantuan biaya

pendidikan siswa berprestasi dari keluarga fukara/musakin dan Bantuan

untuk guru/karyawan honorer yang gajinya tidak cukup.

3. Program Lampung Peduli; bentuk kegiatan berupa: Bantuan kebutuhan

pangan, sandang, dan tempat tinggal fukara/masakin dan Bantuan kepada

individu atau lembaga yang tertimpa musibah/bencana.

4. Program Lampung Sehat; bentuk kegiatan berupa: Bantuan untuk

fukara/masakin yang sakit, jompo, cacat fisik dan mental dan Bantuan biaya

perawatan dan transportasi pasien rumah sakit bagi fukara/masakin.

5. Program Paket Bantuan.

Page 195: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

b. Program bersifat Produktif:

Pendayagunaan BAZNAS Lampung dikenal dengan Program Lampung

Sejahtera yang diimplementasikan dalam bentuk pemberian bantuan permodalan

bagi keluarga fukara/masakin untuk usaha produktif

Page 196: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB VIII YATIM MANDIRI

A. PROFIL SINGKAT

Yatim Mandiri merupakan lembaga nirlaba yang fokus pada upaya

memandirikan anak yatim dan dhuafa melalui pengelolaan dana zakat, infaq,

sedekah, wakaf dan lainnya. Berawal dari kegelisahan beberapa orang aktivis

panti asuhan di Surabaya yaitu Sahid Has, Sumarno, Hasan Sadeli, syarif

Mukhodam dan Moch Hasyim yang melihat anak-anak yatim yang lulus SMA

dipanti asuhan. Karena tidak semua Panti Asuhan mampu untuk menyekolahkan

para anak binaan samapai ke Perguruan Tinggi atau mampu mencarikan mereka

lapangan pekerjaan jadi sebagian besar anak-anak yatim ini dipulangkan kembali

kepada orangtuanya yang masih ada. Setelah mereka pulang kembali maka hidup

mereka akan kembali seperti semula. Melihat kondisi seperti ini, mereka berpikir

bagaimana anak-anak ini bisa hidup mandiri tanpa bergantung lagi kepada orang

lain.

Kemudian mereka merancang sebuah Yayasan yang bergerak dalam pendidikan

anak yatim purna asuh dari panti asuhan dengan program mengikutsertakan anak-

anak yatim kursus keterampilan. Yayasan ini berjalan dengan baik dan potensi

anak yatim yang harus dimandirikan juga cukup banyak. Maka untuk

mewujudkan mimpi memandirikan anak-anak yatim itu maka pada tanggal 31

Maret 1994 dibentuklah sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Pembinaan

dan Pengembangan Panti Asuhan Islam dan Anak Purna Asuh (YP3IS).Kemudian

tanggal tersebut dijadikan sebagai hari lahir.

Dalam perjalanannya YP3IS semakin berkembang dengan baik berkat

dukungan dana dari masyarakat dan semakin profesional untuk memandirikan

anak yatim melalui program-programnya. Setelah melalui banyak perubahan baik

secara kepengurusan maupun secara manajemen dan untuk memperluas

kemanfaatan memandirikan anak yatim maka melalui rapat, diputuskan untuk

mengganti nama menjadi Yatim Mandiri. Pada tanggal 22 Juli 2008 Yatim

Mandiri terdaftar di Depkumham dengan nomor: AHU-2413.AH.01.02.2008.

Dengan nama baru Yatim Mandiri diharapkan akan menjadi lembaga pemberdaya

anak yatim yang kuat di negeri ini. Sampai tahun 2014 ini saat usia Yatim

Mandiri sudah memiliki 40 kantor Cabang di 12 Propinsi di Indonesia. Dengan

berbagai program kemandirian yang ada, harapannya Yatim Mandiri semakin

berkembang lebih baik dan mampu menebar manfaat lebih luas.

Page 197: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

B. VISI DAN MISI

Visi Yatim Mandiri adalah menjadi lembaga terpercaya dalam membangun

memandirian yatim. Sedangkan Misi Yatim Mandiri sebagai berikut:

1) Membangun nilai-nilai kemandirian yatim. 2) Meningkatkan partisipasi masyarakat dan dukungan sumber daya untuk

kemandirian yatim. 3) Meningkatkan capacity building organisasi

Alamat dan Kontak: Kantor Pusat: GRAHA YATIM MANDIRI Jl. Raya Jambangan 135-137

Surabaya, Jawa Timur. Telp. 031-8283488. www.yatimmandiri.org

Kantor Lampung : Perumnas Way Halim Jl. Galunggung Raya Blok F No.24,

Kedaton - Kota Bandar Lampung. Telp. 0721-700953, 0857-19703711, 0721-

7506544

Page 198: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

C. JENIS – JENIS KEGIATAN

a. Program bersifat Konsumtif:

1. Program GENIUS (Guru Exellent Yatim Sukses); program pendampingan

pembelajaran melalui kelompok sanggar belajar bagi anak-anak yatim

dhuafa setingkat SD yang fokus pada pembelajaran nalar dan logika. Materi

yang diajarkan adalah fun matematika. Anak-anak akan mendapatkan

metode belajar metematika yang berbeda dari yang didapat disekolah.

Melalui program ini, anak-anak tidak hanya sekedar belajar metematika saja

tetapi juga belajar tentang logika dan pemecahan masalah dengan metode

matematika. Selain itu, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar anak

disekolah sehingga bisa menjadi pengantar kesuksesan ke jenjang

pendidikan selanjutnya.

2. Program DUTA GURU; program pengiriman guru Al-Qur‟an ke Panti

Asuhan mitra guna memberikan pengajaran baca Al-Qur‟an kepada anak-

anak yatim asrama agar dapat membaca Al-Qur‟an dengan benar dan lancar.

Selain pembelajaran Al-Qur‟an, anak-anak juga mendapatkan materi

pembinaan ke-Islaman sehingga anak tidak hanya menjadi mandiri tetapi

juga menjadi anak yang sholeh/sholiha.

3. Program BESTARI (Beasiswa Yatim Prestasi); program BESTARI

bertujuan memberikan bantuan biaya untuk mendukung pendidikan anak-

anak Yatim dhuafa tinggkat SD, SMP dan SMA. Selain bantuan biaya

pendidikan, bagi anak-anak yatim berprestasi (Akademik atau Non

Akademik) akan mendapatkan beasiswa pendidikan. Melalui program ini,

mereka juga akan mendapatkan meteri pembinaan dan motivasi melalui

kegiatan kreatif-edukatif untuk pengembangan life skill yang mendorong

anak menjadi mandiri. Bantuan biaya pendidikan dan beasiswa prestasi

diberikan setiap semester.

4. Program YES (Yatim Energik dan Sehat); anak yatim harus sehat. Kami

bantu mereka dengan layanan kesehatan, perbaikan gizi dan penyuluhan

kesehatan serta pengobatan gratis. Beberapa mobil sehat yatim juga

disediakan sebagai klinik keliling yang akan menjangkau daerah-daerah

terpencil dimana anak yatim berada. Program YES dilaksanakan oleh

Rumah Sehat Mandiri (RSM) dua kali dalam satu bulan.

5. Program ASA YATIM (Alat Sekolah Anak Yatim); ASA Yatim adalah

program penyediaan alat – alat sekolah yang dibutuhkan anak-anak yatim,

Page 199: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

seperti ; sepatu, tas, dan alat tulis lainnya agar pendidikan anak-anak yatim

lebih optimal.

6. Program Super Gizi Qurban (SGQ); berangkat dari mencermati fenomena

penyaluran daging qurban di lingkungan masyarakat setiap tahunnya, yaitu

dengan membagikan daging mentah secara langsung, distribusi yang tidak

merata, manfaat yang dirasakan hanyalah sebentar saja (sekitar 3 hari).

Banyak daging qurban yang menjadi mubadzir karena hal tersebut. Maka

dengan melihat kondisi tersebut Yatim Mandiri menawarkan program

SUPER GIZI QURBAN, sebuah program inovatif berupa optimalisasi

daging qurban secara lebih efektif dan bermanfaat luas sehingga

pendistribusian daging qurban dapat menjangkau daerah-daerah pelosok

yang lebih membutuhkan dengan daya tahan yang lebih lama.

7. Program Super Camp; salah satu sarana untuk merubah minsed seseorang

adalah dengan media pelatihan. Dengan pelatihan diharapkan ada

penanaman nilai-nilai yang selama ini tidak pernah didapat di sekolah

maupun keluarga. Program pelatihan dilakukan dengan perpaduan

konsep “Edukasi dan Rekreasi di Alam Terbuka dengan mengangkat

tema Be Your Self”.

8. Program ByPas Bencana (Bantuan Yatim Pasca Bencana); Bencana

sebenarnya sangat tidak diinginkan terjadi, apalagi menimpa anak-anak

yatim yang mengakibatkan mereka mengalami trauma. Program ini khusus

membantu anak yatim yang terkena musibah bencana, karena program ini

bertujuan untuk menghilangkan trauma yang dialami akibat bencana.

9. Program PLUS (Pendampingan Lulus Ujian); PLUS (Pendampingan

Lulus Ujian Sekolah) merupakan merupakan program pembinaan mental

spiritual khusus bagi anak binaan kelas 9 dan kelas 12 untuk persiapan

UNAS. Disamping pembinaan mental spiritual, peserta juga diberikan

Informasi dan advokasi tentang pendidikan tingkat lanjut.

10. Program Ramadhan; Bulan istimewa sudah datang, semua berburu

kebaikan dan Allahpun membuka pintu rahmatnya untuk siapapun yang

ingin memasukinya. Semua memimpikan akan mendapatkannya,

memimpikan untuk menjadi insan yang mendapat gelar muttaqin di

hadapanNya. Sambut kemuliaannya dengan serangkaian kegiatan Yatim

Mandiri: Buka Puasa Yatim, Paket Lebaran Yatim dan Shoping Bareng

Yatim.

11. Program Wakaf Tunai ICMBS (Insan Cendekian Mandiri Boarding

School); Wujudkan impian anak yatim melalui wakaf tunai sekolah

Page 200: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

unggulan yang memiliki konsep boarding school dan mengembangkan

akhlak Islami karena sekolah ini akan mencetak calon pemimpin dunia yang

sholih.

12. Program Rumah Kemandirian; Rumah Kemandirian adalah model

pemberdayaan anak yatim berbasis ICD (Integrated Community

Development) dengan mengikutsertakan orang-orang dalam wilayah

goegrafis turut berpartisipasi memandirikan anak-anak yatim. Rumah

Kemandirian mengintegrasikan semua program di Yatim Mandiri dalam

satu kawasan.

b. Program bersifat Produktif:

Pendayagunaan dana ZIS unggulan produktif Yatim Mandiri di

implementasikan dalam Program BISA (Bunda Yatim Sejahtera) bertujuan

untuk memberdayakan dan memperkuat ekonomi bunda yatim dengan

membentuk kelompok usaha bersama atau usaha mandiri. Program BISA

merupakan program pendampingan bunda yatim dalam bidang peningkatan

ekonomi keluarga dan rohani. Melalui program ini diharapkan kesejahteraan

bunda yatim dapat meningkat, sehingga dapat mendukung proses pendidikan

anak-anak yatimnya. Selain itu, melalui program ini diharapkan dapat

menghantarkan bunda yatim mustahik menjadi muzaki. Adapun bentuk

kegiatannya terdiri dari:

Page 201: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

1. Kelompok Usaha Mandiri; program perberdayaan ekonomi bunda yatim,

dengan membentuk kelompok usaha bersama. Kelompok kecil terdiri dari 3

– 5 bunda yatim sedangkan kelompok besar terdiri dari 15 – 20 orang bunda

yatim, dengan pendamping pengusaha profesional dibidangnya. Bantuan

yang diberikan digunakan untuk set up usaha bersama, pengadaan

insfrastruktur usaha, modal usaha dan operasional usaha.

2. Usaha Mandiri; program pemberdayaan dan pendampingan usaha skala

mikro. Melalui program ini para bunda yatim akan mendapatkan bantuan

dalam bentuk pengadaan modal dan/atau infrastruktur penunjang aktivitas

usaha yang telah dimilikinya. Bantuan yang diberikan berdasarkan hasil

survey kebutuhan usaha.

Page 202: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB IX RUMAH YATIM

A. PROFIL SINGKAT

Rumah Yatim Arrohman Indonesia adalah sebuah organisasi sosial

tingkat Nasional yang bergerak dalam pengasuhan dan pengelolaan anak-anak

yatim dan dhuafa. Mengawal mereka menuju masa depan yang lebih gemilang di

tengah kesulitan karna kehilangan orang tua dan himpitan kemiskinan maka dari

itu adalah merupakan misi dan amanah bagi Rumah Yatim. Sebagai organisasi

sosial yang amanah, transparan dan profesional, selama 6 tahun memperoleh hasil

audit keuangan independent dengan hasil Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Pada

thun 2014 hasil survey majalah SWA dan CMCS, Rumah Yatim sebagai

peringkat ke-3 top op mind Lembaga Amil Zakat.

Rumah Yatim diselenggarakan dengan maksud menjadi organisasi yang

mandiri dalam pengelolaan santunan untuk anak-anak yatim dan dhuafa. Tujuan

keberadaan Rumah Yatim adalah untuk lebih menjamin donasi-donasi yang

diterima dapat dikelola secara benar dan maksimal sesuai dengan harapan dan niat

dari para donatur. Selain itu, pendidikan dan kesejahteraan anak-anak yatim dan

dhuafa dapat lebih intensif dan terpantau dari waktu ke waktu sehingga potensi

yang dimiliki oleh setiap anak-anak dapat teroptimalkan dan berdaya guna. Lebih

jauh dari itu kami melakukan berbagai cara agar potensi dan sumber daya anak-

anak yatim yang kami pelihara dan santuni bisa berkembang lebih baik dan lebih

unggul, baik aspek pendidikan, kesehatan, agama, ketrampilan dan aspek-aspek

lainnya.

Rumah Yatim cab. Lampung merupakan salah satu cabang yang ada pada

tahun 2009 dan masih menginduk kepada area Jatalam (Jakarta, Tangerang,

Lampung) pada saat itu Rumah Yatim hanya memiliki sebuah kantor kas

pengelolaan ZIS (Zakat, Infaq, Shodaqoh), berjalan 1 tahun kemudian pada tahun

2010 atas izin Allah SWT serta dukungan dari masyarakat lampung,

Alhamdulillah Rumah Yatim Lampung dapat mendirikan sebuah Asrama yang di

khususkan untuk anak-anak putra, yang beralamat di Jl. Sultan Agung No. 37

Kedaton Bandar Lampung.

Page 203: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

B. VISI DAN MISI

Visi Rumah Yatim adalah menjadi lembaga sosial terbaik tingkat Nasional

dalam pengasuhan dan pengelolaan anak yatim dan dhuafa. Sedangkan Misi

Rumah Yatim sebagai berikut:

1) Memberikan pelayanan terbaik bagi anak-anak yatim dan dhuafa.

2) Menjadi fasilitator terpercaya antara kaum mampu dan tidak mampu.

3) Menjadikan Rumah Yatim sebagai organisasi sosial yang profesional dan

dinamis

Alamat dan Kontak:

Kantor Pusat: Jln. Terusan Jakarta No. 212, Antapani - Bandung . Telp. (022)

7217014. www.rumah-yatim.org; Email. [email protected]

Kantor Lampung: Jl. Sultan Agung No. 37 Kedaton 35141 Bandar Lampung,

Telp. (0721)-781237 atau Jl. WolterMoginsidi No. 45 GotongRoyong Tanjung

Katang Bandar Lampung. Tlp : 0721-241790

C. JENIS – JENIS PROGRAM

a. Program bersifat Konsumtif:

1. Program PEMBERDAYAAN terdiri dari:

a) Program Dhuafa Mandiri; adalah sebuah program dalam upaya

pembentukan karakter/mental para mustahiq untuk bisa mengembangkan

skill nya sehingga mereka ditargetkan berubah status dari mustahik

menjadi muzaki.

b) Program Siaga Bencana; adalah program Tabungan kemanusiaan Yang

dipersiapkan untuk memberikan aksi cepat tanggap darurat dalam

menangani bencana berskala nasional.

c) Program Pembangunan Masjid Multi Fungsi; adalah sebuah program

dakwah yang di kemas melalui program pembangunan masjid dengan

mengembalikan fungsi masjid seperti yang di contohkan Rosululloh

SAW sebagai pusat sarana ibadah, pusat pengembangan ilmu

pengetahuan,pusat layanan kesehatan dan pusat pengembangan ekonomi

produktif.

d) Program Smart Qurban; adalah program penghimpunan hewan qurban

pada bulan dzjulhijah setiap tahunnya untuk memfasilitasi para donatur

untuk bisa berkurban bersama anak Yatim dan para mustahiq yang ada

dalam binaan Rumah Yatim yang tersebar diseluruh Nusantara.

e) Program Berkah Haji untuk Guruku; adalah Program yang bersifat

apresiatif terhadap para tokoh agama Islam di pelosok atau

perkampungan yang memiliki peran dan kontribusi besar terhadap

perkembangan islam di daerahnya.Sepanjang hayatnya memiliki cita-cita

Page 204: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

besar sebagai tamu Alloh karena begitu banyak umat yang telah pergi

ketanah suci dengan bekal ilmu yang diberikannya namun sebagai ahli

ibadah ia sendiri belum pernah berkunjung ke baitulloh karena

keterbatasan dsari sisi finansial.

f) Program Smart Mustahik; adalah program bantuan berbentuk

pengadaan Al-Qur'an, kitab dan buku - buku panduan dinniyah lainnya

yang diperuntukan bagi pengembangan pengetahuan umat.

g) Program Da'I Preneur; adalah program kepedulian Rumah Yatim

terhadap kesejahteraan para ustad/ah dan keluarganya yang telah secara

total mewakafkan diri dan waktunya demi dakwah dan kejayaan umat

Islam.

Page 205: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

2. Program KEMANDIRIAN terdiri dari:

a) Program School of Life; adalah program pemberdayaan anak yatim

melalui pengasuhan berbasis nilai dan pembinaan life skills. Sebuah

program pengasuhan dan pembinaan yang dikembangkan oleh Rumah

Yatim Indonesia, yang dirumuskan melalui pengasuhan dan pembinaan

anak berbasis pada nilai dan kecakapan hidup.

b) Program Triple O Project; adalah sebuah program kerjasama dengan

para donatur Untuk menciptakan suasana santunan yang lebih personal

dan hangat dimana Program Triple O (One on One) menyambungkan

satu donatur dengan satu anak Yatim/dhuafa, sehingga para donatur

dapat secara langsung berkomunikasi dan menjalin hubungan sehingga

anak yatim merasa memiliki orang tua.

c) Program Mencetak 50 Dokter Yatim; adalah program perekrutan

siswa-siswi SMA calon penerima beasiswa yang dididik dan

dipersiapkan secara khusus untuk bisa masuk dan kuliah di Fakultas

Kedokteran dan program pemberian biaya pendidikan (beasiwa) kepada

para mahasiswa yang sedang kuliah di fakultas kedokteran umum yang

berstatus yatim dan dinilai kurang mampu secara ekonomi. Proses

perekrutan dimulai sebelum pendaftaran seleksi masuk perguruan tinggi

negeri dan atau setelah mahasiswa di terima di Fakutas Kedokteran.

d) Program Smart Sinergy; adalah program penyaluran dana bantuan

basic life yang disalurkan kepada 50.000 anak yatim dan dhu'afa yang

berbasis kepada program kemitraan antar lembaga social asuhan anak

(PSAA) dan lembaga pendidikan diniyah lainnya.

e) Program ATM Mustahiq; adalah sebuah program inovatif Rumah

Yatim dalam teknis penyaluran dana ZIS kepada para mustahiq melalui

ATM ( Automated Teller Machine ) sehingga dana ZIS dapat tersalurkan

secara aman dan tepat sasaran .

3. Program PENDIDIKAN terdiri dari:

a) Program Bustaka; adalah program edukatif berupa perpustakaan mobile

melalui media cetak dan digital bagi anak Indonesia untuk menumbuhkan

minat baca sehingga anak anak mencintai ilmu pengetahuan.

b) Program Smart Scholarship; adalah program beasiswa yang diberikan

Rumah Yatim kepada anak Yatim atau dhuafa yang memiliki prestasi

akademis serta menempatkan mereka pada universitas - universitas

berkualitas di Indonesia.

Page 206: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

c) Program Bimbel Gratis; adalah Program incubator study untuk

mempersiapkan anak-anak kelas 6 kelas 9 dan kelas 12 untuk

menghadapi ujian Nasional sehingga diharapkan bisa mendapatkan

prestasi maksimal agar bisa melanjutkan sekolah di tempat yang terbaik.

d) Program SD El-Fitra Scientific School; adalah sebuah lembaga

pendidikan dasar Islam terpadu modern berbasiskan Islam. Yang

mengabungkan methode multiple intelegence dengan aplikasi sains.

e) Program SMP IT Bina Insan Unggul; adalah sebuah lembaga

pendidikan islam tingkat pertama yang mengedepankan kemandirian dan

keluhuran budi pekerti sebagai indicator utama keberhasilan

pendidikannya.

4. Program KESEHATAN terdiri dari:

a) Program Klinik Sehat Bersama; adalah Program penyediaan layanan

kesehatan gratis bagi kaum dhuafa namun memiliki kualitas dan

kapasitas dalam memenuhi kebutuhan kesehatan umat.

b) Program Ambulance Gratis; adalah sebuah program pelayanan tangap

darurat terhadap kebutuhan transportasi dalam penanganan Kesehatan

dan kematian bagi kaum dhuafa.

c) Program Mobil Jenazah gratis; adalah program pengadaan kendaraan

pengangkut jenazah bagi kau dhuafa.

d) Program Wakaf Alat Kesehatan; adalah Program wakaf khusus

peralatan medis baik berupa perlatatan medis yang mobile maupun untuk

pemenuhan sarana penunjang utama Klinik dan Rumah sakit.

5. Program WAKAF berbentuk pendirian Yatim Academia Centre; suatu

program wakaf bangunan produktif yang mengintegrasikan antara sarana

pendidikan, kesehatan dan kegiatan bisnis yang dijalankan secara syariah

sehingga anak yatim/dhuafa bisa secara langsung mengikuti pendidikan

akademis, non akademis serta aplikasi langsung dengan dunia bisnis.

b. Program bersifat Produktif:

Pendayagunaan ZIS produktif Rumah Yatim di implementasikan dalam

Program EKONOMI yang terdiri dari:

1. Usaha Peternakan sapi; adalah program yang dikelola oleh Rumah Yatim

sebagai unit usaha produktif.

Page 207: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

2. Percetakan; dalah sebuah program pengembangan bisnis di bidang

percetakan dan advertising yang dikelola oleh Rumah Yatim untuk

kemandirian.

Page 208: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB X LAZIS-MUHAMMADIYAH (LAZIS-MU)

A. PROFIL SINGKAT

Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZIS-MU)

adalah lembaga zakat tingkat nasional yang berkhidmat dalam pemberdayaan

masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq, wakaf dan

dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan

instansi lainnya. Didirikan oleh PP. Muhammadiyah pada tahun 2002, selanjutnya

dikukuhkan oleh Menteri Agama Republik Indonesia sebagai Lembaga Amil

Zakat Nasional melalui SK No. 457/21 November 2002.

Latar belakang berdirinya LAZISMU terdiri atas dua faktor. Pertama, fakta

Indonesia yang berselimut dengan kemiskinan yang masih meluas, kebodohan dan

indeks pembangunan manusia yang sangat rendah. Semuanya berakibat dan

sekaligus disebabkan tatanan keadilan sosial yang lemah. Kedua, zakat diyakini

mampu bersumbangsih dalam mendorong keadilan sosial, pembangunan manusia

dan mampu mengentaskan kemiskinan. Sebagai negara berpenduduk muslim

terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi zakat, infaq dan wakaf yang

terbilang cukup tinggi. Namun, potensi yang ada belum dapat dikelola dan

didayagunakan secara maksimal sehingga tidak memberi dampak yang signifikan

bagi penyelesaian persoalan yang ada.

Berdirinya LAZISMU dimaksudkan sebagai institusi pengelola zakat

dengan manajemen modern yang dapat menghantarkan zakat menjadi bagian dari

penyelesai masalah (problem solver) sosial masyarakat yang terus berkembang.

Dengan budaya kerja amanah, professional dan transparan, LAZISMU berusaha

mengembangkan diri menjadi Lembaga Zakat terpercaya. Dan seiring waktu,

kepercayaan publik semakin menguat. Dengan spirit kreatifitas dan inovasi,

LAZISMU senantiasa menproduksi program-program pendayagunaan yang

mampu menjawab tantangan perubahan dan problem sosial masyarakat yang

berkembang. Dalam operasional programnya, LAZISMU didukung oleh Jaringan

Multi Lini, sebuah jaringan konsolidasi lembaga zakat yang tersebar di seluruh

propinsi (berbasis kabupaten/kota) yang menjadikan program-program

pendayagunaan LAZISMU mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara

cepat, terfokus dan tepat sasaran.

Page 209: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

B. VISI DAN MISI

Visi LAZIS-MU adalah menjadi lembaga zakat terpercaya. Sedangkan

Visi LAZIS-MU terdiri atas:

1) Optimalisasi kualitas pengelolaan ZIS yang amanah, profesional dan

transparan.

2) Optimalisasi pendayagunaan ZIS yang kreatif, inovatif dan produktif.

3) Optimalisasi pelayanan donatur.

Alamat dan Kontak:

Kantor Pusat: Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah Jl. Menteng Raya 62

Jakarta Pusat 10340. Telp. 021- 31 50 400 Faks. 021-31 432 30. SMS Center :

0856 162 62 22. atau Gedung Dakwah Muhammadiyah Jl. Taqwa 8

Notoprajan,Yogyakarta Telp. 0274 - 82 90 900

Kantor Lampung: Jl. Kapten Tendean No. 07 Palapa Bandar Lampung Telp/Fax.

0721-242117

Page 210: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

C. JENIS – JENIS PROGRAM

a. Program bersifat Konsumtif:

1. Program Education Development terdiri dari:

a) Program Save Our Schools; sebagai bentuk partisipasi civil society

peduli pendidikan, LAZISMU mengembangkan gerakan masyarakat

dengan tajuk SAVE OUR SCHOOLS, sebuah gerakan penyelamatan

sekolah-sekolah pinggiran dan sekolah yang berada dilokasi rawan

bencana melalui pendekatan Integrated Development for Education

(IDE). IDE adalah program pengembangan sekolah pinggiran menjadi

sekolah unggulan melalui system terintegrasi, yang menggabungkan

antara pembangunan sarana-prasarana sekolah dengan standar aman dari

bencana (seperti gempa bumi, banjir, kebakaran), pengembangan sistem

pengajaran termasuk kurikulum siaga bencana, peningkatan kualitas

sumberdaya guru, dan pemberian beastudi bagi pelajar dari keluarga

kurang mampu dalam satu rangkaian program. Dengan sistem

pengembangan terintegrasi ini diharapkan akan muncul sekolah alternatif

yang mampu mencetak peserta didik yang memiliki karakter diri,

keilmuan dan nilai keislaman yang unggul, berada pada lingkungan yang

aman serta memiliki wawasan siaga bencana. Sehingga, keterbatasan

ekonomi, akses terhadap pendidikan dan tatanan sosial yang merupakan

bagian dari faktor dari timbulnya kerentanan sebuah masyarakat terhadap

bencana bisa dikurangi.

b) Gerakan Orang Tua Asuh; gerakan Orang Tua Asuh adalah gerakan

kepedulian sosial untuk menjamin keberlangsungan pendidikan anak-

anak yatim dan pelajar dari keluarga kurang mampu ( dhuafa) melalui

pola pengasuhan. Pola pengasuhan dalam program ini diartikan sebagai

pemberian jaminan biaya pendidikan bagi anak-anak yatim dan pelajar

dari keluarga kurang mampu (dhuafa) sekaligus membangun “ikatan

kasih sayang” antara anak asuh dan orang tua asuh melalui berbagai

saluran komunikasi secara intensif. Gerakan Nasional Orang Tua Asuh

adalah sinergi program antara LAZISMU dan Child Centre Indonesia

(CCI) serta didukung oleh Bank Danamon Syariah untuk menjembatani

masyarakat dalam menyalurkan kepedulian social secara efektif dan tepat

sasaran.

c) Program TRENSAINS; sebagai TRENSAINS adalah kependekan dari

Pesantren Sains yang merupakan sintetis dari pesantren dan sekolah

umum bidang sains. Trensains merupakan lembaga pendidikan setingkat

Page 211: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

SMA yang merupakan proyek baru di Indonesia, bahkan mungkin di

dunia Islam, karena kegiatan utamanya adalah mengkaji dan meneliti

ayat-ayat semesta yang terkandung di dalam Al Quranul Karim dan

Hadis Nabawi.

2. Program Agricultul Empowerment; program ini dikenal dengan Tani

Bangkit yaitu model pemberdayaan petani dengan cara menurunkan biaya

produksi, menaikkan kualitas produksi, dan menaikkan jumlah produksi.

Melalui Model (Pusat Pendidikan dan Pelatihan) Pertanian Terbadu untuk

pendampingan dan introduksi Teknologi Tepat Guna dalam system

Integrated Farming yang dikembangkan oleh MPM Muhammadiyah dan

LAZISMU.

3. Program Social Services; program ini lebih dikenal dengan istilah

Indonesia Siaga yang terdiri dari:

a) Respon Bnecana; kegiatan penanganan bencana alam ini meliputi

analisa dampak bencana, evakuasi korban, penyediaan tempat

pengungsian layak huni, bantuan kebutuhan pokok, layanan kesehatan,

layanan psikososial serta program recovery paska bencana meliputi

bantuan perbaikan fasilitas public dan program pemberdayaan ekonomi

masyarakat.

b) Sekolah Siaga; adalah program pendidikan Pengurangan Resiko

Bencana (PRB) yang dilakukan di sekolah melalui 3 langkah strategis

yaitu: Pemberdayaan peran kelembagaan dan kemampuan komunitas

sekolah; Pengintegrasian PRB ke dalam kurikulum satuan pendidikan

formal; dan Pembangunan kemitraan dan jaringan antar berbagai pihak

untuk mendukung pelaksanaan PRB di sekolah.

c) Komunitas Siaga; konsep pendampingan komunitas pasca bencana

yang dikenal dengan nama People Kampong Organized (PKO) ,Child

Disaster Awareness for School and Communities (CDASC) , Hospital

and Communities Preparedness for Disaster Management (HCPDM)

dan Volcano Community - Hospital Ring(VaCHRi) . Program - program

tersebut menjadi pembelajaran baik bagi MDMC untuk membangun

program KOMUNITAS SIAGA dengan menggunakan kekuatan jaringan

kelembagaan.

d) Rumah Sakit Siaga; program optimalisasi peran Rumah Sakit dalam

melakukan kesiap-siagaan mengadapi bencana alam. Program Rumah

Sakit Siaga Bencana dibangun oleh INDONESIA SIAGA besinergi

dengan Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP

Muhammadiyah, PP 'Aisyiyah dan lembaga terkait lainnya.

Page 212: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

e) Lumbung Siaga; Program ini adalah upaya penyiapan bantuan kepada

masyarakat yang terlanda bencana alam melalui manajemen logistik dan

manajemen distribusi yang disiapkan jauh hari secara sitematis dengan

berpijak pada peta rawan bencana di Indonesia. Berbagai kebutuhan yang

dipersipkan di LUMBUNG SIAGA meliputi: Family Kit - A ( Makanan

cepat saji, air mineral, serta kebutuhan dapur lainnya), Family Kit – B (

Peralatan mandi lengkap, handuk dan selimut), Children Kit ( Susu,

popok, makanan serta kebutuhan bayi dan balita lainnya) dan Student Kit

( Seragam/ sepatu, buku, alat tulis dan tas)

f) Relawan Siaga; menyiapkan dan mencentak tenaga tanggap bencana

terlatih yang siap diterjunkan kapan saja dan dimana saja ketika terjadi

bencana.

4. Program Kurban Pak Kumis; program ini didesain secara khusus untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat dhuafa yang berada di pedesaan, kawasan

padat penduduk, kantong-kantong kemiskinan, serta daerah yang terlanda

bencana alam dan bencana kemanusiaan dengan berpijak pada prinsip

merata, adil dan fokus pada sasaran prioritas. Program ini didedikasikan

untuk menjawab problem keterbatasan hewan kurban dan berbagai

kelemahan distribusi yang selama ini terjadi. Pertama, jumlah hewan

kurban yang tertunaikan belum sebanding dengan kebutuhan masyarakat,

artinya hewan kurban yang terhimpun selama ini belum bisa dirasakan

sepenuhnya oleh masyarakat, khususnya yang membutuhkan. Kedua,

distribusi kurban yang ada cenderung tidak merata, distribusi hewan kurban

kebanyakan masih terkosentrasi di kota-kota besar atau wilayah tertentu.

5. Special Program; merupakan program-program yang dibuat berdasarkan

momen-momen tertentu namun tetap dalam koridor mengkampanyekan

ZIS. Sebagai cintoh LAZISMU mengadakan Writing Competition dengan

tema “Aksi untuk Indonesia“. Dengan semangat memberi untuk negeri,

Kamu diajak untuk membuat proposal kegiatan atau program untuk

Indonesia yang ditulis dalam bentuk narasi.

b. Program bersifat Produktif:

Pendayagunaan ZIS produktif Rumah Yatim di implementasikan dalam

Program Economic Empowerment yang terdiri dari:

1. Perempuan Berdaya; adalah gerakan pemberdayaan perempuan melalui

pengembangan ekonomi berbasis keluarga. Pemberdayaan perempuan

dalam sisi keuangan memang menjadi lebih strategis, karena dengan

memberdayakan perempuan maka secara tidak langsung memberdayakan

keluarga, pencukupan gizi bagi anak, dan juga pendidikan pengelolaan

Page 213: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

kelompok bagi para perempuan. Program ini terinspirasi oleh Muhammad

Yunus yang sukses membangun Grameen Bank adalah berasal dari sisi

keagungan para wanita.

2. Youth Enterpreneurship (YES!); didesain dalam beberapa aktifitas

program diantaranya: pendidikan dan pelatihan, pemagangan, beastudi

kewirausahaan, pendampingan dan fasilitasi pendirian usaha serta bantuan

permodalan usaha. Kebijakan strategis program YES! adalah

mengembangkan kewirausahaan generasi muda dalam konteks industri

kreatif. Dimana peserta program akan didorong dan dididik untuk mampu

mendirikan dan mengembangkan usaha berbasis kreatifitas. YES Program

juga telah memberikan permodalan kepada anak-anak muda secara

perseorangan untuk mendirikan usaha melalui skema pinjaman dana

bergulir dengan sistim Qordhul Hasan.

3. Social Microfinance Development; program pengembangan Lembaga

Keuangan Mikro (LKM) yang memiliki tugas utama memberi permodalan

dan pendampingan kepada pelaku usaha mikro masyarakat. Lembaga

Keuangan Mikro (LKM) ini didesain secara khusus untuk memberi

permodalan usaha mikro melalui skema dana bergulir (revolving fund

sceme) dengan sistem pinjaman tanggung renteng, tanpa agunan dan tanpa

bunga (qordul hasan). Sistem pendampingan oleh lembaga keuangan mikro

ini dilaksanakan melalui pola kelompok (community development) dengan

menitik beratkan pendampingan pada pengelolaan usaha, manajemen

keuangan, pembinaan keluarga dan pembinaan agama. Inilah yang

membedakan lembaga ini dengan Lembaga Keuangan Mikro (LKM)

lainnya yakni pola permodalan yang tanpa agunan dan tanpa bunga serta

manfaat pendampingan yang terdiri atas bina usaha, bina keluarga dan bina

agama. Dengan mempelajari operasionalisasi Baitul Maal (BM) di lapangan.

Maka sejak tahun 2010 ini, LAZISMU membentuk BANK ZAKAT, sebuah

Lembaga Keuangan Mikro yang memiliki aktifitas permodalan dan

pendampingan pelaku usaha kecil melalui sistem kelompok ( Community

Development) dengan sasaran utama pedagang kecil di pasar tradisional dan

sekitarnya serta pelaku usaha dari kelompok perempuan.

Page 214: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB XI LAZIS-NU

A. PROFIL SINGKAT

Lembaga Amil Zakat Infak dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZIS-NU)

dicetuskan pada Muktamar NU ke 31 tahun 2004 di Solo dan pada saat itu

disepakati terbentuknya LAZIS NU dengan Ketua pertama Prof. H. Fathurrahman

Rauf. Legalitas LAZIS-NU dikuatkan dengan terbitnya SK Menteri Agama RI no.

65 Tahun 2005 tentang Pengukuhan Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Sedekah

Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional

Selanjutnya pada Muktamar NU ke 32 tahun 2010 di Makassar estapeta

kepemimpinan LAZIS NU dilanjutkan Drs. KH. Masyhuri Malik. Seiring dengan

waktu LAZIS NU terus berkembang bersama dengan program-programnya.

LAZIS NU yang tersebar diseluruh indonesia baik tingkat pengurus wilayah

dibawah propinsi ataupun di kabupaten kota. LAZIS-NU diharapkan dapat

membangkitkan spirit kemandirian nahdliyin dan masyarakat dalam berzakat,

infaq dan shadaqah. Sudah menjadi kebiasaan nahdliyin untuk berzakat, infaq dan

shadaqah. Kedepan harapanya dapat meningkatkan kesejahteraan warga NU dan

memupuk serta meningkatkan kesadaran umat Islam dalam mengeluarkan zakat,

infaq dan shadaqah serta mendayagunakan ZIS guna meningkatkan kesejahteraan

kehidupan umat

Page 215: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

VISI DAN MISI

Visi LAZIS-NU bertekad menjadi lembaga pengelola dana masyarakat

(zakat, infak, sedekah, CSR dll) yang didayagunakan secara amanah dan

profesional untuk pemandirian umat . Sedangkan Misi BAZNAS Lampung

sebagai berikut:

1) Mendorong tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mengeluarkan zakat,

infaq dan sedekah dengan rutin dan tepat.

2) Mengumpulkan/menghimpun dan mendayagunakan dana zakat, infaq dan

sedekah secara profesional, transparan, tepat guna dan tepat sasaran.

3) Menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat guna mengatasi

problem kemiskinan, pengangguran dan minimnya akses pendidikan yang

layak.

Alamat dan Kontak: Kantor Pusat: Gedung PBNU Lt. 2 Jl. Kramat Raya No. 164 Jakarta Pusat, Phone

: 021 - 3102913 Fax : 021 – 3158540, Email: info @ lazisnu.or.id

Kantor Lampung: Jl. Urip Sumoharjo No 96-D Bandar Lampung

B. JENIS – JENIS PROGRAM

a. Program bersifat Konsumtif:

1. Program Nu Smart; berupa bantuan pendidikan bagi keluarga tidak mampu.

2. Program Nu Skill; berupa pembekalan ilmu-ilmu terapan yang

diperuntukkan bagi anak-anak putus sekolah atau yang tidak melanjutkan ke

pendidikan lebih tinggi.

3. Program NuCare; berupa program bantuan langsung (Immediate aid) dan

tanggap bencana.

b. Program bersifat Produktif:

Pendayagunaan ZIS LAZIS-NU dikenal dengan Program NuPreneur yang

diimplementasikan dalam bentuk pemberian bantuan permodalan dan

pendampingan usaha bagi pedagang kaki lima dan usaha rumahan.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. (2002). Al Quran dan Terjemahannya. Jakarta:

Darussunnah.

________. 2003. Pedoman Pengelolaan Zakat. Jakarta: Departemen Agama.

Page 216: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Mufraini, M. Arif. (2006).Akuntansi dan Manajemen Zakat “Mengomunikasi

Kesadaran danMembangun Jaringan Jakarta: Prenada Media Group.

Muhammad, Sahri. (2006). Mekanisme Zakat dan Permodalan

Masyarakat:Pengantar untuk Rekonstruksi Kebijakan Pertumbuhan

Ekonomi, CetakanI, Malang: Bahtera Press.

Sadewo, Eri. (2004). Manajemen Zakat Tinggalkan 15 Tradisi Terapkan 4 Prinsip

Dasar. Jakarta: Institut Manajemen Zakat.

UU No 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.

UU No 23 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Zakat.

Yafie, Ali. (1995). Menggagas Fiqih Sosial. Bandung: Mizan.

Page 217: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 218: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

PANDUAN IMPLEMENTASI MODEL OPTIMALISASI

DANA ZAKAT MELALUI

PENDEKATAN COMMUNITY BASED DEVELOPMENT

(CBD)

Penulis Nedi Hendri, S.E., M.Si., AK., CA Suyanto, S.E, M.Si., Akt., CA. Siti Nurlaila., M.Psi. Desain Cover Team Laduny Creative Lay Out Team Laduny Creative

ISBN 978-602-1397-97-8

CetakanI, Oktober 2016 Jumlah 79halaman Ukuran 15 x 23 cm

Dicetak dan diterbitkan oleh: CV. LADUNY ALIFATAMA (Penerbit Laduny) Anggota IKAPI

- Perum JSP Blok V 6 No. 11 Tejoagung, Metro – Lampung.

- Jl. Ki Hajar Dewantara No. 49 Iringmulyo, Kota Metro – Lampung. Telp. : 085269012121– 085769001000 Email :[email protected]

Page 219: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Pertama, tim penyusun mengajak marilah senantiasa memanjatkan puji dan

syukur kehadirat Allah SWT, mengingat sampai sekarang ini kita masih

dikaruniai kenikmatan yang kita tidak sanggup untuk menghitung-hitungnya,

terutama nikmat iman, islam, kesehtan, kehidupan, dan kesempatan untuk

mengembangkan potensi diri kita sebagai Abdillah dan khalifah Allah SWT di

muka bumi ini. Shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan

kita, nabi besar Muhammad SAW beserta sahabat, keluarga dan ummatnya yang

setia sampai akhir zaman nanti.

Penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang

mendukung terselesaikannya penyusunan buku tentang “Panduan Implementasi

Model Optimalisasi Dana Zakat Melalui Pendekatan Community Based

Development (CBD)” ini. Tim penyusun menyadari terdapat kekurangan–

kekurangan dari buku ini baik dalam penyusunan maupun kata-kata, untuk itu

saran dan kritik dari pembaca sangatlah kami harapkan.

Waassalamualaikum Wr. Wb.

Horma kami,

Tim Penyusun

Page 220: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................. iii

Daftar isi ........................................................................ iv

BAB 1PENDAHULUAN .............................................. 1

BAB 2KONSEP KEMISKINAN DAN DANA ZAKAT

2.1 Konsep zakat. .................................................... 4

2.2 Pengelolaan dana zakat. ..................................... 19

2.3Zakat dan kemiskinan ......................................... 33

BAB 3KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN BERBASIS

COMUNITY BASED

EVELOPMENT (CBD)

3.1 Kemiskinan dan program pemberdayaan ........... 36

3.2Zakat dan pemberdayaan Masyarakat miskin. .... 38

3.3 Pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal. 45

3.4 Konsep comunity based development (cbd). ..... 47

BAB 4MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT

MELALUI PENDEKATAN COMUNITY BASED DEVELOPMENT (CBD)

4.1 Rekayasa model optimalisasi dana zakat. .......... 49

4.2Tahapan implementasi model optimalisasi

dana zakat. .................................................................. 52

BAB 5INSTRUMEN DAN INDIKATOR KELUARGA SEJAHTERA

SEBAGAI ALAT EVALUASI

PROGRAM

5.1 Manfaat pendataan ............................................. 57

5.2 Batasan dan pengertian. ..................................... 58

5.3 Prinsip-Prinsip pendataan dan pemetaan. .......... 60

5.5 .................................................................... Instrumen yangdigunakan

dan fungsinya. .................................................... 61

5.5 Cakupan Data. .................................................... 62

5.6 Pentahapan keluarga sejahtera. .......................... 66

BAB 4PENUTUP

Page 221: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 1

PENDAHULUAN

Kemiskinan merupakan fenomena kehidupan manusia

yang selalu mengiringi proses pembangunan dan dianggap

sebagai penghambat karena dampaknya yang cenderung negatif.

Indonesia dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia

memiliki potensi untuk mengatasi kemiskinan melalui kebijakan

fiskal manajemen Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS). ZIS menjadi

alternatif mengatasi kemiskinan karena target sasarannya jelas

diatur dalam Al-quran, yaitu fakir miskin. Seyogyanya

penyalurannya dapat dikembangkan kearah pemberdayaan

melalui usaha-usaha produktif bukan untuk konsumtif.

Selama ini potensi dan pentingnya zakat sebagai usaha

untuk pengentasan kemiskinan masih di anggap sebelah mata,

padahal zakat sesungguhnya memiliki potensi ekonomi yang

sangat besar bagi bangsa Indonesia. Saat ini, dana ZIS yang

berhasil dihimpun baru mencapai lima persenan dari total potensi

zakat yang mencapai 20 triliunan rupiah per-tahun. Kendati ZIS

telah dikelola secara profesional oleh Organisasi Pengelola Zakat

(OPZ) yang ada di Indonesia, sebaran penerima manfaat dari

dana ZIS terkesan tumpang tindih antara satu dengan yang lain,

sebagaimana pengumpulan ZIS yang masih terfokus pada

wilayah tertentu. Menurut Firmansyah (2009: ) pendayagunaan

dana zakat selama ini masih menganut paradigma lama, yaitu

dana zakat harus dibagi habis untuk semua golongan yang

Page 222: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

ditentukan dan untuk konsumsi sesaat sehingga pendayagunaan

zakat untuk tujuan pemberdayaan ekonomi produktif belum

menjadi prioritas utama. Selanjutnya Pujiono (2009:76-79)

menyimpulkan pendistribusi ZIS masih belum efektif dan

kemanfaatan dana ZIS melalui pemberdayaan ekonomi tergolong

masih kurang efisien.

Paradiqma landasan fiqih bahwa zakat dapat

didayagunakan dalam kegiatan ekonomi produktif. Sudah

saatnya OPZ mulai mengurangi porsi zakat konsumtif dan

mengoptimalisasikan dan memprioritaskan zakat produktif.

Banyak model dan kebijakan yang dilakukan selama ini tidak

efektif dan efisien dalam mengatasi kemiskinan.Paradigma

pembangunan melalui pemberdayaan (empowerment) merupakan

pendekatan yang tepat dalam mengatasi kemiskinan.

Menurut Pujiyono (2009: 52) pemberdayaan adalah

proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah

serangkaian kegiatan untuk memperbaiki kekuasaan dan

keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk

individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai

tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang

ingin dicapai oleh sebuah perubahan social, yaitu masyarakat

yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan

dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik

yang bersifat fisik, ekonomis, maupun sosial.

Model pendayagunaan zakat dengan konsep

pemberdayaan pada saat ini menjadi trend di kalangan lembaga-

Page 223: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

lembaga pengelola zakat dan relevan untuk menjawab persoalan

kemiskinan, misalnya pemberdayaan ZIS dengan pemberian

modal usaha baik dengan sistem pinjaman tanpa bagi hasil

(Qardhul Hasan) maupun dengan sistem bagi hasil. Namun

syogyanya program melalui pendampingan usaha-usaha mikro

dengan pemberian zakat produktif berupa dana bergulir dapat

dikembangkan dengan pendekatan “community based

development” atau bahkan “integrated development community

(IDC)” agar efektif dan efisien dalam mengentaskan kemiskinan.

Page 224: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 2

KONSEP KEMISKINAN DAN DANA ZAKAT

2.1. KONSEP ZAKAT.

Zakat berasal dari bahasa arab yaitu zaka yang berarti „suci‟,

„baik‟,„berkah‟, „tumbuh‟, dan „berkembang‟. Sedangkan secara

terminologysyariat, zakat adalah sejumlah harta tertentu yang

telah mencapai syarattertentu yang diwajibkan oleh Allah untuk

dikeluarkan dan diberikankepada orang-orang yang berhak

menerimanya dengan persyaratantertentu (Hafidhudin, 2002:

13).

Menurut Bahasa(lughat), zakat berarti : tumbuh;

berkembang; kesuburan atau bertambah (HR. At-Tirmidzi) atau

dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan (QS. At-

Taubah : 10)

Menurut Hukum Islam (istilah syara’), zakat adalah nama

bagi suatu pengambilan tertentu dari harta yang tertentu, menurut

sifat-sifat yang tertentu dan untuk diberikan kepada golongan

tertentu (Al Mawardi dalam kitab Al Hawiy)

Selain itu, ada istilah shadaqah dan infaq, sebagian ulama

fiqh, mengatakan bahwa sadaqah wajib dinamakan zakat, sedang

sadaqah sunnah dinamakan infaq. Sebagian yang lain

mengatakan infaq wajib dinamakan zakat, sedangkan infaq

sunnah dinamakan shadaqah.

Page 225: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

5. Penyebutan Zakat dan Infaq dalam Al Qur-an dan As

Sunnah

a. Zakat (QS. Al Baqarah : 43)

b. Shadaqah (QS. At Taubah : 104)

c. Haq (QS. Al An‟am : 141)

d. Nafaqah (QS. At Taubah : 35)

e. Al „Afuw (QS. Al A‟raf : 199)

6. Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi

salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sebab

itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang

telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam

kategori ibadah (seperti shalat, haji, dan puasa) yang telah diatur

secara rinci dan paten berdasarkan Al-Qur‟an dan As Sunnah,

sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan

kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan

perkembangan ummat manusia.

7. Macam-macam Zakat

a. Zakat Nafs (jiwa), juga disebut zakat fitrah.

b. Zakat Maal (harta).

8. Syarat-syarat Wajib Zakat

e. Muslim

f. Aqil

g. Baligh

h. Memiliki harta yang mencapai nishab

Page 226: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

D. Zakat Maal (harta).

4. Pengertian Maal (harta)

Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang

diinginkan sekali sekali oleh manusia untuk memiliki,

memanfaatkan dan menyimpannya.Menurut syar’a, harta adalah

segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan dapat

digunakan (dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim).sesuatu

dapat disebut dengan maal (harta) apabila memenuhi 2 (dua)

syarat, yaitu:

Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai

Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya.

Misalnya rumah, mobil, ternak, hasil pertanian, uang,

emas, perak, dll.

5. Syarat-Syarat Kekayaan yang Wajib di Zakati

a. Milik Penuh (Almilkuttam)

Kekayaan milik penuh / Almikuttam yaitu harta yang

berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan

dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut

didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan

menurut syariat islam, seperti : usaha, warisan, pemberian

negara atau orang lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan

apabila harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram,

maka zakat atas harta tersebut tidaklah wajib, sebab harta

tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara

dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.

Page 227: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

b. Berkembang

Kekayaan berkembang yaitu harta yang dapat

bertambah atau berkembang bila diusahakan atau

mempunyai potensi untuk berkembang.

c. Cukup Nishab

Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu

sesuai dengan ketetapan syara’.sedangkan harta yang tidak

sampai nishabnya terbebas dari Zakat

d. Lebih Dari Kebutuhan Pokok (Alhajatul Ashliyah)

Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang

diperlukan seseorang dan keluarga yang menjadi

tanggungannya, untuk kelangsungan hidupnya.Artinya

apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi yang

bersangkutan tidak dapat hidup layak.Kebutuhan tersebut

seperti kebutuhan primer atau kebutuhan hidup minimum

(KHM), misal, belanja sehari-hari, pakaian, rumah,

kesehatan, pendidikan, dsb.

e. Bebas Dari hutang

Orang yang mempunyai hutang sebesar atau

mengurangi senishab yang harus dibayar pada waktu yang

sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka harta

tersebut terbebas dari zakat.

f. Berlalu Satu Tahun (Al-Haul)

Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut

sudah belalu satu tahun.Persyaratan ini hanya berlaku bagi

ternak, harta simpanan dan perniagaan. Sedang hasil

Page 228: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

pertanian, buah-buahan dan rikaz (barang temuan) tidak

ada syarat haul.

Harta(Maal) yang Wajib di Zakati

a. Binatang Ternak

Hewan ternak meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau),

hewan kecil (kambing, domba) dan unggas (ayam, itik,

burung).

b. Emas Dan Perak

Emas dan perak merupakan logam mulia yang selain

merupakan tambang elok, juga sering dijadikan

perhiasan.Emas dan perak juga dijadikan mata uang yang

berlaku dari waktu ke waktu.Islam memandang emas dan

perak sebagai harta yang (potensial) berkembang. Oleh

karena syara’ mewajibkan zakat atas keduanya, baik

berupa uang, leburan logam, bejana, souvenir, ukiran atau

yang lain.

Termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata

uang yang berlaku pada waktu itu di masing-masing

negara. Oleh karena segala bentuk penyimpanan uang

seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat berharga

lainnya, termasuk kedalam kategori emas dan perak.

sehingga penentuan nishab dan besarnya zakat disetarakan

dengan emas dan perak.

Demikian juga pada harta kekayaan lainnya, seperti

rumah, villa, kendaraan, tanah, dll.Yang melebihi

Page 229: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

keperluan menurut syara’ atau dibeli/dibangun dengan

tujuan menyimpan uang dan sewaktu-waktu dapat di

uangkan.Pada emas dan perak atau lainnya yang berbentuk

perhiasan, asal tidak berlebihan, maka tidak diwajibkan

zakat atas barang-barang tersebut.

g. Harta Perniagaan

Harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan

untuk diperjual-belikan dalam berbagai jenisnya, baik

berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan,

perhiasan, dll.Perniagaan tersebut di usahakan secara

perorangan atau perserikatan seperti CV, PT, Koperasi,

dsb.

h. Hasil Pertanian

Hasil pertanian adalah hasil tumbuh-tumbuhan atau

tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-

umbian, sayur-mayur, buah-buahan, tanaman hias, rumput-

rumputan, dedaunan, dll.

i. Ma-din dan Kekayaan Laut

Ma’din (hasil tambang) adalah benda-benda yang

terdapat di dalam perut bumi dan memiliki nilai ekonomis

seperti emas, perak, timah, tembaga, marmer, giok, minyak

bumi, batu-bara, dll. Kekayaan laut adalah segala sesuatu

yang dieksploitasi dari laut seperti mutiara, ambar, marjan,

dll.

j. Rikaz

Page 230: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Rikaz adalah harta terpendam dari zaman dahulu atau

biasa disebut dengan harta karun. Termasuk didalamnya

harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengaku sebagai

pemiliknya.

E. Nishab dan Kadar Zakat.

4. Harta Peternakan

a. Sapi, Kerbau dan Kuda

Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi

yaitu 30 ekor. Artinya jika seseorang telah memiliki sapi

(kerbau/kuda), maka ia telah terkena wajib zakat.

Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang

diriwayatkan oleh At Tarmidzi dan Abu Dawud dari

Muadz bin Jabbal RA, maka dapat dibuat tabel sbb :

Jumlah

Ternak(ekor) Zakat

30-39

40-59

60-69

70-79

80-89

1 ekor sapi jantan/betina tabi’ (a)

1 ekor sapi betina musinnah (b)

2 ekor sapi tabi’

1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi’

2 ekor sapi musinnah

Keterangan :

1) Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2

2) Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3

Page 231: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor,

zakatnya bertambah 1 ekor tabi’.Dan jika setiap jumlah itu

bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinnah.

b. Kambing/domba

Nishab kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila

seseorang telah memiliki 40 ekor kambing/domba maka ia

telah terkena wajib zakat.

Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW, yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Anas bin Malik,

maka dapat dibuat tabel sbb :

Jumlah

Ternak(ekor) Zakat

40-120

121-200

201-300

1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)

2 ekor kambing/domba

3 ekor kambing/domba

Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor

maka zakatnya bertambah 1 ekor.

c. Ternak Unggas(Ayam,Bebek,Burung,dll) dan

Perikanan

Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak

diterapkan berdasarkan jumlah (ekor), sebagaimana halnya

sapi, dan kambing.Tapi dihitung berdasarkan skala usaha.

Nishab ternak unggas dan perikanan adalah setara

dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram emas murni) atau

sama dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang beternak

Page 232: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

unggas atau perikanan, dan pada akhir tahun (tutup buku)

ia memiliki kekayaan yang berupa modal kerja dan

keuntungan lebih besar atau setara dengan 85 gram emas

murni, maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5%.

Contoh :

Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor

ayam perminggu, pada akhir tahun (tutup buku) terdapat

laporan keuangan sbb:

6. Ayam broiler 5600 ekor seharga

7. Uang Kas/Bank setelah pajak

8. Stok pakan dan obat-obatan

9. Piutang (dapat tertagih)

Rp 15.000.000

Rp 10.000.000

Rp 2.000.000

Rp 4.000.000

Jumlah Rp 31.000.000

10. Utang yang jatuh tempo Rp 5.000.000

Saldo Rp26.000.000

Keterangan :

Besar Zakat = 2,5 % x Rp.26.000.000,- = Rp 650.000

Catatan :

Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan

sebagai harta yang wajib dizakati.

Nishab besarnya 85 gram emas murni, jika @ Rp

25.000,00 maka 85 x Rp 25.000,00 = Rp

2.125.000,00

d. Unta

Page 233: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah

memiliki 5 ekor unta maka ia terkena kewajiban zakat.

Selanjtnya zakat itu bertambah, jika jumlah unta yang

dimilikinya juga bertambah

Berdasarkan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh

Imam Bukhari dari Anas bin Malik, maka dapat dibuat

tabel sbb:

Jumlah(ekor) Zakat

5-9

10-14

15-19

20-24

25-35

36-45

45-60

61-75

76-90

91-120

1 Ekor Kambing/Domba (A)

2 Ekor Kambing/Domba

3 Ekor Kambing/Domba

4 Ekor Kambing/Domba

1 Ekor Unta Bintu Makhad (B)

1 Ekor Unta Bintu Labun (C)

1 Ekor Unta Hiqah (D)

1 Ekor Unta Jadz‟ah (E)

2 Ekor Unta Bintu Labun (C)

2 Ekor Unta Hiqah (D)

Keterangan:

Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba

berumur satu tahun atau lebih.

Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2

Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3

Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4

Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5

Page 234: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor

maka zakatnya bertambah 1 ekor bintu Labun, dan setiap

jumlah itu bertambah 50 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor

Hiqah.

5. Emas dan Perak

Nishab emas adalah 20 dinar (85 gram emas murni) dan

perak adalah 200 dirham (setara 672 gram perak). Artinya bila

seseorang telah memiliki emas sebesar 20 dinar atau perak 200

dirham dan sudah setahun, maka ia telah terkena wajib zakat,

yakni sebesar 2,5 %.

Demikian juga segala macam jenis harta yang merupakan

harta simpanan dan dapat dikategorikan dalam “emas dan

perak”, seperti uang tunai, tabungan, cek, saham, surat berharga

ataupun yang lainnya. Maka nishab dan zakatnya sama dengan

ketentuan emas dan perak, artinya jika seseorang memiliki

bermacam-macam bentuk harta dan jumlah akumulasinya lebih

besar atau sama dengan nishab (85 gram emas) maka ia telah

terkena wajib zakat (2,5 %).

Contoh :

Seseorang memiliki simpanan harta sebagai berikut :

Tabungan

Uang tunai (diluar kebutuhan pokok)

Perhiasan emas (berbagai bentuk)

Utang yang harus dibayar (jatuh tempo)

Rp 5 juta

Rp 2 juta

100 gram

Rp 1.5 juta

Page 235: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali

selebihnya dari jumlah maksimal perhiasan yang layak dipakai.

Jika layaknya seseorang memakai perhiasan maksimal 60 gram

maka yang wajib dizakati hanyalah perhiasan yang selebihnya

dari 60 gram.

Dengan demikian jumlah harta orang tersebut, sbb :

1.Tabungan

2.Uang tunai

3.Perhiasan (10-60) gram @ Rp 25.000

Rp 5.000.000

Rp 2.000.000

Rp 1.000.000

Jumlah Rp 8.000.000

Utang Rp 1.500.000

Saldo Rp 6.500.000

Keterangan :

Besar zakat = 2,5% x Rp 6.500.000 = Rp 163.500,-

Catatan :

Perhitungan harta yang wajib dizakati dilakukan setiap

tahun pada bulan yang sama.

6. Perniagaan

Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang

perdagangan, industri, agroindustri, ataupun jasa, dikelola secara

individu maupun badan usaha (seperti PT, CV, Yayasan,

Koperasi, Dll) nishabnya adalah 20 dinar (setara dengan 85gram

emas murni). Artinya jika suatu badan usaha pada akhir tahun

(tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja danuntung) lebih

Page 236: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

besar atau setara dengan 85 gram emas (jika pergram Rp

25.000,- = Rp 2.125.000,), maka ia wajib mengeluarkan zakat

sebesar 2,5%.

Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama),

maka jika semua anggota syirkah beragama islam, zakat

dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-pihak

yang bersyirkah. Tetapi jika anggota syirkah terdapat orang yang

non muslim, maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota syirkah

muslim saja (apabila julahnya lebih dari nishab)

Cara menghitung zakat :

Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari

salah satu atau lebih dari tiga bentuk di bawah ini :

a. Kekayaan dalam bentuk barang

b. Uang tunai

c. Piutang

Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib

dizakati adalah yang harus dibayar (jatuh tempo) dan pajak.

Contoh :

Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari

tahun 1995 dengan keadaan sbb :

1.Mebel belum terjual 5 set

2.Uang tunai

3. Piutang

Rp 10.000.000

Rp 15.000.000

Rp 2.000.000

Jumlah Rp 27.000.000

Utang & Pajak Rp 7.000.000

Page 237: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Saldo Rp 20.000.000

Keterangan :

Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-

Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah

dan bangunan atau lemari, etalase pada toko, dll, tidak termasuk

harta yang wajib dizakati sebab termasuk kedalam kategori

barang tetap (tidak berkembang).Usaha yang bergerak dibidang

jasa, seperti perhotelan, penyewaan apartemen, taksi, renal

mobil, bus/truk, kapal laut, pesawat udara, dll, kemudian

dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2(dua) cara:

a. Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta

kekayaan perusahaan dihitung, termasuk barang (harta)

penghasil jasa, seperti hotel, taksi, kapal, dll, kemudian

keluarkan zakatnya 2,5 %.

b. Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya

dihitung dari hasil bersih yang diperoleh usaha tersebut

selama satu tahun, kemudian zakatnya dikeluarkan 10%.

Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat hasil

pertanian, dimana perhitungan zakatnya hanya

didasarkan pada hasil pertaniannya, tidak dihitung harga

tanahnya.

4. Hasil Pertanian

Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan

750 kg.Apabila hasil pertanian termasuk makanan pokok, seperti

beras, jagung, gandum, kurma, dll, maka nishabnya adalah 750

kg dari hasil pertanian tersebut.

Page 238: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok,

seperti buah-buahan, sayur-sayuran, daun, bunga, dll, maka

nishabnya disetarakan dengan harga nishab dari makanan pokok

yang paling umum di daerah (negeri) tersebut (di negeri kita =

beras).

Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air

hujan, atau sungai/mata/air, maka 10%, apabila diairi dengan

cara disiram / irigasi (ada biaya tambahan) maka zakatnya 5%.

Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman

yang disirami zakatnya 5%.Artinya 5% yang lainnya

didistribusikan untuk biaya pengairan. Imam Az Zarqoni

berpendapat bahwa apabila pengolahan lahan pertanian

diairidengan air hujan (sungai) dan disirami (irigasi) dengan

perbandingan 50;50, maka kadar zakatnya 7,5% (3/4 dari 1/10).

Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan

tetapi ada biaya lain seperti pupuk, insektisida, dll. Maka untuk

mempermudah perhitungan zakatnya, biaya pupuk, intektisida

dan sebagainya diambil dari hasil panen, kemudian sisanya

(apabila lebih dari nishab) dikeluarkan zakatnya 10% atau 5%

(tergantung sistem pengairannya).

Berbagai harta benda yang wajibdikeluarkan zakatnya

adalah hasil pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan,

pertambangan, emas, perak, uang, hasil pendapatan dan jasa,

rikaz (barang temuan), perdagangan dan perusahaan, serta

sumber penghasilan lainnya (Undang-undang RI.No.38 Tahun

1999 tentang Pengelolaan Zakat). Adapun ashnaf (orang yang

Page 239: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

berhak menerima zakat) adalah fakir (orang melarat), orang

miskin, amil (pengelola zakat), muallaf (orang yang baru masuk

Islam), gharimin (orang berutang), ibnusabil (orang yang dalam

perjalanan menuntut ilmu), fi sabillillah (orang yang berjuang di

jalan Allah), riqab(budak) (Q.S. At-Taubah: 60).

Zakat dapat dibagi dalam 2 jenis, yaitu (Hasan, 2006):

pertama adalah zakat fitrah adalahsejumlah harta yang wajib

ditunaikan oleh setiap mukallaf (orang islam, baligh, dan

berakal) dan setiaporang yang nafkahnya ditanggung dengan

syarat-syarat tertentu. Kedua adalah Zakat maal merupakanzakat

atas harta kekayaan. Meliputi hasil perniagaan atau perdagangan,

pertambangan, pertanian, hasillaut dan hasil ternak, harta

temuan, emas dan perak serta zakat profesi. Masing-masing

zakat memilikiperhitungan yang berbeda-beda.

Menurut El Madani (2013) ada Banyak hikmah dan manfaat

dibalik perintah berzakat, diantaranya ialah: (1) Zakat dapat

membiasakan orang yang menunaikannya memilki sifat

dermawan,sekaligus menghilangkan sifat pelit dan kikir; (2)

Zakat dapat menguatkan benih persaudaraan, sertamenambah

rasa cinta dan kasih sayang sesama muslim; (3) Zakat merupakan

salah satu upaya dalammengatasi kemiskinan; (4) Zakat dapat

mengurangi angka pengangguran dan penyebab-

penyebabnya.Sebab hasil zakat dapat digunakan untuk

menciptakan lapangan pekerjaan baru; (5) Zakat

dapatmensucikan jiwa dan hati dari rasa dendam, serta

menghilangkan iri hati dan kebencian dari orang-orangmiskin

Page 240: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

terhadap orang kaya; (6) Zakat dapat menumbuhkan

perekonomian umat.

2.2. PENGELOLAAN DANA ZAKAT.

Kegiatan inti (mendasar) dalam pengelolaan dana zakat

infak dan shodaqoh (ZIS) menurut Sadewo (2004) dibagi

menjadi empat kegiatan utama yaitu: penghimpunan,

pengelolaan, pendayagunaan, dan pendistribusian.

A. PENGHIMPUNAN

Penghimpunan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

mendapatkan dana ZIS dari muzakki. Peran fungsi dan tugas

divisi atau bidang penghimpunan dikhususkan mengumpulkan

dana zakat, infak, sedekah dan wakaf dari masyarakat. Dalam

melaksanakan aktivitas pengumpulan dana tersebut bagian

penghimpunan dapat menyelenggarakan berbagai macam

kegiatan.

Menurut Sudewo (2004: 189) kegiatan penghimpunan ada

dua yaitu galang dana dan layanan donatur:

1. Galang Dana

Dalam melakukan penggalangan dana ada beberapa

kegiatan yang dapat dilakukan yaitu:

a. Kampanye (dakwah), dalam melakukan kampanye

sosialisasi zakat ada beberapa hal yang harus

diperhatikan yaitu: konsep komunikasi, materi

kampanye, bahasa kampanye, media kampanye,

Page 241: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

b. Kerjasama program, galang dana dapat menawarkan

program untuk dikerjasamakan dengan lembaga atau

perusahaan lain. Kerjasama ini tentu dalam rangka

aktivitas fundraising.

c. Seminar dan diskusi, dalam sosialisasi zakat galang

dana juga dapat melakukan kegiatan seminar. Tema

seminar bisa apa saja asal masih relevan dengan

kegiatan dan kiprah lembaga zakat.

d. Pemanfaatan rekening bank, pembukaan rekening

bank, ini dimaksudkan untuk memudahkan donatur

menyalurkan dananya. Jumlah dana yang masuk

menjadi strong point.

Menurut Widodo (2001: 82) ada beberapa cara dana

diterima lembaga zakat diantaranya adalah:

a. Melalui rekening di bank, artinya di bank mana

lembaga membuka rekening penerimaan dana zakat.

b. Counter, di lokasi mana lembaga membuka counter.

c. Jemput bola, wilayah mana saja yang akan dilayani

dengan cara dana zakat diambil oleh lembaga.

Pendapat Sudewo dan Widodo mengenai bagaimana cara

penggalangan dana zakat sebenarnya tidak jauh berbeda.

Penggalangan bisa dilakukan dengan cara: mengadakan kegiatan

yang berhubungan dengan sosialisasi masalah zakat, penerimaan

dana zakat bisa melalui rekening bank, counter penerimaan, atau

diambil sendiri oleh amil. Model penerimaan seperti ini

Page 242: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

dimaksudkan untuk memudahkan muzakki menyalurkan

zakatnya.

2. Layanan Donator

Layanan donatur tak lain adalah customer care atau di

dalam perusahaan dinamakan customer service. Tugas yang

dilakukan layan donatur cukup bervariasi diantaranya (Sadewo,

2004: 201-203):

a. Data donatur, data tentang donatur harus

didokumentasikan. Data ini diperoleh dari berbagai

sumber, diantaranya dari bukti transfer bank, dari

kuitansi, para donatur yang datang langsung atau surat-

surat. Data yang dihimpun sebaiknya dilengkapi dengan

berbagai informasi. Dengan menguasai semua data

donatur, lembaga zakat akan semakin bisa membuat

donatur untuk tetap terlibat di dalamnya.

b. Keluhan, layan donatur juga harus sama cermatnya dalam

mendata tentang keluhan dari donatur, mitra kerja atau

masyarakat umum. Keluhan ini harus disusun,

dikompilasi, dan dianalisa. Hasil analisa dari keluhan

diserahkan kepada divisi penghimpunan sebagai bahan

untuk pengambilan keputusan.

c. Follow up keluhan, satu hal yang menjadi kebiasaan kita

adalah menghindari penyelesaian keluhan. Mengatakan

bahwa akan ditangani oleh yang berwenang adalah suatu

jawaban yang professional. Namun bila hanya sekadar

jawaban tanpa follow up ini kebohongan pada publik.

Page 243: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Dengan adanya pelayanan untuk donatur, mereka tidak

merasa kecewa karena merasa tidak diperhatikan.Pendataan

donatur sangat penting karena ini menyangkut hubungan

silaturrahim antara muzakki, amil, dan juga mustahiq.Karena

hubungan ini berpengaruh pada potensi zakat yang ada pada

lembaga.Muzakki terkadang merasa tidak puas dengan kinerja

amil, mereka berhak menyampaikan keluhan-keluhan. Amil

(lembaga) harus menindaklanjuti keluhan muzakki, tidak hanya

menerima keluhan tersebut..

B. PENGELOLAAN (KEUANGAN)

Seperti juga struktur keuangan lembaga yang lain, struktur

keuangan zakat terdiri atas dua bidang yaitu bendahara dan

akuntansi. Ada dua verifikasi yang dikerjakan yakni verifikasi

penerimaan dan pengeluaran.Verifikasi penerimaan dimulai

sejak dana ditransfer dari muzakki hingga masuk ke lembaga

zakat. Sedangkan verifikasi pengeluaran dicermati sejak diajukan

hingga pencairan dana. Bendahara (kasir) berfungsi

mengeluarkan dana yang telah disetujui.

Sedangkan bidang akuntansi melakukan pencatatan keluar

masuknya uang.Pencatatan ini diinput dalam jurnal

harian.Setelah itu diposting kedalam buku besar.Dalam kerjanya

sesungguhnya akuntansi memilah atas dua segi yakni akuntansi

keuangan dan akuntansi manajemen.Akuntansi keuangan dibuat

sesuai pernyataan standar akuntansi, sementara akuntansi

manajemen dikerjakan sesuai dengan kebutuhan lembaga.

Page 244: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Dalam akuntansi keuangan ada lima laporan yang harus

dikerjakan divisi pengelolaan keuangan (Sadewo, 2004: 214-

215) yaitu:

a. Neraca, merupakan laporan yang menggambarkan

posisi keuangan pada waktu tertentu.

b. Laporan sumber dan penggunaan dana, tujuan dari

LSPD adalah menggambarkan aktivitas lembaga

terutama dalam menjelaskan asal sumber-sumber

pendanaan serta penyalurannya sesuai dengan bidang

garapan masing-masing, ini menggambarkan kinerja

lembaga ditinjau dari aspek finance.

c. Laporan dana termanfaatkan, tujuan dari LPDT adalah

menggambarkan berbagai aktivitas pendanaan yang

non cash, contohnya pinjaman hutang dan pemberian

hutang.

d. Laporan arus kas, tujuannya menggambarkan aliran

kas keluar masuk.

Pertimbangan alur keluar masuk didasarkan pada tiga jenis

aktivitas yaitu:

a. Operasi, terkait dengan kegiatan utama lembaga zakat.

b. Investasi, yang dimaksud adalah penggunaan uang

yang ditujukan baik untuk kepentingan lembaga

maupun mustahiq.

c. Pendanaan, merupakan kebutuhan tambahan dana

eksternal dalam pembiayaan program jangka panjang.

Page 245: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

d. Catatan atas laporan keuangan, berisi penjelasan atas

keempat jenis laporan diatas sebagai catatan khusus

yang lebih rinci sifatnya.

Akuntansi manajemen berperan penting dalam menentukan

kepentingan manajemen yang lebih luas berdasarkan penggunaan

data keuangan yang ada.

C. PENDAYAGUNAAN

Sesungguhnya jatuh bangunnya lembaga zakat terletak

pada kreativitas divisi pendayagunaan, yaitu bagaimana amil

(lembaga zakat) mendistribusikan zakat dengan inovasi-inovasi

yang baru dan bisa memenuhi tujuan pendistribusian zakat

kepada mustahiq.Pendayagunaan program pemberdayaan

mustahiq merupakan inti dari zakat.Ada beberapa kegiatan yang

dapat dikembangkan oleh bidang pendayagunaan.Namun yang

terjadi di Indonesia beberapa lembaga zakat sudah memiliki

keseragaman kegiatan. Adapun kegiatan tersebut adalah:

1. Pengembangan Ekonomi

Dalam melakukan pengembangan ekonomi ada beberapa

kegiatan yang dapat dijalankan oleh lembaga zakat (Sadewo,

2004: 227-235) diantaranya:

a. Penyaluran modal.

b. Pembentukan lembaga keuangan.

c. Pembangunan industri.

d. Penciptaan lapangan kerja.

e. Peningkatan usaha.

f. Pelatihan.

Page 246: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

g. Pembentukan organisai.

Beberapa kegiatan pengembangan ekonomi seperti yang

disebutkan di atas telah banyak dipraktekan di Indonesia. Jika

pendistribusian dana disalurkan untuk kegiatan pengembangan

ekonomi seperti itu usaha merubah mustahiq menjadi muzakki

memiliki peluang yang lebih besar.

2. Pembinaan Sumber Daya Manusia

Pembinaan SDM adalah suatu kegiatan yang dilakukan

oleh lembaga zakat untuk membina mustahiq.Program yang

paling mudah dilakukan adalah pemberian beasiswa kepada

anak-anak dari keluarga mustahiq. Menurut Sudewo ada

beberapa program pendidikan yang bisa dikembangkan untuk

membantu anak-anak mustahiq (Sadewo, 2004: 231)

diantaranya:

a. Beasiswa

b. Diklat dan kursus keterampilan

c. Sekolah

3. Layanan Sosial

Yang dimaksud dengan layanan sosial adalah layanan yang

diberikan kepada kalangan mustahiq dalam memenuhi kebutuhan

mereka. Beberapa kegiatan santunan sosial diantaranya seperti:

biaya kesehatan, santunan anak yatim, bantuan bencana alam.

Layanan sosial merupakan program insidentil lembaga, karena

dana zakat tersebut diberikan kepada mustahiq ketika ada

kebutuhan yang sangat mendesak.

Page 247: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

D. PENDISTRIBUSIAN

Pendistribusian adalah suatu kegiatan dimana zakat bisa

sampai kepada mustahiq secara tepat. Kegiatan pendistribusian

sangat berkaitan dengan pendayagunaan, karena apa yang akan

didistribusikan disesuaikan dengan pendayagunaan. Akan tetapi

juga tidak bisa terlepas dari penghimpunan dan pengelolaan. Jika

penghimpunannya tidak maksimal dan mungkin malah tidak

memperoleh dana zakat sedikitpun maka tidak akan ada dana

yang didistribusikan.

Muhammad (2006: 176) berpendapat bahwa distribusi

zakat berkaitan dengan persediaan, saluran distribusi, cakupan

distribusi, lokasi mustahiq, wilayah penyaluran, tingkat

persediaan, dana zakat dan lokasi amil, pengiriman, dan

keagenan.

Zakat yang dihimpun oleh Lembaga Zakat harus segera

disalurkan kepada para mustahiq sesuai dengan skala prioritas

yang telah disusun dalam program kerja.Mekanisme distribusi

zakat kepada mustahiq bersifat konsumtif dan juga produktif.

Menurut Mufraini (2006: 148) distribusi zakat tidak hanya

dengan dua cara akan tetapi ada tiga yaitu: distribusi konsumtif,

distribusi produktif, dan investasi.

Sebagai penegasan sudah seharusnya pemerintah berperan

aktif di dalam membangun kesejahteraan umat Islam yang

mendominasi negara ini, sehingga nantinya di dalam pengelolaan

zakat dan pendistribusiannya dapat dilakukan secara optimal,

tepat sasaran dan profesional.Usaha-usaha pengumpulan zakat

Page 248: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

hendaknya lebih dimaksimalkan agar pendistribusiannya

tersalurkan secara terpadu kepada yang berhak secara sistematis

dan optimal.

Ada beberapa ketentuan dalam mendistribusikan dana

zakat kepada mustahiq yaitu:

a. Mengutamakan distribusi domestik, dengan melakukan

distribusi lokal atau lebih mengutamakan penerima zakat

yang berada dalam lingkungan terdekat dengan lembaga

zakat (wilayah muzakki) dibandingkan pendistribusiannya

untuk wilayah lain.

b. Pendistribusian yang merata dengan kaidah-kaidah sebagai

berikut:

f. Bila zakat yang dihasilkan banyak, seyogyanya setiap

golongan mendapat bagiannya sesuai dengan kebutuhan

masing-masing.

g. Pendistribusiannya haruslah menyeluruh kepada

delapan golongan yang telah ditetapkan.

h. Diperbolehkan untuk memberikan semua bagian zakat

kepada beberapa golongan penerima zakat saja, apabila

didapati bahwa kebutuhan yang ada pada golongan

tersebut memerlukan penanganan secara khusus.

i. Menjadikan golongan fakir miskin sebagai golongan

pertama yang menerima zakat, karena memenuhi

kebutuhan mereka dan membuatnya tidak bergantung

kepada golongan lain adalah maksud dan tujuan

diwajibkannya zakat.

Page 249: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

j. Seyogyanya mengambil pendapat Imam Syafi‟i sebagai

kebijakan umum dalam menentukan bagian maksimal

untuk diberikan kepada petugas zakat, baik yang

bertugas dalam mengumpulkan maupun

yangmendistribusikannya.

c. Membangun kepercayaan antara pemberi dan penerima

zakat. Zakat baru bisa diberikan setelah adanya keyakinan

dan juga kepercayaan bahwa si penerima adalah orang

yang berhak dengan cara mengetahui atau menanyakan hal

tersebut kepada orang-orang adil yang tinggal di

lingkungannya, ataupun yang mengetahui keadaannya

yang sebenarnya.

Intermediary system yang mengelola investasi dan zakat

seperti perbankan Islam dan lembaga pengelola zakat dewasa ini

lahir secara masif.Di Indonesia sendiri, dunia perbankan Islam

dan lembaga pengumpul zakat menunjukan perkembangan yang

cukup pesat. Mereka berusaha untuk berkomitmen

mempertemukan pihak surplus muslim dan pihak defisit muslim.

Dengan harapan terjadi proyeksi pemerataan pendapatan antara

surplus dan defisit muslim atau bahkan menjadikan kelompok

defisit (mustahiq) menjadi surplus (muzakki).

Melihat fenomena dan permasalahan yang terjadi di

Indonesia dari sisi zakat, sosial masyarakat, dan juga ekonomi

Mufraini (2006: 147) membuat sebuah inovasi distribusi zakat

yang dikategorikan dalam empat bentuk sebagai berikut:

5. Distribusi Bersifat Konsumtif Tradisional

Page 250: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Yaitu zakat dibagikan kepada mustahiq untuk

dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat fitrah yang diberikan

kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau

zakat māl yang dibagikan kepada para korban bencana alam.

6. Distribusi Bersifat Konsumtif Kreatif

Zakat diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya

semula, seperti diberikan dalam bentuk alat-alat sekolah atau

beasiswa.

7. Distribusi Zakat Bersifat Produktif Tradisional

Zakat diberikan dalam bentuk barang-barang yang

produktif seperti kambing, sapi, alat cukur, dan lain sebagainya.

Pemberian dalam bentuk ini akan dapat menciptakan suatu usaha

yang membuka lapangan kerja fakir miskin.

8. Distribusi Zakat dalam Bentuk Produktif Kreatif

Zakat diwujudkan dalam bentuk permodalan baik untuk

membangun proyek sosial atau menambah modal dagang

pengusaha kecil.

Sebagimana dilihat dari inovasi di atas maka lembaga

zakat selain mendistribusikan zakat secara konsumtif, saat ini

juga telah mengembangkan sistem distribusi zakat produktif.

Pola distribusi dana zakat produktif menjadi menarik untuk

dibahas mengingat ketentuan syari‟ah menegaskan bahwa dana

zakat yang terkumpul sepenuhnya adalah hak milik dari

mustahiq delapan asnaf.

Page 251: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Zakat bukan hanya persoalan ibadah mahḍah (ritual murni)

tapi juga persoalan māliyah ijtima‟iyyah (harta benda sosial) oleh

karenanya harus ma‟qulul ma‟na (masuk akal).Ini merupakan

pendapat golongan Hanafiyah dan pendapat ini dapat diterima

karena ma‟qulul ma‟na dapat diterapkan sesuai perkembangan

zaman.Dan dapat menjawab tuntutan kemaslahatan umat,

kapanpun dan dimanapun.

Al-Qur‟an sendiri tidak mengatur bagaimana seharusnya

dan sebaiknya membagikan zakat kepada para asnaf. Umar bin

Khattab ra pernah memberikan dana zakat berupa kambing agar

dapat berkembang biak. Nabi pernah memberikannya kepada

seorang fakir sebanyak dua dirham, dengan memberikan anjuran

agar mempergunakan uang tersebut, satu dirham untuk dimakan

dan satu dirham lagi supaya dibelikan kapak sebagai alat kerja.

Berdasarkan pendapat golongan Hanafiyah, dan peristiwa

pada masa Rasulullah dan Umar maka distribusi zakat secara

produktif diperbolehkan demi kemaslahatan umat. Pendapat ini

dikuatkan oleh Yafie (1995: 236) bahwa pemanfaatan dana zakat

yang dijabarkan dalam ajaran fiqih memberi petunjuk perlunya

suatu kebijakan dan kecermatan, di mana perlu dipertimbangkan

faktor-faktor pemerataan dan penyamaan, kebutuhan yang nyata

dari kelompok-kelompok penerima zakat, kemampuan

penggunaan dana zakat dari yang bersangkutan yang mengarah

kepada peningkatan kesejahteraannya dan kebebasannya dari

kemelaratan, sehingga pada gilirannya yang bersangkutan tidak

lagi menjadi penerima zakat tetapi menjadi pembayar zakat.

Page 252: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Hal-hal di atas dicontohkan bahwa jika penerima zakat

tersebut tahu dan biasa berniaga maka kepadanya diberikan

modal usaha, atau yang bersangkutan mempunyai keterampilan

pertukangan maka kepadanya diberikan perkakas yang

memungkinkan dia bekerja dalam bidang keterampilannya untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Terhadap dana zakat tersebut

tidak akan menjadi permasalahan yang ilegal dalam pengertian

hukum. Oleh karena itu dana zakat yang digulirkan secara

produktif tentunya tidak dapat menuntut adanya tingkat

pengembalian tertentu sebagaimana halnya sumber dana selain

zakat.

Konsep distribusi dana zakat secara produktif yang

dikedepankan sejumlah lembaga zakat biasanya dipadukan

dengan dana terkumpul lainnya yaitu shadaqah dan infak. Hal ini

untuk meminimalisir adanya perbedaan pendapat akan pola

produktif dana zakat.

Aturan syari‟ah menetapkan bahwa dana hasil

pengumpulan zakat, sepenuhnya adalah hak milik dari para

mustahiq. Dengan demikian pola distribusi produktif yang

dikembangkan pada umumnya mengambil skema qardul hasan

yakni satu bentuk pinjaman yang menetapkan tidak adanya

tingkat pengembalian tertentu dari pokok pinjaman. Namun

demikian bila ternyata si peminjam dana tersebut tidak mampu

mengembalikan pokok tersebut, maka hukum zakat

mengindikasikan bahwa sipeminjam tersebut tidak dapat dituntut

Page 253: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

atas ketidakmampuannya tersebut, karena pada dasarnya, dana

tersebut adalah hak mereka.

Terlepas dari perbedaan pendapat dalam fiqih dan pola

inovasi pendanaan yang diambil dari dana zakat, skema yang

dikedepankan dari pola qordul hasan sebenarnya sangat brilian,

sebagaimana menurut pendapat Mufraini (2006: 160) bahwa:

3. Ukuran keberhasilan sebuah lembaga pengumpul zakat

adalah bagaimana lembaga tersebut dapat menjadi salah

satu elemen dari sekuritas sosial yang mencoba

mengangkat derajat kesejahteraan seorang mustahiq

menjadi seorang muzakki. Jika hanya pola konsumtif yang

dikedepankan, tampaknya akan sulit tujuan ini bisa

tercapai.

4. Modal yang dikembalikan oleh mustahiq kepada lembaga

zakat, tidak berarti bahwa modal tersebut sudah tidak lagi

menjadi haknya mustahiq yang diberikan pinjaman. Ini

artinya bisa saja dana tersebut diproduktifkan kembali

dengan memberi balik kepada mustahiq tersebut yang akan

dimanfaatkan untuk penambahan modal usahanya lebih

lanjut. Dan kalaupun tidak, hasil akumulasi dana zakat dari

hasil pengembalian modal akan kembali didistribusikan

kepada mustahiq lain yang juga berhak.

2.3.ZAKAT DAN KEMISKINAN.

Menurut Qaradhawi (2002), Islam memandang kemiskinan

merupakan satu hal yang mampu membahayakan akidah, akhlak,

Page 254: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

kelogisan berpikir, keluarga dan masyarakat. Salah satu

kejahatan terbesar dari kapitalisme ialah penguasaan dan

pemilikan sumber daya produksi oleh segelintir manusia yang

diuntungkan secara ekonomi, sehingga hal ini berimplikasi pada

pengabaian pada meraka orang yang kurang beruntung.Zakat

adalah suatu mekanisme tanpa kompromi yang berusaha

menghilangkan segala kesewenag-wenangan, karena zakat

merupakan kewajiban bagi kalangan kaum muslimin yang

kaya.Zakat mampu tampil sebagai instrumen dalam memperkecil

kesenjangan tersebut dan mampu mengembalikan daya beli

masyarakat.

Produktivitas yang dimaksud disini adalah setelah mereka

menerima bantuan modal produktif tersebut baik dalam bentuk

modal kerja atau pelatihan, penerima zakat tersebut mampu

menghasilkan sesuatu yang memiliki nilai tambah.Hal tersebut

ditujukan untuk dapat mengangkat tingkat kesejahteraan

penerima zakat tersebut.Sebagai suatu usaha yang bertujuan

untuk memaksimumkan laba, dengan bantuan yang diberikan,

dari sudut ekonomi usaha memaksimumkan keuntungan ini

dapat dicapai dengan efisiensi produksi.Hal ini dapat dicapai bila

bantuan modal yang diberikan tidak membebani ongkos

produksi. Dalam islam tidak ada faktor bunga, maka hal ini tidak

akan membebani ongkos produksi, dan penerimaan dari hasil

tambahan modal dapat digunakan sepenuhnya. Untuk menangani

masalah kemiskinan, zakat dapat berperan dalam menyediakan

modal usaha dan pelatihan bisnis untuk para mustahik. Dengan

Page 255: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

demikian akan tercipta pemberdayaan ekonomi ummat. Secara

mikro, dana zakat berperan untuk memenuhi kebutuhan

mustahik. Oleh karena itu para mustahik harus mendapatkan

sarana, fasilitas, manajemen, dan keterampilan yang akan

mendorong mereka untuk bisa mandiri (Garry, 2011).

Dari sisi konsep, zakat dapat dijadikan instrumen dalam

pemberdayaan ekonomi umat melalui pendayagunaan zakat

untuk usaha produktif. Hal ini telah diatur dalam Keputusan

Menteri Agama Republik Indonesia No. 373 Tahun 2003 pada

pasal 28 ayat 2 dan pasal 29, tentang Pelaksanaan Undang-

undang No.38 tahun 1999 tentang Pengeloloaan Zakat. Bahkan,

pada pasal 30 didalam keputusan tersebut lebih ditekankan lagi

bahwa hasil penerimaan dari Organisasi Pengumpul Zakat (OPZ)

baik berupa infaq, sadakah, hibah, wasiat, waris dan kafarat

didayagunakan tertutama untuk usaha produktif setelah

memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam pasal 29. Namun

kenyataannya, dana Zakat Infaq dan Sedekah (ZIS) belum

berperan secara optimal dalam menanggulangi kemiskinan

sebagaimana yang diharapkan.

Page 256: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 3

KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN

BERBASIS COMUNITY BASED DEVELOPMENT (CBD)

3.1.KEMISKINAN DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN.

Kemiskinan dapat dilihat dari berbagai aspek, Bank Dunia

menetapkankemiskinan dari segi pendapatan, yaitu yang

tergolong miskin adalah merekayang memiliki pendapatan

kurang dari $2 perhari (Todaro, 2002).Bank Dunia pun

melakukan pendekatan relatif untuk melihat pendudukmiskin,

yaitu diarahkan pada 40 persen lapisan penduduk terbawah dari

totalpenduduk suatu negara.Sedangkan kemiskinan menurut

Bank Pembangunan Asia(Asian Development Bank) adalah

kekurangan aset-aset penting dan kesempatanyang menjadi hak

setiap manusia.Indikator-indikator untuk mengukurkemiskinan,

yaitu pendidikan dasar, kesehatan, gizi, air, sanitasi,

pendapatan,pekerjaan, dan upah. Selain itu ada juga indikator

yang bersifat intangibles (tidaktampak), antara lain rasa

ketidakberdayaan dan kurangnya kebebasan dalamberpartisipasi.

Kemiskinan dapat dilihat dari dua besaran, yaitu absolut dan

relatif.Kemiskinan absolut adalah tingkat kemiskinan di bawah

batas minimumkebutuhan untuk bertahan hidup atau biasa diukur

dengan kalori yang diperlukanditambah dengan komponen-

komponen penting lainnya yang bukan makanan.Sementara

kemiskinan relatif biasanya didefinisikan dalam hubungannya

Page 257: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

denganbeberapa rasio garis kemiskinan absolut atau sebagai

porsi dari rata-ratapendapatan nasional (Susanto, 2006).

Ketentuan BPS (1994) menyatakan bahwa seseorang akan

berada dibawah garis kemiskinan dilihat dari besarnya rupiah

yang dibelanjakan perkapita perbulan untuk memenuhi

kebutuhan minimum makanan dan bukan makanan (rumah,

sandang, aneka barang dan jasa). Seorang akan berada dibawah

garis kemiskinan apabila konsumsi perhari kurang dari 2100

kalori.

Berbagai kebijakan yang telah dilakukan melalui berbagai

program/proyek dirasakan belum berdampak signifikan.Hasil

bantuan program/proyek tidak memberikan luaran yang mampu

mengatasi kemiskinan.Menurut Pujiono (2009: 50) kegagalan

tersebut pada dasarnya menunjukan bahwa program/proyek yang

selama ini tidak efektif dan tidak efisien dalam mengatasi

kemiskinan. Penyebab kegagalan tersebut tidak lain karena

kemiskinan itu sendiri disebabkan oleh kegagalan konseptual dan

bukan kurangnya kapabalitas di pihak rakyat (Yunus, 2006).

Oleh sebab itu , harus ada pembangunan secara konsisten dan

menyeluruh agar tepat sasaran dan mencapai hasil yang optimal.

Salah satu upaya mengatasi kemiskinan adalah melalui

upayapengembangan kapasitas kelompok miskin.Konsep ini erat

kaitannya dengankonsep pemberdayaan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat adalah suatu prosesdimana

masyarakat terutama mereka yang miskin sumber daya, kaum

perempuan,dan kelompok yang terabaikan lainnya, didukung

Page 258: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

agar mampu meningkatkankesejahteraannya secara mandiri.

Proses pemberdayaan masyarakat bertitik tolakuntuk

memandirikan masyarakat agar dapat meningkatkan taraf

hidupnya,mengoptimalkan sumber daya setempat sebaik

mungkin, baik sumber daya alammaupun sumber daya manusia.

(Masyarakat Mandiri, 2007)

3.2. ZAKAT DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

MISKIN.

Model pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi

masyarakat miskin adalah program pemanfaatan dana zakat

untuk mendorong mustahik mampu memiliki usaha mandiri.

Program tersebut diwujudkan dalam bentuk pengembangan

modal usaha mikro yang sudah ada atau perintisan usaha mikro

baru yang prospektif (Kholiq, 2012: 46).

Pendayagunaan dalam zakat erat kaitannya dengan

bagaimana cara pendistribusiannya. Kondisi itudikarenakan jika

pedistribusiannya tepat sasaran dan tepat guna, maka

pendayagunaan zakat akan lebihoptimal Dalam Undang-Undang

No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, dijelaskan

mengenaipendayagunaan adalah:

1) Zakat dapat didayagunakan untuk usaha produktif dalam

rangka penanganan fakir miskin danpeningkatan kualitas

umat.

Page 259: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

2) Pendayagunaan zakat untuk usaha produktif sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila kebutuhan

dasar mustahik telah terpenuhi.

Pasal 16 ayat (1) dan (2) UU No. 38 Tahun 1999 tentang

PengelolaanZakat, secara eksplisit dinyatakan bahwa

pendayagunaan zakat adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup

para mustahiq sesuai dengan ketentuan agama(delapan ashnaf)

dan dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif. Secara

lebihspesifik, dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor

373 Tahun 20035 pasal28 ayat (2) dijelaskan bahwa

pendayagunaan zakat untuk usaha produktifdilakukan apabila

zakat sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup para mustahiqdan

ternyata masih terdapat kelebihan. Jadi, ZIS, terutama infaq dan

shadaqah,dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif apabila

terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan.

Secara garis besar, dana ZIS dapat didistribusikan pada dua

jenis kegiatan,yaitu kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif

dan produktif (Nasution et al.,2008). Kegiatan konsumtif adalah

kegiatan yang berupa bantuan sesaat untukmenyelesaikan

masalah yang sifatnya mendesak dan langsung habis

setelahbantuan tersebut digunakan (jangka pendek). Sedangkan,

kegiatan produktifadalah pemberian bantuan yang diperuntukkan

bagi kegiatan usaha produktifsehingga dapat memberikan

dampak jangka menengah-panjang bagi paramustahiq

Page 260: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Menurut Antonio (2001), pembiayaan produktif adalah

pembiayaanyang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi

dalam arti luas, yaitu untukpeningkatan usaha, baik usaha

produksi, perdagangan maupun investasi.Berdasarkan jenis

keperluannya, pembiayaan produktif dibagi menjadi dua, yaitu:

c) Pembiayaan modal kerja, yang merupakan pembiayaan

untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi secara

kuantitatif (jumlah hasil produksi) dan kualitatif

(peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi) serta

untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of

place dari suatu barang.

d) Pembiayaan investasi, yang merupakan pembiayaan

untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal

(capital goods). serta fasilitas-fasilitas yang erat

kaitannya dengan investasi.

Menurut Sunartiningsih (2004), pemberdayaanmasyarakat

diartikan sebagai upaya untuk membantumasyarakat dalam

mengembangkan kemampuansendiri sehingga bebas dan mampu

Page 261: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

untuk mengatasimasalah dan mengambil keputusan secara

mandiri.Dengan demikian pemberdayaan masyarakatditujukan

untuk mendorong terciptanya kekuatan dankemampuan lembaga

masyarakat untuk secaramandiri mampu mengelola dirinya

sendiri berdasarkankebutuhan masyarakat itu sendiri, serta

mampumengatasi tantangan persoalan di masa yang akandatang.

Ada beberapa indikator keberhasilan program pemberdayaan

menurutSumodiningrat (1999), yaitu :

f) Merkurangnya jumlah penduduk miskin;

g) Merkembangnya usaha peningkatan pendapatan yang

dilakukan olehpenduduk miskin dengan memanfaatkan

sumber daya yang tersedia;

h) Meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap upaya

peningkatankesejahteraan keluarga miskin di

lingkungannya;

i) Meningkatkan kemandirian kelompok yang ditandai

dengan makinberkembangnya usaha produktif anggota

dan kelompok, makin kuatnyapermodalan kelompok,

makin rapinya sistem administrasi kelompok, sertamakin

luasnya interaksi kelompok dengan kelompok lain di

dalammasyarakat;

j) Meningkatnya kapasitas masyarakat dan pemerataan

pendapatan yangditandai oleh peningkatan pendapatan

keluarga miskin yang mampu memenuhi kebutuhan

pokok dan kebutuhan sosial dasarnya.

Page 262: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang

PengelolaanZakat, menjelaskan bahwa pendayagunaan adalah :

d) Hasil pengumpulan zakat didayagunakan untuk mestahiq

sesuai dengan ketentuan agama.

e) Pendayagunaan hasil pengumpulan zakat berdasarkan skala

prioritas kebutuhan mustahik dan dapat dimanfaatkan untuk

usaha produktif.

f) Persyaratan dan prosedur pendayagunaan hasil pengumpulan

zakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur dengan

keputusan Menteri.

Jenis-jenis kegiatan pendayagunaan dana zakat yang

berkembang saat ini bisa kekelompokkan berdasarkan basisnya,

yaitu :

5. Berbasis Sosial

Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk

pemberian dana langsung berupa santunan sebagai bentuk

pemenuhan kebutuhan pokok mustahiq.Ini disebut juga

Program Karitas (santunan) atau hibah konsumtif. Program

ini merupakan bentuk yang paling sederhana dari penyaluran

dana zakat.

6. Berbasis pengembangan ekonomi

Penyaluran zakat jenis ini dilakukan dalam bentuk

pemberian modal usaha kepada mustahiq secara langsung

maupun tidak langusng, yang pengelolaannya bisa

melibatkan maupun tidak melibatkan mustahiksasaran.

Penyaluran dana zakat ini diarahkan pada usaha ekonomi

Page 263: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

yang produktif, yang diharapkan hasilnya dapat mengangkat

taraf kesejahteraan masyarakat.

Motode pendistribusian dana zakat, pada masa kekinian

dikenal dengan istilah zakat konsumtif dan zakat produktif.

Hampir seluruh lembaga pengelolaan zakat menerapkan metode

ini. Secara umum kedua kategori zakat ini dibedakan

berdasarkan bentuk pemeberian zakat dan penggunaan dana

zakat itu oleh mustahiq. Masing-masing dari kebutuhan

konsumtif dan produktif tersebut kemudian dibagi dua, yaitu

konsumtif tradisional dan konsumtif kreatif, sedangkan yang

berbentuk produktif dibagi menjadi produktif konvensional dan

produktif kreatif, adapun penjelasan lebih rinci dari keempat

bentuk penyaluran zakat teresebut adalah:

e) Konsumtif Tradisional

Maksud pendistribusian zakat secara konsumtif tradisional

adalah bahwa zakat dibagikan kepada mustahiq dengan

secara langsung untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari,

seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang kepada

fakir miskin setiap idul fitri atau pembagian zakat mal secara

langsung oleh para muzakkikepada mustahiq yang sangat

membutuhkan karena ketiadaan pangan atau karena

mengalami musibah. Pola ini merupakan program jangka

pendek dalam rangka mengatasi permasalahan umat.

f) Konsumtif Kreatif

Pendistribusian zakat secara konsumtif kreatif adalah zakat

yang diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan

Page 264: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi

permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya.

Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat sekolah dan

beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana ibadah seperti

sarung dan mukena, bantuan alat pertanian, seperti cangkul

untuk petani, gerobak jualan untuk pedagang kecil

g) Produktif Konvensional

Pendistribusian zakat secara produktif konvensional adalah

zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif,

di mana dengan menggunakan barang-barang tersebut, para

muzakki dapat menciptakan suatu usaha, seperti pemberian

bantuan ternak kambing, sapi perahan atau untuk membajak

sawah, alat pertukangan, mesin jahit

h) Produktif Kreatif

Pendistribusian zakat secara produktif kreatif adalah zakat

yang diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir,

baik untuk pemodalan proyek sosial, seperti pembangunan

sosial, seperti pembangunan sekolah, sarana kesehatan atau

tempat ibadah maupun sebagai modal usaha untuk

membantu atau bagi pengembanganusaha para pedagang

atau pengusaha kecil.

3.3.PENGEMBANGAN EKONOMI BERBASIS

KEARIFAN LOKAL.

Kearifan lokal merupakan prilaku manusia dalam

berhubungan dengan alam dan lingkungan sekitarnya yang

Page 265: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

dapat bersumber dari nilai-nilai agama, adat-istiadat setempat,

dan budaya setempat yang terbangun secara alamiah dalam

suatu komunitas masyarakat untuk beradaptasi dengan

lingkungan sekitar. Perilaku ini berkembang menjadi suatu

kebudayaan di suatu daerah dan akan berkembang secara turun

temurun ( Petrasa, 2008).

Menurut Sukmana (2010: 62) pengembangan ekonomi lokal

merupakan prosesdimana pemerintah daerah dan/atau kelompok

berbasiskomunitas mengelola sumber daya yang ada danmasuk

kepada penataan kemitraan baru dengan sktorswasta, atau di

antara mereka sendiri, untukmenciptakan pekerjaan baru dan

merangsang kegiatanekonomi wilayah. Selanjutnya Kisroh

(2007) pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal

merupakan konsep pembangunan yang mendasarkan pada

pendayagunaan sumber daya local yang ada pada masyarakat,

baik sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya

kelembagaan.

Setiap komunitas mempunyai kondisi potensilokal yang unik

yang dapat membantu ataumenghambat pengembangan

ekonominya. Atribut-atribut lokal ini akan membentuk benih,

yang dari situstrategi pengembangan ekonomi lokal dapat

tumbuhmemperbaiki daya saing lokal. Untuk membangun

dayasaing tiap komunitas perlu memahami dan bertinakatas

dasar kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamanuntuk

membuat daerahnya menarik bagi kegiatan bisnis, kehadiran

pekerja dan lembaga yangmenunjang.

Page 266: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Dalam mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan

pelaku usaha harus secara besama-sama mengambil inisiatif

dalam pengembangan ekonomi lokal yang dapat dialkukan

melalui forum kemitraan.Dalam kasus ini, OPZ yang melakukan

program pemberdayaan hendaknya sudah mempertimbangkan

aspek-aspek lokal masyarakat tersebut tinggal.

3.4.KONSEP COMUNITY BASED DEVELOPMENT

(CBD).

Pendekatan Pembangunan Berbasis Masyarakat (Community

Based Development) adalah metode pendekatan yang melibatkan

masayarakat/komunitas didalam pembangunan.Didalam

pembangunan ini melibatkan berbagai unsur-unsur yang lebih

luas diantaranya adalah sosial, budaya, ekonomi

hingga peraturan/kepranataan dan lingkungan (Hidayat dan

Darwin, 2011).Sifat dari pendekatan CBD ini adalah proses

pembangunan mulai dari tahap idea/gagasan, perencanaan,

pembuatan program kegiatan, penyusunan anggaran/biaya,

pengadaan sumber-sumber hingga pelaksanaan di lapangan lebih

menekankan kepada keinginan atau kebutuhan yang nyata

ada (the real needs of community) dalam kelompok

masyarakatnya

Menurut Hidayat dan Darwin (2001) prinsip dasar dari

konsep CBD adalah:

f) Diperlukan tingkat break-even dalam setiap kediaman yang

dikelolah melalui program CBD. Tujuannya adalah agar

Page 267: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

kegiatan yang dikelolah mampu dilestarikan atau

dikembangkan.

g) Konsep CBD selalu melibatkan partisipasi masyarakat yang

meliputi perencanaan maupun pelaksanaan program.

h) Antara kegiatan pelatihan dan pengembangan usaha

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

i) Implementasi CBD harus memaksimalkan sumberdaya yang

ada, khususnya masalah pendanaan.

j) Organisasi CBD harus memposisikan diri sebagai

“perantara” yang dapat yang menghubungkan antara

kepentingan pemerintah dengan kepentingan masyarakat

yang bersifat mikro.

Page 268: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 4

MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT MELALUI

PENDEKATAN COMUNITY BASED DEVELOPMENT

(CBD)

4.1.REKAYASA MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT.

Pembaharuan dalam aspek pendayagunaan zakat merupakan

pembaharuan yang menyangkut pada aspek pemanfaatan dana

zakat. Selama ini ada kesan bahwa zakat melanggengkan

kemiskinan. Hal ini dapat kita lihat dari penerima zakat yang

tidak pernah berubah statusnya dari penerima zakat (mustahiq)

menjadi pemberi/pembayar zakat (muzzaki), bahkan setiap

tahunnya jumlah mustahiq cenderung bertambah. Penyaluran

bantuan LAZ dan BAZ selama ini sebagian besar dilakukan

melalui program-program bidang pendidikan, bidang kesehatan,

bidang kepemudaan serta bidang ekonomi kebanyakan masih

dilakukan secara tersebar dan cenderung parsial tergantung

mustahiq berada untuk setiap programnya. Masih lemahnya

infrastruktur dan skill tenaga pendamping program

pemberdayaan menjadi faktor kendala tersendiri bagi sebagian

LAZ dan ZIS. Hal ini akan menyebabkan kesulitan dalam

memberikan kontrol, evaluasi dan pengkuran keberhasilan

program. Kedepan perubahan dari pola konsumsi menjadi pola

produktif menjadi salah satu jalan bagi pemberdayaan dana zakat

masa depan. Model pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan

ekonomi masyarakat miskin adalah program pemanfaatan dana

Page 269: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

zakat untuk mendorong mustahiq mampu memiliki usaha

mandiri.

Berikut Model optimalisasi dana zakat berbasis Comunity

Based Development (CBD) hasil penelitian yang dapat

dikembangkan pada BAZ/LAZ sebagi upaya mengurangi

kemiskinan khususnya di deerah perkotaan:

Gambar 4.1.

Model Optimalisasi Dana Zakat melalui Integrated Community

Development (ICD)

Government LAZ/BAZ

Poverty Data, Field Analisis, Coordination

Forum

Yes NO No

Program/Strategy/Regulation/Regulation of poverty decrease

Fasilkitasi

Vision & Mision Work

Programs

Zakat Empowerment

STOP

MRO

Education

Social

Economic Empowerment

Teenager Poverty

MRO

Page 270: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Model optimalisasi dana zakat berbasis Comunity Based

Development (CBD) ini menggunakan pendekatan Integrated

Community Development (ICD) atau pemberdayaan wilayah

perpadu atau lebih dikenal sebagai konsep desa binaan memiliki

keunikan tersendiri. Integrated Community Development (ICD)

merupakan sentra atau pusat pemberdayaan mustahik yang

berbasis komunitas di kelurahan atau kecamatan. Tujuan model

ICD adalah: 1). Membantu mustahiq untuk survive di tengah

kekurangan materi yang dimilikinya, 2). Terpantaunya

perkembangan kesejahteraan mustahiq selama dalam binaan, 3).

Tersadarkannya masyarakat terhadap tanggung jawab lokal

dalam mengentaskan kemiskinan diwilayahnya, dan 4).

Terentaskannya mustahiq dari garis kemiskinan sehingga bisa

berubah kesejahteraannya pada level muzakki (orang yang

membayar zakat).

Setiap wilayah yang termasuk dalam program ICD akan

didampingi oleh satu orang atau lebih Musthiq Relation Officier

(MRO). MRO berfungsi sebagai penggerak, pendamping,

fasilitator, dinamisator bahkan dari yang membantu memastikan

4 rumpun program utama LAZ/BAZ diterima dengan baik di

masyarakat. Setiap MRO diwajibkan tinggal di komunitas

tersebut dan mengelolah 100-250 keluarga. Dengan demikian,

proses pemberdayaan yang dilakukan LAZ/BAZ berlangsung

lebih terpantau, terintegrasi dan berkelanjutan.

Page 271: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

4.2.TAHAPAN IMPLEMENTASI MODEL

OPTIMALISASI DANA ZAKAT.

Guna memaksimalkan implementasi model Optimalisasi

Dana Zakat melalui pendekatan Integrated Community

Development (ICD) dibuat tahapan-tahapan sebagai berikut:

1) Tahap Pendahuluan.

Tahap Pendahuluan yaitu: tahap penentuan suatu

wilayah/kelurahan/kecamatan yang akan diusulkan menjadi

wilayah sasaran / daerah garapan pemberdayaan menggunkan

program optimalisasi dana zakat. Tahap ini dimulai dari data

kemiskinan/proverty data yang masuk, selanjutnya tahapField

Analisismenggunakan berbagai metode/instrument, dan tahap

terakhirCoordination Forumsebagai media koordinasi,

pembahasan dan penentuan daerah sasaran yang melibatkan

LAZ/BAZ, Pemerintah setempat (Goverment), Surveyor dan

seorang MROyang akan bertanggung jawab terhadap daerah

sasaran (setelah dipilih akan dilakukan Pendataan dan

Pemetaan Keluargasebagai basis melakukan pemberdayaan).

Tahapan pendahuluan detailnya dapat dilihat pada gambar

berikut:

Page 272: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Gambar 4.2.

Tahapan Pendahuluan

2) Tahap Pendataan, Pemetaan Keluarga dan Perancangan

Program.

Tahapan ini dilakukan setelah ditetapkannya suatu daerah

sasaran dan MRO yang akan menanganinnya. Tujuan dari

pendataan dan pemetaan keluarga dalam rangka pemberdayaan

masyarakat melalui Integrated Community Development (ICD)

adalah guna diperolehnya data basis keluarga dan anggotanya.

Data yang diperoleh memberikan gambaran secara tepat dan

menyeluruh keadaan suatu wilayah sasaran yang dapat

digunakan untuk kepentingan perencanaan, pengendalian

operasional dan penilaian oleh pengurus BAZ/LAZ, petugas

Musthiq Relation Officier (MRO), serta pihak-pihak lain yang

Page 273: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

membutuhkan data mikro ditingkat akar rumput, terutama dalam

rangka pemberdayaan keluarga dan atau pengentasan

kemiskinan.

Pendataan Keluarga adalah kegiatan pengumpulan data-

data primer tentang demografi dan tahapan keluarga sejahtera

serta individu angota keluarga yang dilakukan oleh masyarakat

dengan dukungan pemerintah, pada waktu yang telah ditentukan

melalui kunjungan dari rumah ke rumah.

Peta Keluarga adalah suatu peta yang menyajikan kondisi

setiap keluarga disuatu wilayah tertentu (biasanya satu

dusun/RW/RT) yang datanya diperoleh dari hasil kegiatan

Pendataan keluarga.

Pada dasarnya pelaksanaan pendataan keluarga disini

mengikuti sistem pendataan keluarga yang telah dirintis oleh

BKKBN sejak tahun 1994 dan yang sampai saat ini masih

dilaksanakan secara luas oleh masyarakat di bawah bimbingan

Pemerintah Kota/ Kabupaten masing-masing. Model ICD bukan

dinaksudkan untuk mengganti pelayanan sosial ekonomi kepada

masyarakat yang telah ada selama ini, tetapi semata-mata

dimaksudkan untuk mengembangkan forum pemberdayaan

terpadu yang dinamis yang muncul dari masyarakat, oleh

masyarakat dan untuk mayarakat

Register Keluarga adalah buku register yang dipergunakan

untuk mencatat keadaan keluarga, terutama dari segi demografi

dan tahapan keluarga masing-masing yang diperoleh dari hasil

kegiatan pendataan keluarga yang dilakukan dari rumah ke

Page 274: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

rumah. Tahapan keluarga dimaksud mulai dari Keluarga

Prasejahtera, Keluarga Sejahtera, Keluarga Sejahtera Tahap I,

Keluarga Sejahtera Tahap II, Keluarga Sejahtera Tahap III,

Keluarga Sejahtera Tahap III Plus. Berikut mekanisme

pelaksanaan pendataan:

Gambar 4.3.

Mekanisme Pelaksanaan Pendataan

Sarasehan dan Penyusunan Program Kerja adalah

kegiatan yang dilakukan sebagai tindak lanjut dari kegiatan

pendataan keluarga yang dimulai dengan menganalisis hasil

pendataan, identifikasi masalah untuk menentukan langkah-

langkah intervensi lebih lanjut dalam mengatasi masalah yang

ada, Hal ini akan dituangkan dan ditetapkan sebagai program

kerja daerah sasaran yang tentunya melibatkan partisipasi dan

peran aktif MRO dan warga binaan. Serta guna menggalang

dukungan dari berbagai pihak dapat dilaksanakan lelang

kepedulian dan kegiatan gotong royong utamanya untuk

pengentasan keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera I dalam

Page 275: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

menyelesaikan masalah yang dihadapi setempat dengan suport

utama dari LAZ/BAZ yang membina.

3) Tahap Pelaksanaan Model.

Tahapan ini dimulai dengan dipilihnya seorang atau lebih

pendamping masyarakat binaan untuk setiap wilayah sasaran

yang disebutMusthiq Relation Officier (MRO). MRO berfungsi

sebagai penggerak, pendamping, fasilitator, dinamisator bahkan

dari yang membantu memastikan 4 rumpun program utama

LAZ/BAZ dalam penyaluran dana zakat diterima dengan baik di

masyarakat. Empat rumpun utama yang dimaksud adalah

Education, Sosial, Teenager dan Economic Empowermentnamun

diutamakan penyaluran model yang produktif kreatif guna

mengentaskan kemiskinan di daerah sasaran, berangkat dari

pendataan dan pemetaan keluarga diatas. ICD merupakan tempat

yang difokuskan untuk penyaluran yang terintegrasi yakni

melalui pendidikan, kesehatan, pelatihan kepemudaan, dan

pemberdayaan ekonomi secara terpadu berbasis

komunitas.Tahapan pelaksanaan model terdiri dari: 1).

Membentuk dan membangun komunitas, 2). Pendampingan, 3).

Pembinaan secara berkala, 4). Melibatkan mitra pihak ketiga, 5).

pengawasan, kontrol dan evaluasi.

Program-program pendayagunaan zakat untuk

pemberdayaan ekonomi tidak hanya memiliki dampak ekonomi

bagi mustahik. Tetapi juga dampak sosial dan spiritual.Setiap

MRO diwajibkan tinggal di komunitas tersebut dan mengelolah

Page 276: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

100-250 keluarga. Dengan demikian, proses pemberdayaan yang

dilakukan LAZ/BAZ berlangsung lebih terpantau, terintegrasi

dan berkelanjutan. Tugas utama MRO menjamin

terangkatnya/hilangnya keluarga prasejahtera dan keluarga

sejahtera I menjadi keluarga sejatera II dan seterusnya yang

mandiri di daerah binaan melalui optimalisasi penyaluran dana

zakat dan potensi yang ada dengan memegang teguh prinsip

Community Based Development (CBD).

4) Tahap Evaluasi.

Evaluasi pelaksanaan program dilakukan dua jenis baik

secara berkala maupun secara kontinue. Evaluasi secara berkala

dillakukan oleh BAZ/LAZ dan MRO bisa setiap semester atau

setahun sekali dengan membandingkan kondisi keluarga

prasejahtera dan keluarga sejahtera I sebelum program dimulai

dengan kondisi saat evaluasi. Sedangkan monitoring dan evaluasi

(Monev) kontinue dilakukan oleh MRO yang terjun, tinggal

bersama dan berbaur langsung dengan masyarakat binaan

bertujuan memastikan 4 rumpun program utama LAZ/BAZ

dalam penyaluran dana zakat diterima dengan baik di

masyarakat. Terangkatnya/hilangnya keluarga prasejahtera dan

keluarga sejahtera I menjadi keluarga sejatera II dan seterusnya

menjadi indikator utama dalam evaluasi program ini dikatakan

berhasil atau tidak.

Page 277: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 5

INSTRUMEN DAN INDIKATOR KELUARGA

SEJAHTERA

SEBAGAI ALAT EVALUASI PROGRAM

5.1 MANFAAT PENDATAAN

Hasil dari pendataan keluarga dapat dimanfaatkan untuk

berbagai kepentingan, antara lain:

1) Mengetahui kondisi setiap keluarga yang ada di daerah

sasaran menurut ciri-ciri, tahapan pemberdayaan yang

dilaluinya, serta guna menetukan intervensi yang

dibutuhkan sasaran untuk berkembang menjadi keluarga

yang lebih sejahtera.

2) Untuk membuat peta keluarga dengan mencantumkan

ciri-ciri keluarga sesuai tahapan pemberdayaan dan data

tentang kelemahan suatu keluarga dalam proses

perkembangannya.

3) Untuk menentukan program dukungan spesifik bagi

keluarga atau satu kelompok keluarga, khususnya

keluarga prasejahtera dan sejahtera I atau keluarga miskin

dan hampir miskin, dalam menuju menjadi keluarga yang

lebih sejahtera.

4) Untuk memilih bahan motivasi MRO bagi upaya

mendorong setiap keluarga untuk berusaha meningkatkan

tahap kesejahteraannya masing-masing.

Page 278: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

5) Untuk memantau dan menilai efektivitas program-

program dukungan yang dilakukan.

6) Dapat dipergunakan berbagai sektor pembangunan lain

dalam melakukan kegiatan diwilayah sasaran optimalisasi

dana zakat, khususnya yang berkaitan dengan upaya

pengentasan kemiskinan.

5.2 BATASAN DAN PENGERTIAN.

Agar diperoleh kesamaan pemahaman di dlam kegiatan

pendataan dan pemetaan keluarga, diperlukan batasan dan

pengertian sebagai berikut:

Pendataan Keluarga adalah kegiatan pengumpulan data-

data primer tentang demografi dan tahapan keluarga sejahtera

serta individu angota keluarga yang dilakukan oleh masyarakat

dengan dukungan pemerintah, pada waktu yang telah ditentukan

melalui kunjungan dari rumah ke rumah.

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri

dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, ayau ayah dan

anaknya, atau ibu dan anaknya (pasal 1 UU No. 52 tahun 2009

tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan

keluarga).

Kepala Keluarga adalah laki-laki atau perempuan yang

berstatus kawin, atau janda/duda yang mengepalai suatu keluarga

yang anggotanya terdiri dari istri/suaminya dan atau anak-

anaknya.

Page 279: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk

berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi

kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak, bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, memilki hubungan yang serasi,

selaras, dan seimbang antara anggota dan antar keluarga dengan

masyarakat dan lingkungannya (pasal 1 UU No.52 tahun 2009).

Keluarga Prasejahtera adalah keluarga-keluarga yang

belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara

maksimal, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan,

kesehatan dan pendidikan.

Keluarga Sejahtera Tahap I adalah keluarga-keluarga

yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,

tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuahan sosial

psikologisnya (socio psychological needs).

Keluarga Sejahtera Tahap II adalah keluarga-keluarga

yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya, juga

dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya, akan tetapi

belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya

(developmental needs).

Keluarga Sejahtera Tahap III adalah keluarga-keluarga

yang disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya,

kebutuhan sosial psikologisnya dan kebutuahn pengembangnnya,

namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang

maksimal terhadap masyarakat, baik dalam bentuk materiil,

moril, maupun tenaga dan pikiran.

Page 280: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Keluarga Sejahtera Tahap III Plus adalah keluarga-

keluarga yang disamping telah dapat memenuhi seluruh

kebutuhannya, baik yang bersifat dasar, sosial psikologis,

maupun yang bersifat pengembangan serta pula memberikan

sumbangan (kontribusi) yang nyata dan berkelanjutan bagi

masyarakat.

Rumah Tangga adalah seorang atau sekelompok orang

yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang biasanya

tinggal bersama dan makan dari satu dapur, atau seorang yang

mendiami sebagian atau seluruh bangunan serta mengurus

keperluannya sendiri.

Peta Keluarga adalah suatu peta yang menyajikan kondisi

setiap keluarga disuatu wilayah tertentu (biasanya satu

dusun/RW/RT) yang datanya diperoleh dari hasil kegiatan

Pendataan keluarga.

Register Keluarga adalah buku register yang dipergunakan

untuk mencatat keadaan keluarga, terutama dari segi demografi

dan tahapan keluarga masing-masing yang diperoleh dari hasil

kegiatan pendataan keluarga yang dilakukan dari rumah ke

rumah. Tahapan keluarga dimaksud mulai dari Keluarga

Prasejahtera, Keluarga

5.3 PRINSIP-PRINSIP PENDATAAN DAN PEMETAAN.

Dalam menyusun dan mengembangkan metode pendataan

dan pemetaan keluarga harus dipegang beberapa prinsip sebagai

berikut:

Page 281: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

1) Metode ini pada umunya merupakan adaptasi dari metode

yang telah ada dan dilaksanakan di masyarakat,

khususnya yang telah dikembangkan oleh BKKBN sejak

tahun 1994.

2) Metode ini bersifat lokal dan tidak dimaksudkan untuk

digeneralisasi dan direkapitulasi secara nasional.

3) Bersifat sederhana, sehingga tidak terlalu membebani

pelaksana dilapangan.

4) Mudah untuk dipahami dan dilaksanakan oleh pengurus,

surveyor, MRO dan pendamping daerah sasaran.

5) Disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan lokal serta

dapat dikembangkan sesuai kebutuhan pengguna.

6) Digunakan oleh dan untuk kepentingan masyarakat

setempat, terutama proses dan berbagai kegiatan

dukungan bagi pemberdayaan keluarga-keluarga yang

kurang mampu.

7) Dapat mengikuti perkembangan keadaan dan kegiatan

antar waktu dari setiap daerah sasaran.

5.4 INSTRUMEN YANGDIGUNAKAN DAN

FUNGSINYA.

Dalam pelaksanaan pendataan dan pemetaan di daerah

sasaran digunkan berbegai register, daftar dan peta antara lain

sebagai berikut:

1) Register Pendataan Keluarga, digunakan untuk

mencatat keadaan semua keluarga yang ada di wilayah

Page 282: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

sasaran program. Register ini terdiri dari dua lembar,

yaitu lembar pertama berisi data demografi dan lembar

kedua berisi data-data yang berkaitan dengan tahapan

keluarga sejahtera.

2) Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga, digunakan

untuk merekapitulasi hasil pendataan dari setiap RT yang

ada dalam wilayah sasaran. Rekapitulasi ini juga terdiri

dari dua lembar seperti Register Pemetaan Keluarga.

3) Peta Keluarga,digunakan sebagai sarana untuk

menyajikan hasil Pendataan Keluarga yang ada diwilayah

sasaran program. Peta ini juga menjadi alat bantu dalam

rangka analisis kondisi serta perkembangan keluarga

yang menjadi peserta dan sasaran program.

5.5 CAKUPAN DATA.

Data minimal yang perlu dicakup dalam pendataan dan

pemetaan keluarga antara lain:

1) Nama KK, jumlah dan alamat seluruh keluarga yang ada

diwilayah cakupan.

2) Jumlah anggota keluarga berdasarkan jenis kelamin dan

statusnya di dalam keluarga.

3) Jumlah anggota keluarga berdasarkan umur.

4) Jumlah anak balita (0-1 th; 1-6 th).

5) Jumlah anak balita yang ikut atau tidak ikut posyandu.

6) Jumlah anak balita yang ikut atau tidak ikut PAUD/TK.

7) Jumlah anak usia sekolah (6-12 th; 13-15 th; 15-19 th).

Page 283: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

8) Jumlah anak usia sekolah yang bersekolah atau tidak

bersekolah menurut kelompok umur.

9) Jumlah anggota keluarga dewasa menurut pekerjaan

(bekerja/tidak bekerja)

10) Jumlah keluarga yang mendapat bantuan permodalan.

11) Jumlah ibu-ibu rumah tangga yang berusaha dan yang

tidak berusaha.

12) Jumlah ibu hamil.

13) Jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya ke

fasilitas/tenaga kesehatan.

14) Jumlah pasangan usia subur (yang ber-KB dan tidak ber-

KB).

15) Kondisi rumah kediaman keluarga (mencakup atap, lantai

dan dinding).

16) Kepemilikan jamban keluarga.

17) Sumber air minum keluarga.

18) Sumber penerangan dalam rumah.

19) Tahapan masing-masing keluarga, menurut tahapan

sejahtera.

Adapun kriteria yang digunakan untuk penentuan tahapan

keluarga sejahtera seperti tersebut diatas adalah sebagai berikut:

1. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera.

Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi keseluruhan

ataupun salah satu atau lebih dari 6 indikator tahapan

Keluarga Sejahtera I seperti tercantum di bawah.

2. TahapanKeluarga Sejahtera I.

Page 284: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Adalah keluarga yang baru dapat memenuhi indikator-

indikator berikut:

1) Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari

atau lebih.

2) Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk

dirumah, bekerja/sekolah dan bepergian.

3) Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai

dan dinding yang baik.

4) Bila anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.

5) Bila pasangan usia subur ingin ber_KB pergi ke sarana

pelayanan kontrasepsi.

6) Semua anak usia 7-15ntahun dalam keluarga bersekolah.

3. TahapanKeluarga Sejahtera II.

Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator

Tahapan Keluarga Sejahtera I (indikator 1 s.d 6) dan

indikator berikut:

7) Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah

sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

8) Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga

makan daging/ikan/telur.

9) Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu

pasang pakaian baru dalam setahun.

10) Luas lantai rumah paling kurang 8 M2 untuk setiap

penghuni rumah.

Page 285: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

11) Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat,

sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-

masing.

12) Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja

untuk memperoleh penghasilan.

13) Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca

tulisan latin.

14) Pasangan Usia Subur dengan anak dua atau lebih

menggunakan alat/obat kontrasepsi.

4. TahapanKeluarga Sejahtera III.

Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator

Tahapan Keluarga Sejahtera I dan indikator Tahapan

Keluarga Sejahtera II (indikator 1 s.d 14) serta indikator

berikut:

15) Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.

16) Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk

uang dan barang.

17) Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang

seminggu sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi.

18) Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan

tempat tinggal.

19) Keluarga memperoleh informasi dari surat

kabar/majalah/radio/TV.

5. TahapanKeluarga Sejahtera III Plus.

Adalah keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator

Tahapan Keluarga Sejahtera I, indikator Tahapan Keluarga

Page 286: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Sejahtera II dan indikator Tahapan Keluarga Sejahtera III

(indikator 1 s.d 19) serta indikator berikut:

20) Keluarga secara teratur dan dengan sukarela

memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial.

21) Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus

perkumpulan sosial/yaysan/institusi masyarakat.

5.6 PENTAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA.

Pentahapan keluarga sejahtera ditentukan secara “penapisan

(screening)”, yaitu apabila telah lulus untuk tahap yang dibawah,

artinya telah memenuhi semua indikator yang ditentukan untuk

tahap tertentu tersebut, barulah satu keluarga bisa naik ke tahap

yang diatasnya; demikian seterusnya. Apabila salah satu

indikator saja untuk suatu tahapan tertentu tidak dapat terpenuhi,

maka keluarga tersebut belum bisa naik ketahap yang diatasnya.

Jadi pada pentahapan keluarga sejahtera tidak digunakan

metode “composite index”. Hal ini dilakukan karena yang

dipentingkan di dalam penentuan tahapan keluarga sejahtera

adalah untuk melihat faktor atau indikator mana yang

menyebabkan suatu keluarga meningkat atau tidak meningkat ke

tahapan yang lebih atas atau mungkin juga turun ke tahapan yang

lebih bawah. Maksudnya adalah agar faktor atau indikator tang

belum terpenuhi (atau mungkin juga yang sudah tidak lagi

terpenuhi) tersebut diusahakan untuk diperbaiki, baik oleh

keluarga itu sendiri maupun dengan dukungan pemberdayaan

oleh dana zakat.

Page 287: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

BAB 4

PENUTUP

Model pendayagunaan zakat untuk pemberdayaan ekonomi

masyarakat miskin adalah program pemanfaatan dana zakat

untuk mendorong mustahik mampu memiliki usahadalam proses

perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program pengentasan

kemiskinan di suatu daerah sasaran. Hal tersebut merupakan

salah satu upaya untuk mensinergikan pengelolaan zakat dengan

program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh

LAZ/BAZ dengan Pemerintah.Integrated Community

Development (ICD) merupakan pendekatan multiaspek yang

dibuat untuk mengentaskan kemiskinan para mustaḥiqnyasecara

terpadu dengan basis kerja wilayah tertentu (skup

kelurahan/kecamatan).

Page 288: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, M.S. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta:

Gema Insani.

Firmansyah, dkk. (2009), Potensi dan Peran Zakat Dalam

Mengurangi

Kemiskinan (Laporan Penelitian P2E-LIPI).

Fujyono, Arif. 2009. Optimalisasi ZIS dalam Mengentaskan

Kemiskinan.Jurnalof Islamic Bussiness and Economics,

Juni 2009 Vol.2 No.1

Hafi dhuddin, Didin, (2002), Zakat Dalam Perekonomian

Modern.Jakarta:Gema Insani Press.

Hidayat, Syarif dan Darwin Samsulbahri. 2001. Pemberdayaan

Ekonomi Rakyat.

Sebuah rekontruksi Konsep Community Based Development

(CBD.) Jakarta: Pustaka Quantum.

Hasan, M. Ali. 2006. Zakat dan Infak. Jakarta: Kencana Perdana

Group

Kholiq, Abdul. 2012. Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah

untuk

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin di Kita

Semarang.Ristek Vol. 6 No. 1 Hal 39-47

Kisroh, A.S. 2007. Model Pemberdayaan Masyarakat Tergususr

Akibat

Pembangunan Bendungan Nipah melalui Pola Kemitraan di

Sampang Madiun.

Madani, El. 2013. Fiqh Zakat. Yogyakarta: Diva Press

Page 289: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN

Masyarakat Mandiri. 2006. Laporan Triwulanan III (TW03):

Oktober – Desember

Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa Program Pendampingan

Klaster Tahu Iwul Desa Bojong Sempu.

Nasution, dkk. 2008. Indonesia Zakat and Development Report

2009. Depok: CID.

Pemerintah Republik Indonesia. 1999. Undang-Undang Nomor

38 Tahun 1999tentang Pengelolaan Zakat.

Petrasa, 2008. Wacana Pusat Studi Mengatsi

Bencana.Yogyakarta: UPN Veteran.

Rangkuti, Fredy. 2007. Analisis Swot Teknik Membedah Bisnis.

Jakarta: Gramedia

Sukmana, Oman. 2010. Konsep Pemberdayaan Masyarakat

melalui Pengembangan Komunitas Berbasis Potensi Lokal.

Humanity, Vol 6 No.1, September 2010 Hal 59-64

Sumodiningrat, G. 1999. Pemberdayaan Masyarakat dan Jaring

PengamanSosial.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sunartiningsih, Agnes (ed.).2004. Strategi Pemberdayaan

Masyarakat. Yogyakarta: Aditya Media.

Susanto, H. 2006. Dinamika Penanggulangan Kemiskinan:

Tinjauan Historis EraOrde Baru. Jakarta: Khanata.

Todaro, M. P. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga.

Jakarta: Penerbit Erlangga.

Yunus, Muhammad.2006.Grameen Bank (Bank Kaum Miskin).

Terjemahan Irfan Nasution. Jakarta: Penrbit Buku Kita.

Page 290: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 291: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 292: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 293: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 294: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN
Page 295: repository.ummetro.ac.idrepository.ummetro.ac.id/files/dosen/2f18edb964eeca2d8cea84c8f185620d.pdf · LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING MODEL OPTIMALISASI DANA ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN