repository.uinjambi.ac.idrepository.uinjambi.ac.id/3057/1/minarni - jus to me.pdf · an-nisa : 58)1...

82

Upload: others

Post on 11-Feb-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERSEMBAHAN

    Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan Rahmat Allah SWT skripsi ini saya

    persembahankan kepada orang-orang yang telah memberikan cinta, kasih,

    perhatian, serta motivasi dalam menuntut ilmu

    Kedua orang tua tercinta :

    Ayahanda H. Zainul Fikri Ilyas dan ibu Hj. Siti Aisyah tercinta yang telah

    mendidikku dengan penuh kegigihan dan kesabaran, yang tak henti-hentinya

    menyelipkan namuku dalam setiap do‟a nya, berkat do‟a dan dorongan motivasi

    beliau berdualah saya dapat menyelesaikan skripsi ini, terimakasih untuk semua

    yang ayah ibu berikan selama ini, harapan besarku semoga skripsi ini menjadi

    hadiah indah bagi ayah ibu.

    Suamiku Edy

    Dan anak-anak ku M. Verdy Aldithya dan Vadiya Athirah Naica ialah orang-

    orang yang selalu ada memberikan semangat dan mendo‟akan keberhasilanku,

    serta keluarga besar “Amin” yang selalu bersamaku, trimakasih banyak. Ucapan

    trimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya penulis sampaikan juga kepada.

    Bapak dosen bembimbing yang telah memberikan arahan, masukan serta motivasi

    dalam menyelesaikan skripsi ini, serta dosen-dosen lainnya yang terlibat dalam

    penyelesaian skripsi ini.

    Sahabat seperjuangan jurusan hukum tata negara, fakultas syariah UIN STS Jambi

    Almamater tercinta UIN STS Jambi, tempat penulis menimba ilmu.

  • MOTTO

    َ يَأُْمُرُكْم أَْن تَُؤدُّوا اْْلََماوَاِت إِلَٰى أَْهِلَها َوإِذَا َحَكْمتُْم َبْيَه الىَّاِس أَْن إِنَّ اَّللَّ

    ا َ وِِعمَّ َ َكاَن َسِميعًا بَِصيًرا يَِعُظُكْم ِبِه ۗ تَْحُكُمىا بِاْلعَْدِل ۚ إِنَّ اَّللَّ إِنَّ اَّللَّ

    Artinya:

    “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada

    yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan

    hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

    Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.

    Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”.

    ( QS. An-Nisa : 58)1

    1 QS. An-Nisa : 58

    http://www.rumahfiqih.com/quran/surat.php?id=4http://www.rumahfiqih.com/quran/surat.php?id=4

  • ABSTRAK

    Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas tentang pelaksanaan Tugas

    pokok BAPPEDA berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan

    daerah serta faktor penghambat pelaksanaan tugas pokok BAPPEDA berdasarkan

    UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Metode yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data

    dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara dengan pihak terkait judul serta

    dokumentasi. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dan kesimpulan Pelaksanaan

    Tugas Pokok BAPPEDA Muaro Jambi Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014

    Tentang Pemerintahan Daerah sesuai dengan ketentuan di atas yaitu terkait urusan

    konkruen dimana urusan konkruen ini adalah urusan pemerintah yang dibagi

    antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota, dimana

    urusan konkruen ini terdiri dari wajib dan pilihan. Urusan wajib terkait pelayanan

    dasar dan serta urusan pilihan, sehingga BAPPEDA memiliki fungsi sebagai

    perumus kebijakan teknis bidang perencanaan daerah, koordinasi perencanaan di

    antara dinas-dinas atau satuan organisasi lain di lingkup Pemda, koordinasi dalam

    rangka penelitian untuk kepentingan perencanaan pembangunan daerah, semua

    hal ini diatur dalam UU Nomor 23 tahun 2014. Faktor penghambat dalam

    pelaksanaan tugas BAPPEDA dalam pelaksanaan tuga pokok berdasarkan

    Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah adalah

    SKPD seringkali berfikir sektoral/individu yang membuat tidak mudah dalam hal

    ini, hubungan antara pemerintah daerah dengan masyarakat serta aspek

    penyelenggara pemerintah belum di atur dalam UU Nomor 23 Tahun 2014,

    Sinkronisasi Renstra OPD dengan RPJMD, Sinkronisasi kebijakan Kepala Daerah

    terhadap hasil Reses DPRD dan Program dari OPD Perencanaan pembangunan

    oleh pemerintah daerah sangat dipengaruhi dikarenakan adanya perpindahan

    kewenangan yang berdampak dalam pengurangan penganggaran serta penurunan

    APBD, serta Koordinasi di BAPPEDA yang tidak lepas dari pelaksanaan kegiatan

    sektoral, ditingkat koordinasi antar sektor di pemerintah pusat sendiri kurang

    efektif antar kementerian kurang mendukung sehingga dapat memengaruhi

    dampak respon daerah dalam menindak lanjuti aturan pemerintah pusat tersebut.

    Kata Kunci : Tugas Pokok BAPPEDA, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

  • KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah swt yang mana dalam

    penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

    dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula

    iringan shalawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi

    Muhammad saw.

    Skripsi ini diberi judul “TINJAUAN YURIDIS TUGAS POKOK

    BAPPEDA KABUPATEN MUARO JAMBI DALAM SISTEM

    PEMERINTAHAN BERDASARKAN UU NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG

    PEMERINTAHAN DAERAH”. Merupakan suatu kajian mengenai Peraturan

    Pemerintah tentang Pemerintah Daerah.

    Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit

    hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data

    maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

    terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

    skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

    penulis ucapkan adalah terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu

    penyelesain skripsi ini, terutama sekali kepada Yang Terhormat:

    1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, Ph. D, selaku Rektor UIN STS Jambi.

    2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN STS

    Jambi.

    3. Bapak H. Hermanto Harun, Lc, M.HI., Ph. D, Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag.,

    M.HI, dan Dr. Yuliatin, S.Ag., M.HI, Selaku Wakil Dekan I bidang Akademik

    ,Wakil Dekan II bidang Keuangan, dan Wakil Dekan III bidang

    Kemahasiswaaan, di lingkungan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

    4. Bapak Abdul Razak, S.HI.,M.IS dan ibu Ulya Fuhaidah, S.Hum, MSI, selaku

    Ketua dan Sekretaris Jurusan Hukum Tatanegara Fakultas Syariah UIN STS

    Jambi.

    5. Bapak Drs.Asri Neldi dan Ibu Masburiyah, S.AG.,M.Fil.I, selaku Pembimbing

    I dan II skripsi ini.

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... i

    PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii

    PERSEMBAHAN ......................................................................................... iii

    HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv

    MOTTO ........................................................................................................ v

    ABSTRAK .................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. x

    PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................. xii

    DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii

    BAB I : PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

    C. Batasan Masalah .......................................................................... 7

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 7

    E. Kerangka Teori ............................................................................ 9

    F. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 20

    BAB II : METODE PENELITIAN

    A. Tempat dan waktu Penelitian ...................................................... 28

    B. Pendekatan Penelitian ................................................................. 28

    C. Jenis dan Sumber Data ................................................................ 28

    D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 29

    E. Tekhnik Analisis Data ................................................................. 30

    F. Sistematika Penulisan .................................................................. 30

    G. Jadwal Penelitian......................................................................... 31

  • BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Singkat Muaro Jambi ..................................................... 33

    B. Geografis dan Iklim Muaro Jambi .............................................. 33

    C. Pemerintahan ............................................................................... 35

    D. Kependudukan dan Ketenagakerjaan .......................................... 37

    E. Sosial ........................................................................................... 39

    F. Pertania ........................................................................................ 40

    G. Wisata.......................................................................................... 40

    H. Gambaran Umum BAPPEDA Muaro Jambi .............................. 42

    BAB IV : PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

    A. Pelaksanaan Tugas Pokok BAPPEDA Muaro Jambi Berdasarkan

    UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah....... 45

    B. Faktor Penghambat BAPPEDA Muaro Jambi Dalam Melaksana-

    kan Tugas Pokok Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 Tenta-

    ng Pemerintahan Daerah ............................................................. 59

    BAB V : PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................. 61

    B. Saran ............................................................................................ 62

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

    Transliterasi Arab-Latin dalam penelitian ini menggunakan pedoman

    transliterasi berdasarkan surat Keputusan Bersama Menteri Agama Rid An

    Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor:

    u543 b/U/1987, tanggal 22 Januari 1988. Adapun secara garis besar uraiannya

    sebagai berikut:

    ARAB LATIN

    Konsonan Nama Konsonan Keterangan

    (Tidak dilambangkan (half madd ا

    B B Be ب

    T Th Te ت

    Ts Th Te dan Ha ث

    J J Je ج

    (Ch ḥ Ha (dengan titik di bawah ح

    Kh Kh Ka dan Ha خ

    D D De د

    Dz Dh De dan Ha ذ

    R R Er ر

    Z Z Zet ز

    S Sh Es س

    Sy Sh Es dan Ha ش

    (Sh ṣ Es (dengan titik di bawah ص

    (Dl ḍ De (dengan titik di bawah ض

    (Th ṭ Te (dengan titik di bawah ط

    (Dh ẓ Zet (dengan titik di bawah ظ

    Koma terbalik di atas „ „ ع

    Gh Gh Ge dan Ha غ

    F F Ef ف

    Q Q Qi ق

    K K Ka ك

    L L El ل

    M M Em م

    N N En ن

    W W We و

    H H Ha ه

    A ʼ Apostrof ء

    Y Y Ye ي

  • 2. Vocal rangkap dua diftong bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan

    antara harakat dengan huruf, translitterasinya dalam tulisan Latin

    dilambangkan dengan huruf sebagai berikut:

    a. Vocal rangkap ( َْسى ) dilambangkan dengan gabungan huruf aw, misalnya:

    al-yawm.

    b. Vocal rangkap ( َْسي ) dilambangkan dengan gabungan huruf ay, misalnya: al-

    bayt.

    3. Vokal panjang atau maddah bahasa Arab yang lambangnya berupa harakat dan

    huruf, transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf dan

    tanda macron (coretan horizontal) di atasnya, misalnya ( ْ ال فَاْجَِحة = al-fātiḥah ),

    م ) .(qīmah = قِي مة ْ ) al-‘ulūm), dan = ال عُلُى

    4. Syaddah atau tasydid yang dilambangkan dengan tanda syaddah atau tasydid,

    transliterasinya dalam tulisan Latin dilambangkan dengan huruf yang sama

    dengan huruf yang bertanda syaddah itu, misalnya ( = ḥaddun), ( = saddun),

    ( = ṭayyib).

    5. Kata sandang dalam bahasa Arab yang dilambangkan dengan huruf alif-lam,

    transliterasinya dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “al”, terpisah

    dari kata yang mengikuti dan diberi tanda hubung, misalnya ( ال بَي ث = al-bayt),

    =ْ السمأء ) al-samā’).

    6. Tā’marbūtah mati atau yang dibaca seperti ber-harakat sukūn, transliterasinya

    dalam bahasa Latin dilambangkan dengan huruf “h”, sedangkan tā’ marbūtah

    yang hidup dilambangkan dengan huruf “t”, misalnya (ْال ِهالل يَةُ -ru’yat al = ُرؤ

    hilāl ).

    7. Tanda apostrof („) sebagai transliterasi huruf hamzah hanya berlaku untuk yang

    terletak di tengah atau di akhir kata, misalnya (ُْيَة = فُقََهاء ) ,( ru’yah = ُرؤ

    fuqahā’).

    BAB I

  • BAB 1

    PNDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari daerah-daerah provinsi,

    daerah kabupaten/kota. Setiap daerah memiliki hak untuk menjalankan rumah

    tangganya sendiri. Pemberian otonomi kepada daerah sesuai dengan amanat UUD

    1945 pasal 18 ayat (2) yang berbunyi : “pemerintah daerah propinsi, daerah

    kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

    menurut asas otonomi dan tugas pembantuan”. Pembangunan daerah sebagai

    bagian integral dari pembangunan nasional tidak bisa dilepaskan dari prinsip

    otonomi daerah. 2

    Pada hakikatnya otonomi daerah diberikan kepada rakyat sebagai satu

    kesatuan masyarakat hukum yang diberi kewenangan untuk mengatur dan

    mengurus sendiri urusan pemerintahan yang diberikan oleh pemerintah pusat

    kepada daerah dan dalam pelaksanaannya dilakukan oleh kepala daerah dan

    DPRD dengan dibantu oleh perangkat daerah. Urusan Pemerintahan yang

    diserahkan ke daerah berasal dari kekuasaan pemerintahan yang ada ditangan

    Presiden. Konsekuensi dari negara kesatuan adalah tanggung jawab akhir

    pemerintahan ada ditangan Presiden. Agar pelaksanaan urusan pemerintahan yang

    2 Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA

    dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara

    Medan, 2017, hlm. 6.

  • diserahkan ke daerah berjalan sesuai dengan kebijakan nasional maka presiden

    berkewajiban untuk melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap

    penyelenggaraan pemerintahan daerah. 3

    Otonomi daerah di Indonesia memasuki babak baru dengan ditetapkannya

    Undang- Undang Nomor 23 tahun 2014 menggantikan Undang-Undang Nomor

    32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Penetapan Undang-Undang Nomor

    23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah berdampak terhadap

    penyelenggaraan kesejahteraan sosial.4 Pada penjelasan umum Undang-Undang

    Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah, penyelenggaraan

    pemerintahan daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

    masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta

    masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip

    demokrasi, pemerataan, keadilan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem negara

    kesatuan republik indonesia. Efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan

    pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek

    hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah dan antar daerah, potensi dan

    keanekaragaman daerah, serta peluang dan tantangan persaingan global dalam

    kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan negara.

    Ada perbedaan pembagian kewenangan antara pusat dan daerah pada

    Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun

    2014 yaitu pada Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, urusan pemerintahan

    3 Syauqi dan Habibullah, “Implikasi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23

    tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, “Jurnal

    Sosio Informa, Vol 2, No. 1 Januari-Februari 2016, hlm. 19. 4 Ibid., hlm. 20.

  • hanya terbagi dua yaitu urusan absolut dan urusan konkuren, sedangkan pada

    Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 urusan pemerintahan terbagi menjadi

    urusan absolut, urusan pemerintahan umum dan urusan konkuren.

    Pada urusan pemerintahan konkuren yaitu urusan pemerintahan yang

    dibagi antara pemerintah pusat dan daerah provinsi dan daerah kabupaten/kota.

    Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke daerah menjadi dasar

    pelaksanaan otonomi daerah. Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas urusan

    pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan yang dibagi antara

    pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota. Urusan

    pemerintahan wajib dibagi dalam urusan pemerintahan wajib yang terkait

    pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait pelayanan

    dasar. Untuk urusan pemerintahan wajib yang terkait pelayanan dasar ditentukan

    Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjamin hak-hak konstitusional

    masyarakat. 5

    Mengingat hal tersebut maka salah satu upaya pemerintah dalam rangka

    memajukan pembangunan di daerah adalah dengan membentuk suatu badan yang

    bertugas khusus dalam perencanaan pembangunan yaitu melalui keputusan

    Presiden No.27 tahun 1980, tentang pembentukan Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah yang disingkat BAPPEDA pada daerah tingkat I dan daerah

    tingkat II di seluruh tanah air.

    Badan Perencanaan dan Perencanaan Daerah (Bappeda) memiliki peran

    yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan daerah, karena lembaga

    5 Ibid., hlm. 21.

  • inilah yang bertanggungjawab dalam hal pelaksanaan pembangunan daerah sesuai

    dengan kewenangan yang dimilikinya. Bappeda adalah badan langsung yang

    berada dibawah dan bertanggungjawab kepada daerah. Selain itu, Badan

    Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan Satuan Kerja. Arah

    pembangunan yang terencana dengan baik dan dinamis sangat dipengaruhi adanya

    peran serta masyarakat maupun unsur-unsur dalam masyarakat yang secara

    langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan.

    Hal ini jelas di atur dalam UU Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaa

    pembangunan nasional yang menjelaskan bahwa tata cara perencanaan

    pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang,

    jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara

    pemerintah/perangakat daerah dipusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat.6

    Tugas pokok Pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan

    kemandirian. pembangunan menciptakan kemakmuran. Tugas pokok BAPPEDA

    adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang perencanaan

    pembangunan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.7

    Implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah memiliki dampak yang akan ditimbulkan seperti

    perencanaan, penganggaran, perizinan, dan pelayanan 4 (empat) dampak pokok

    6 Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA

    dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara

    Medan, 2017, hlm. 6. 7 Nabila Zatadini, “Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam

    Peningkatan dan Percepatan Pembangunan di Kabupaten Lampung Utara”, Skripsi Universitas

    Lampung, 2018, hlm. 24.

  • yang menjadi akibat dari implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

    tentang Pemerintahan Daerah. Perencanaan pembangunan oleh pemerintah.8

    Dasar utama penyusunan perangkat daerah alam bentuk suatu organisasi

    adalah adanya urusanan pemerintahan yang perlu ditangani. Namun tidak berarti

    bahwa setiap penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk kedalam organisasi

    tersendiri. Besaran organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya

    mempertimbangkan faktor kemampuan keuangan, kebutuhan daerah, cakupan

    tugas yang meliputi sasaran tugas yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya

    tugas, luas wilayah kerja dan kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk,

    potensi daerah yang bertalian dengan urusan yang akan ditangani sasaran dan

    prasarana penunjang tugas. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi perangkat

    daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau seragam.9

    Oleh karena itu BAPPEDA di dalam penelitian ini adalah badan langsung

    yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada daerah Muaro Jambi. Selain

    itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan Satuan

    Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan merupakan organisasi perangkat daerah, dan

    keberadaannya sebagai unsur penunjang pemerintah dibidang perencanaan

    pembangunan daerah. Tugas pokok dan fungsi bappeda Kabupaten Muaro Jambi

    haruslah berperan aktif dalam menjalankan wewenang nya sebagai lembaga non

    departemen langsung di bawah koordinasi Bupati, hal ini ditekankan karena

    8 Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA

    dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara

    Medan, 2017, hlm. 12. 9 Nabila Zatadini, “Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam

    Peningkatan dan Percepatan Pembangunan di Kabupaten Lampung Utara”, Skripsi Universitas

    Lampung, 2018, hlm. 18.

  • mengingat pembangunan di wilayah daerah pemerintahan Kabupaten Muaro

    Jambi dirasakan belum maksimal dan merata.10

    Berbagai persoalan timbul pada pelaksanaan tugas pokok BAPPEDA

    dalam sistem pemerintahan daerah Muaro Jambi berdasarkan UU No. 23 tahun

    2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dimulai dari bagaimana permasalahan terkait

    pelaksanaan tugas pokok BAPPEDA di Muaro Jambi berdasarkan UU Nomor 23

    tahun 2014, serta faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan tugas

    pokok BAPPEDA Muaro Jambi berdasarkan UU no 23 tahun 2014 tentang

    pemerintahan daerah.

    Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Bappeda Muaro Jambi 2017-

    2022 terdapat permasalahan-permaslahan berdasarkan tugas dan fungsi Bappeda

    seperti belum optimalnya pemanfaatan peluang otonomi daerah dengan peraturan

    perundang-undangan yang ada untuk meningkatkan perencanaan pembangunan di

    kabupaten Muaro Jambi, belum optimalnya partisipasi dan kerjasama stakeholder

    dengan Bappeda Kabupaten Muaro Jambi dan lain-lain.11

    Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas, maka penulis tertarik

    untuk menyusun skripsi tentang BAPPEDA dengan judul “Tinjauan Yuridis

    Tugas Pokok BAPPEDA dalam Sistem Pemerintahan Berdasarkan UU

    Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah”.

    10

    Ibid., hlm 2. 11

    Rencana Strategi Tahun 2017-2022 Bappeda Muaro Jambi, hlm. 41.

  • B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis jelaskan

    sebelumnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimana pelaksanaan Tugas Pokok BAPPEDA Muaro Jambi

    berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah?

    2. Apa Faktor Penghambat BAPPEDA Muaro Jambi dalam melaksanakan

    Tugas Pokok berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    pemerintahan daerah?

    C. Batasan Masalah

    Untuk menghindari adanya perluasan masalah yang dibahas menyebabkan

    pembahasan ini menjadi tidak konsisten dengan rumusan masalah yang telah

    penulis buat sebelumnya maka penulis memberikan batasan masalah ini hanya

    membahas mengenai pelaksanaan Tugas pokok BAPPEDA berdasarkan UU

    Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah serta faktor penghambat

    pelaksanaan tugas pokok BAPPEDA berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014

    tentang pemerintahan daerah.

    D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.

    1. Tujuan Penelitian

  • Dengan adanya semua perumusan masalah di atas, diharapkan adanya

    suatu kejelasan yang dijelaskan dan dijadikan tujuan bagi penulis dalam skripsi

    ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:

    a. Untuk mengetahui BAPPEDA dalam menjalankan tugas pokok dalam

    sistem pemerintahan daerah berdasarkan UU Nomor 23

    tahun2014tentang pemerintahan daerah

    b. Untuk mengetahui faktor penghambat BAPPEDA dalam menjalankan

    tugas pokok berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 tentang

    pemerintahan daerah.

    2. kegunaan penelitian

    a. Penelitian ini sebagai studi awal yang dapat menjadikan suatu

    pengalaman dan wawasan bagi penulis sendiri terhadap Tugas Pokok

    BAPPEDA berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    pemerintahan daerah, serta menjadi bahan bacaan yang menarik bagi

    siapapun yang akan membacanya.

    b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata

    Satu (S1) di di Fakultas Syari‟ah, Universitas Islam Negeri Sulthan

    Thaha Siafuddin Jambi.

    c. Penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan untuk di Fakultas Syari‟ah

    khususnya jurusan Hukum Tata Negara dan dosen-dosen Fakultas

    Syari‟ah lainnya.

  • d. Sebagai sumber referenci dan saran pemikiran bagi kalangan akademisi

    dan praktisi masyarakat di dalam menunjang penelitian selanjutnya yang

    akan bermamfaat sebagai bahan perbandingan bagi penelitian yang lain.

    E. Kerangka Teori

    1. Sistem Pemerintahan Daerah berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014

    Pada penjelasan umum Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang

    pemerintahan daerah, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk

    mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

    pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya

    saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan

    kekhasan suatu daerah dalam sistem negara kesatuan republik indonesia. Ada

    perbedaan pembagian kewenangan antara pusat dan daerah pada Undang-Undang

    Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 yaitu pada

    Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, urusan pemerintahan hanya terbagi dua

    yaitu urusan absolut dan urusan konkuren, sedangkan pada Undang-Undang

    Nomor 23 tahun 2014 urusan pemerintahan terbagi menjadi urusan absolut,

    urusan pemerintahan umum dan urusan konkuren.12

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, perangkat daerah

    provinsi terdiri atas: Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas,

    dan Badan sedangkan perangkat daerah Kabupaten/Kota, terdiri atas: Sekretariat

    12 http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-2015/DEPDAGRI.pdf,

    diakses pada 18 Desember 2018.

    http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-2015/DEPDAGRI.pdf

  • Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas, Badan, dan Kecamatan. Selain

    perangkat daerah pada daerah provinsi dan kabupaten/kota terdapat Satuan Polisi

    Pamong Praja (Satpol PP). Dengan demikian ada perbedaan perangkat daerah

    berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 dengan Undang-Undang

    Nomor 32 tahun 2004 yaitu munculnya inspektorat dan badan sebagai kelompok

    tersendiri yang masuk kelompok lembaga teknis daerah.13

    Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

    pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi

    dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

    prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

    UUDNRI Tahun 1945. Sesuai dengan amanat UUDNRI Tahun 1945, pemerintah

    daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

    menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Berlakunya Undang-Undang

    Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mencabut Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, membawa

    konsekuensi baru terkait pemetaan urusan pemerintahan konkuren antar tingkat

    pemerintahan.

    Terjadi beberapa perubahan mendasar terkait pembagian urusan

    pemerintahan konkuren tersebut. Ada beberapa urusan pemerintahan konkuren

    yang sebelumnya merupakan kewenangan kabupaten/kota kemudian menjadi

    kewenangan provinsi. Perubahan dasar pelaksanaan otonomi daerah tersebut

    membawa pengaruh yang sangat besar dalam pelaksanaan tugas pemerintahan

    13 Syauqi dan Habibullah, “Implikasi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23

    tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, “Jurnal

    Sosio Informa, Vol 2, No. 1 Januari-Februari 2016., hlm. 21.

  • bagi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Melalui perubahan

    tersebut akan berimplikasi pada aspek kepegawaian dan aset daerah karena jika

    kewenangannya dialihkan tentu saja unsur pelaksana dan asetnya juga harus

    beralih. 14

    UU Nomor 23 Tahun 2014 menegaskan eksistensi urusan pemerintahan

    konkuren yang dibagi bersama antara pemerintah pusat dan daerah sesuai cakupan

    penyelenggaraan pemerintahannya. Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas

    urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan yang dibagi antara

    pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota. Urusan

    pemerintahan wajib dibagi dalam urusan pemerintahan wajib yang terkait

    pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait pelayanan

    dasar. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Daerah provinsi dengan

    Daerah kabupaten/kota walaupun urusan pemerintahan nya sama, perbedaannya

    akan nampak dari skala atau ruang lingkup Urusan Pemerintahan tersebut.

    Walaupun Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota mempunyai Urusan

    Pemerintahan masing-masing yang sifatnya tidak hierarki, namun tetap akan

    terdapat hubungan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi dan Daerah

    kabupaten/kota dalam pelaksanaannya dengan mengacu pada norma, standar,

    prosedur, dan kriteria (NSPK) yang dibuat oleh Pemerintah Pusat.

    14 Budiyono, dkk, “Dekonstruksi Urusan Pemerintahan Konkuren dalam UU Pemerintahan Daerah, “Kanun Jurnal Ilmu Hukum, No. 67, Th. XVII, Desember, 2015, hlm. 421.

  • Adapun uraian pembagian urusan konkuren pemerintahan daerah

    berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 disajikan pada tabel berikut.

    Urusan Pemerintahan Konkuren Pemerintah Daerah

    No.

    Wajib - Berkaitan

    Dengan Wajib - Tidak Berkaitan

    Pilihan

    Pelayanan Dasar Dengan Pelayanan

    Dasar

    1

    pendidikan; tenaga kerja; kelautan dan perikanan;

    2

    kesehatan;

    pemberdayaan

    perempuan pariwisata;

    dan pelindungan anak;

    3

    pekerjaan umum dan pangan; pertanian;

    penataan ruang;

    4

    perumahan rakyat dan pertanahan; kehutanan;

    kawasan permukiman;

    5

    ketenteraman, ketertiban lingkungan hidup;

    energi dan sumber

    daya mineral;

    umum, dan pelindungan

    masyarakat; dan

  • 6 sosial.

    administrasi

    kependudukan perdagangan;

    dan pencatatan sipil;

    7 -

    pemberdayaan

    masyarakat perindustrian; dan

    dan Desa;

    8 -

    pengendalian penduduk

    dan transmigrasi.

    keluarga berencana;

    9 - perhubungan; -

    10 -

    komunikasi dan

    informatika; -

    11 - koperasi, usaha kecil, dan -

    menengah;

    12 - penanaman modal; -

    13 -

    kepemudaan dan olah

    raga; -

    14 - statistik; -

  • 15 - persandian; -

    16 - kebudayaan; -

    17 - perpustakaan; dan -

    18 - kearsipan. -

    Sumber: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    dalam Budiyono, dkk.15

    Banyak kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang tersebar dalam

    urusan pemerintahan konkuren yang sebelumnya menjadi kewenangan

    kabupaten/kota dialihkan menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Peralihan

    kewenangan tersebut seperti kewenangan di bidang perizinan pertambangan dan

    pendidikan Sekolah Menengah Atas sederajat.16

    2. Pembangunan Daerah

    Pembangunan Daerah yang merupakan bagian integral dari pembangunan

    regional dan nasional pada hakekatnya merupakan proses yang bersifat integratif

    baik dalam tataran perencanaan, pelaksanaan maupun pengendalian yang

    dilakukan secara berkesinambungan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat. Untuk membangun komitmen dan keinginan bersama tentunya harus

    dirumuskan kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan publik dalam kerangka

    otonomi daerah dengan mempertimbangkan berbagai isu-isu yang berkembang.

    hubungan kemitraan pemerintah daerah dengan masyarakat melalui komitmen

    15

    Ibid.,, hlm. 424. 16

    Ibid., hlm. 426.

  • sungguh-sungguh, merupakan kata kunci yang sangat strategis dan harus menjadi

    fokus perhatian untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam pembangunan

    yang dikembangkan berdasar pada aspek dan posisi kesejajaran yang besifat

    demokratis dan proposional.17

    Implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah memiliki dampak yang akan ditimbulkan seperti

    perencanaan, penganggaran, perizinan, dan pelayanan 4 (empat) dampak pokok

    yang menjadi akibat dari implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

    tentang Pemerintahan Daerah. Perencanaan pembangunan oleh pemerintah.18

    Sejak diberlakukannya UU Nomor 23 Tahun 2014 maka pemerintahan

    serta pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu sistem

    yang desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai kewajiban

    untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat

    setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah satunya

    kewajiban tersebut adalah mengurus dan mengatur masalah pembangunan. Salah

    satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam perencanaan

    pembangunan adalalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dimana badan

    inilah yang akan membantu Kepala Daerah dalam menentukan kebijakan dibidang

    perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas pelaksanaannya.

    17 Andi Muhammad Adnan Ar, “Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan

    Daerah (BAPPEDA) Kota Makasar dalam Perencanaan Tata Ruang Kota Pada Kawasan Budaya

    Terpadu”, Skripsi Universitas Hasanuddin Makasar, 2014, hlm. 27-28.

    18

    Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA

    dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara

    Medan, 2017, hlm. 12.

  • 3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

    Sejak diberlakukannya UU Nomor 23 Tahun 2014 maka pemerintahan

    serta pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu sistem

    yang desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai kewajiban

    untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat

    setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah satunya

    kewajiban tersebut adalah mengurus dan mengatur masalah pembangunan. Salah

    satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam perencanaan

    pembangunan adalalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dimana badan

    inilah yang akan membantu Kepala Daerah dalam menentukan kebijakan dibidang

    perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas pelaksanaannya.

    Fungsi BAPPPEDA

    Badan Perencanaan Pembangunan tidak berdiri sendiri di luar tanggung

    jawab dari Kepala Daerah yang bersangkutan, melainkan dibentuk untuk bekerja

    dan membantu Kepala Daerah dalam melaksanakan pekerjaan sebagai kepala

    daerah yang bertugas untuk merencanakan pembangunan serta mengadakan

    penilaian atas pelaksanaannya. Menurut PP RI Nomor 41 Tahun 2007 tentang

    Organisasi Perangkat Daerah pasal 6, dijelaskan bahwa Bappeda merupakan suatu

    unsur perencana dalam proses penyelenggaraan pemerintahan daerah, dan

    bertanggung jawab terhadap kepala daerah melalui sekretaris daerah.19

    19

    Ibid.

  • Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Perencanaan Daerah Provinsi

    Jambi.

    Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Provinsi Jambi

    1. Berdasarkan Pergub Provinsi Jambi Nomor 57 Tahun 2016

    Bappeda Provinsi Jambi yang dibentuk berdasarkan Perda

    No. 57 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,

    Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja mempunyai tugas pokok

    yaitu : Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

    daerah di bidang perencanaan pembangunan daerah.

    Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Bappeda Provinsi

    Jambi mempunyai fungsi :

    a) Perumusan kebijakan teknis perencanan pembangunan daerah;

    b)Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan

    daerah;

    c) Pembinaan pelaksanaan tugas bidang perencanaan pembandunan

    daerah;

    d) Pelaksanaa pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah; dan

    e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai

    dengan tugas dan fungsinya

    2. Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional

    Tugas dan Fungsi Bappeda sesuai dengan Undang-undang

    No. 25 tahun 2004 pada pasal 1 ayat 23 menyebutkan Kepala

    Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggungjawab

  • terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan

    pembangunan di Daerah Provinsi, Kabupaten, atau Kota adalah

    Kepala Badan Perencanaan pembangunan Daerah yang

    selanjutnya disebut Kepala Bappeda.

    Kedudukan Bappeda pada Undang-undang No. 25 tahun

    2004 pada pasal 32 ayat 4 dan pasal 33 ayat 1, 2, dan 4,

    menyebutkan bahwa Gubernur selaku wakil Pemerintah Pusat di

    daerah mengkoordinasikan pelaksanaan perencanaan tugas-

    tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Gubernur juga

    menyelenggarakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan sinergi

    perencanaan pembangunan antar kabupaten/kota dan selanjutnya

    bertanggung jawab untuk menyelenggarakan perencanaan

    pembangunan di daerahnya. Dalam penyelenggaraan

    perencanaan pembangunan daerah, Kepala daerah dibantu oleh

    Kepala Bappeda.20

    Bappeda sebagai instansi yang bertanggung jawab terhadap

    perencanaan pembangunan daerah, maka Kepala Bappeda

    mempunyai tugas antara lain:

    a) Menyiapkan Rancangan Awal Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang (RPJP) Daerah.

    b) Menyelenggarakan Musrenbang Rencana Pembangunan

    Jangka Panjang Daerah, dan dilaksanakan paling lambat 1

    20 http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-

    BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI, di Akses 3 Juli 2018.

    http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBIhttp://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI

  • (satu) tahun sebelum berakhirnya periode RPJP yang sedang

    berjalan.

    c) Menyusun rancangan akhir RPJP Daerah berdasarkan hasil

    Musrenbang Jangka Panjang daerah, dan RPJP Daerah

    tersebut ditetapkan dengan Peraturan Daerah

    d) Menyiapkan Rancangan Awal Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah (RPJM) Daerah, sebagai penjabaran visi,

    misi dan program Kepala Daerah ke dalam strategi

    pembangunan daerah, kebijakan umum, program prioritas,

    dan arah kebijakan keuangan daerah.

    e) Menyusun Rancangan RPJM Daerah dengan menggunakan

    rancangan Renstra-SKPD dengan berpedoman pada RPJP

    Daerah.

    f) Menyelenggarakan Musrenbang Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah, yang dilaksanakan paling lambat 2 (dua)

    bulan setelah Kepala Daerah dilantik.21

    g) Menyusun rancangan akhir RPJM Daerah berdasarkan hasil

    Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Menengah.

    RPJM Daerah ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah

    paling lambat 3 (tiga) bulan setelah Kepala Daerah dilantik.

    h) Menyiapkan Rancangan Awal Rencana Kerja Pemerintah

    Daerah (RKPD) sebagai penjabaran dari RPJM Daerah.

    21 http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-

    BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI, di Akses 3 Juli 2018.

    http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBIhttp://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI

  • i) Mengkoordinasikan penyusunan rancangan RKPD dengan

    menggunakan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah

    (Renja-SKPD)

    j) Menyelenggarakan Musrenbang penyusunan RKPD, yang

    dilaksanakan paling lambat bulan Maret

    k) Menyusun rancangan akhir RKPD berdasarkan hasil

    Musrenbang untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan

    APBD dan ditetapkan berdasarkan peraturan Kepala Daerah

    l) Menghimpun dan menganalisis hasil pemantauan

    pelaksanaan rencana pembangunan dari masing-masing

    pimpinan/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah sesuai

    dengan tugas dan kewenangannya.

    m) Menyusun evaluasi rencana pembangunan berdasarkan hasil

    evaluasi pimpinan/lembaga dan evaluasi Satuan Kerja

    Perangkat Daerah.22

    F. Tinjauan Pustaka

    Terdapat penelitian yang memiliki kesamaan tema dengan penelitian yang

    peneliti lakukan, yaitu;

    Pertama, Penelitian Yang Dilakukan Oleh Budiyono, Muhtadi, Ade Arif

    Firmansyah, Dosen Fakultas Hukum Universitas Lampung, ditulis pada tahun

    2015, dengan judul “Dekonstruksi Urusan Pemerintahan Konkuren dalam UU

    Pemerintahan Daerah Penelitian ini di fokuskan untuk mendekonstruksi urusan

    22

    http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-

    BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI, di Akses 3 Juli 2018.

    http://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBIhttp://bappeda.jambiprov.go.id/welcome/Profil/20/TUGAS-POKOK-DAN-FUNGSI-BAPPEDA-PROVINSI-JAMBI

  • pemerintahan konkuren pemerintah daerah sehingga akan terlihat titik berat

    otonominya. Penelitian yang dilakukan dengan koridor doctrinal research dan

    menggunakan statute dan conceptual approach ini menghasilkan temuan sebagai

    berikut: Perubahan kewenangan konkuren pemerintah daerah yang diatur dalam

    UU No. 23 Tahun 2014 membawa konsekuensi terjadinya polemik antar

    pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota serta infleksibilitas,

    inefektifitas dan inefisiensi dalam pelaksanaan urusan pemerintahan tertentu,

    seperti pelaksanaan kewenangan di bidang perizinan pertambangan yang akan

    lebih baik jika dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota karena sesuai dengan

    aspek perpajakan daerahnya. Hal ini menjadikan pembagian urusan pemerintahan

    konkuren daerah dalam UU No. 23 Tahun 2014 bernuansa the thinnest version

    rule of law. 23

    Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Riski Sembiring, mahasiswa

    Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Tahun 2017, dengan judul

    ”Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok Bappeda dalam Sistem

    Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo”. Adapun permasalahan yang diangkat

    dalam penulisan ini adalah Bagaimana Tinjauan Tentang Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah, Bagaimana Peran Dan Tugas Pokok Bappeda Di

    Kabupaten Karo dan Bagaimana Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Dan Tugas

    Pokok Bappeda Dalam Sistem Pemerintahan Daerah Di Kabupaten Karo. Metode

    Penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah menggunakan

    metode penelitian hukum normatif (yuridis normative) yang dilakukan dengan

    23

    Budiyono, dkk,”Dekonstruksi Urusan Pemerintah Konkruen Dalam Undang-Undang

    Pemerintahan Daerah …, hlm. 430.

  • penelitian kepustakaan (library research). Penelitian ini dilakukan dengan

    menggunakan data-data sekunder yang diperoleh dari bahan hukum primer seperti

    menganalisis peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan judul skripsi

    ini. Dan bahan hukum sekunder seperti buku-buku, serta berbagai majalah,

    literatur dan artikel yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam

    skripsi ini. 24

    Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Nugraha Eka Prayudha, mahasiswa

    Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Lampung, Bandar Lampung

    Tahun 2017 Dengan Judul “Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

    Dalam Pembangunan Kabupaten Tulang Bawang Barat”. Tujuan penelitian ini

    adalah untuk mengetahui peranan BAPPEDA dalam pembangunan di Kabupaten

    Tulang Bawang Barat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

    adalah penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan

    wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis data secara

    kualitatif melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

    Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa BAPPEDA Kabupaten

    Tulang Bawang Barat telah menjalankan perannya sesuai dengan Keputusan

    Presiden No. 27 Tahun 1980. Hal tersebut dilihat dari peran BAPPEDA

    Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam melakukan pembangunan yang juga

    disesuaikan dengan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) tahun 2017

    yang dibuat oleh BAPPEDA mengarah kepada Rencana Pembangunan Jangka

    Panjang Daerah (RPJPD) tahap ke dua (2016- 2020) Kabupaten Tulang Bawang

    24 Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA …,

    hlm. 2.

  • Barat. Namun berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara, masih ada

    beberapa indikator yang belum berjalan dengan maksimal, seperti ketergantungan

    dana dari pusat menyebabkan tidak tepatnya jadwal penyusunan Rencana

    Anggaran Pembangunan Daerah, karena penyusunan anggaran daerah bergantung

    kepada dana dari pusat. Hal tersebut menyebabkan masih sering terjadi

    keterlambatan dalam penyusunan APBD. BAPPEDA Kabupaten Tulang Bawang

    Barat dapat meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Instansi

    Vertikal di daerah sehingga dapat mendukung terlaksananya peran BAPPEDA

    yang baik dan kegiatan pembangunan dapat berjalan efektif, efisien dan tepat

    sasaran.25

    Hasil penelitian ataupun kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan

    bahwa faktor yang mendukung berjalannya Rencana Kerja dari Bappeda yaitu

    Adanya Koordinasi dalam pelaksanaan suatu rencana, pada dasarnya merupakan

    suatu aspek dari pengendalian yang sangat penting, Tingkat partisipasi

    masyarakat terhadap proses perencanaan pembangunan di Kabupaten Karo,

    Respon dari SKPD yang pro aktif, dan komitmen Pemerintah sedangkan Faktor

    penghambatnya yaitu karena aturan dari pemerintah yang sering berganti,

    mengenai hal perijinan dan Dampak yang sangat fundamental dari Undang-

    undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yaitu terkait masalah

    pelayanan. 26

    Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Nabila Zatadini, mahasiswa

    25 Nugraha Eka Prayudha, “Peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam

    Pembangunan Kabupaten Tulang Bawang Barat”, Skripsi Universitas Lampung, Bandar Lampung

    Tahun 2017, hlm. 76. 26

    Ibid,

  • Fakultas Hukum , Universitas Lampung Tahun 2018, dengan judul “Peran Badan

    Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Peningkatan Dan Percepatan

    Pembangunan Di Kabupaten Lampung Utara”. Permasalahan dalam penelitian ini

    mengenai peran BAPPEDA dalam peningkatan dan pecepatan pembangunan di

    Kabupaten Lampung Utara, dan faktor-faktor yang menjadi penghambat peran

    BAPPEDA dalam peningkatan dan pecepatan pembangunan di Kabupaten

    Lampung Utara. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan normatif dan empiris

    dengan data primer, data sekunder dan data tersier, dimana masing-masing data

    diperoleh dari penelitian kepustakaan dan lapangan. Analisis data dilakukan

    secara kualitatif.

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, Peran BAPPEDA telah

    dilaksanakan dengan merujuk kepada Peraturan Daerah Kabupaten Lampung

    Utara Nomor 01 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah Kabupaten Lampung Utara. Peran tersebut dilaksanakan sebagai peran

    perencana, pengkoordinasi, dan pengendali pelaksanaan serta penelitian dan

    pengembangan pembangunan daerah. BAPPEDA juga mempunyai Bidang

    Prioritas Pembangunan (Windu Cita) Kabupaten Lampung Utara merujuk pada

    SK Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Nomor 30

    Tahun 2016 tentang Status Kemajuan dan Kemandirian Desa yang secara Konkrit

    tercermin dalam bentuk Kegiatan-kegiatan Pembangunan yang diselenggarakan

    setiap tahun anggaran. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa faktor yang

    menghambat kesuksesan BAPPEDA dalam pembangunan yaitu kurangnya SDM,

    kapasitas dan kapabilitas serta kurangnya staf yang memiliki kemampuan dalam

  • mendukung administrasi dan teknis di Kabupaten Lampung Utara.27

    Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Arkan Tunas Junior,

    mahasiswa Fakultas Hukum, Universitas Indonesia, Tahun 2018, dengan judul

    “Implikasi Perubahan Undangundang Pemerintah Daerah Terhadap Kewenangan

    Pemerintah Kabupaten Bantul Dalam Hal Pariwisata Setelah Lahirnya Undang-

    Undang Nomor 23 Tahun 2014”. Peneltian ini mengkaji tentang kewenangan

    Kabupaten dalam mengelola pariwisata menurut Undang-Undang Nomor 23

    Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 10 Tahun

    2009 tentang Pariwisata dan faktor-faktor apa saja yang mendukung dan

    menghambat pengembangan pariwisata di Kabupaten Bantul. Penelitian ini

    merupakan penelitian hukum empiris. Data penelitian dilakukan dengan

    wawancara dengan narasumber dan dilengkapi dengan dokumen-dokumen.

    Penelitian ini menggunakan metode pendekatan sosial dalam menganalisis data

    dan disajikan secara kualitatif. Bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini

    menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa bidang kepariwisataan sangat

    penting demi mendukung ekonomi kreatif masyarakat. Kedua, sebelum lahirnya

    Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah UU Nomor

    32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah juga telah memberikan kewenangan

    kepada daerah untuk bisa mengatur rumah tangga nya sendiri salah satunya

    berkaitan dengan masalah pariwisata tetapi tidak secara eskplisit disebutkan

    seperti dalam UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata. Ketiga, sebagaimana

    27 Nabila Zatadini, “Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Peningkatan

    Dan Percepatan Pembangunan Di Kabupaten Lampung Utara”, Skrispi Universitas Lampung

    Tahun 2018, hlm. 78.

  • yang disebutkan di dalam Pasal 3 UU Nomor 10 Tahun 2009 tentang pariwisata

    “Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan intelektual

    setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan serta meningkatkan pendapatan

    negara untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat.28

    Berbeda dengan penelitian sebelumnya penelitian yang dilakukan oleh

    Budiyono di fokuskan untuk mendekonstruksi urusan pemerintahan konkuren

    pemerintah daerah sehingga akan terlihat titik berat otonominya. Penelitian yang

    dilakukan oleh Riski Sembiring, penitian ini di fokuskan pada Peran Dan Tugas

    Pokok Bappeda Di Kabupaten Karo dan Bagaimana Tinjauan Yuridis Terhadap

    Peran Dan Tugas Pokok Bappeda Dalam Sistem Pemerintahan Daerah Di

    Kabupaten Karo. Walaupun memiliki kesamaan yaitu meneliti tentang tugas poko

    Bappeda, namun penelitian yang penulis lakukan juga meneliti faktor

    penghambat dan faktor pendukung tugas tersebut dan dilakukan di wilayah yang

    berbeda yaitu di Muaro Jambi.

    Penelitian yang dilakukan oleh Nugraha Eka Prayudha, membahas

    mengenai peranan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam

    Pembangunan Kabupaten Tulang Bawang Barat dan penelitian yang dilakukan

    oleh Nabila Zatadini juga tentang peran walaupun Peran Badan Perencanaan

    Pembangunan Daerah Dalam Peningkatan Dan Percepatan Pembangunan Di

    Kabupaten Lampung Utara sedangkan penelitian yang saya lakukan tentang

    tinjauan yuridis tugas pokok dan fungsi BAPPEDA. Terakhir penenlitian yang

    28 Muhammad Arkan Tunas Junior, “Implikasi Perubahan Undangundang Pemerintah

    Daerah Terhadap Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bantul Dalam Hal Pariwisata Setelah

    Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014”, Skripsi Universitas Indonesia, Tahun 2018,

    hlm.81.

  • dilakukan oleh Arkan Tunas Junior, walaupun memiliki kesamaan tentang

    kewenangan pemerintah setelah adanya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014,

    namun penelitian nya lebih fokus kepada Implikasi Perubahan Undangundang

    Pemerintah Daerah Terhadap Kewenangan Pemerintah Kabupaten Bantul Dalam

    Hal Pariwisata Setelah Lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014.

    Sedangkan penelitian yang saya lakukan fokus kepada Tugas Pokok BAPPEDA

    Kabupaten Muaro Jambi setelah adanyan Undang-Undang Nomor 23 Tahun

    2014.

    BAB II

    METODE PENELITIAN

  • A. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini tentang Tugas Pokok Bappeda dalam sistem pemerintahan

    berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah. Kegiatan

    penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian ini. Pemilihan lokasi ini

    berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

    a. Penelitian ini dilakukan di Kantor Bappeda Muaro Jambi.

    b. Adanya kemudahan untuk mendapatkan data dan informasi dan berbagai

    keterangan yang diperlukan untuk menyusun skripsi ini.

    B. Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu untuk

    mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian yang diteliti.29

    C. Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Adapun

    jenis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Data Primer Data yang penulis ambil dari informasi dilapangan melalui observasi

    dan wawancara dilokasi penelitian, data primer yang dimaksud 6 orang, dari

    Kantor Bappeda Muaro Jambi terdiri dari Kepala BAPPEDA, dan beberapa

    Kasubbid dan Kabid yang ada di BAPPEDA Muaro Jambi, serta Undang-undang

    Nomor 23 Tahun 2014.

    Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

    pengumpul data30

    . Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah segala data

    29

    Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT Raja Grafindo

    Persada, 2011), hlm. 22.

  • yang tidak berasal dari sumber data primer yang dapat memberikan dan

    melengkapi serta mendukung informasi terkait dengan obyek penelitian baik yang

    berbentuk buku, karya tulis, dan tulisan maupun artikel yang berhubungan dengan

    objek penelitian.

    D. Instrumen Pengumpulan Data

    a. Observasi

    Dalam penelitian ini, sesuai dengan objek penelitian maka, penulis memilih

    observasi partisipan. Observasi partisipan yaitu suatu teknik pengamatan dimana

    peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang dilakukan oleh objek yang

    diselidiki. Observasi ini dilakukan dengan mengamati dan mencatat langsung

    terhadap objek penelitian, yaitu dengan meminta pandangan mengamati kegiatan-

    kegiatan yang dilakukan oleh BAPPEDA. Observasi yang dilakukan penulis

    dalam skripsi ini terhadap subyek menggunakan pedoman observasi yang disusun

    sebagai berikut:

    1 Mencatat kesan umum subyek: penampilan, pakaian, tingkah laku, cara

    berfikir

    2 Interaksi sosial dan tempat lingkungan

    b. Wawancara

    Wawancara ini termasuk wawancara mendalam (in–depth interview)

    adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya

    jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang

    yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

    30

    Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, hlm. 18.

  • wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial

    yang relatif lama. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Kepala BAPPEDA,

    Kabid dan Kasubbid di Kantor BAPPEDA yang berjumlah 6 (enam) orang.

    c. Dokumentasi

    Adapun di dalam skripsi ini penulis mengumpulkan data mengenai

    aktivitas-aktivitas BAPPEDA, Arsip-arsip di kantor BAPPEDA yang

    berhubungan dengan penelitian.

    E. Sistematika Penulisan

    Untuk mendapatkan pemahaman secara runtut, pembahasan dalam

    penulisan skripsi ini akan disistematisasi sebagai berikut:

    Pembahasan diawali dengan BAB I, Pendahuluan. BAB ini pada hakiatnya

    menjadi pijakan bagi penulisan skripsi, baik mencakup background, pemikiran

    tentang tema yang dibahas. BAB I mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan

    Masalah, Batsan Masalah, Tujuan Dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,

    Kerangka Pemikiran, Tinjauan Pustaka.

    BAB II dipaparkan, Metode Penelitian yang mencakup Pendekatan

    Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data, Sistematika

    Penulisan dan Jadwal Penelitian.

    BAB III dipaparkan tentang gambaran umum tempat penelitian.

    BAB IV merupakan inti dari penulisan skripsi yaitu pemaparan tentang

    pembahasan dan hasil penelitian.

  • BAB V merupakan akhir dari penulisan skripsi yaitu BAB V penutup yang

    terdiri dari kesimpulan dan saran-saran, kata penutup serta dilengkapi dengan

    Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum Vitae.

    F. Jadwal Penelitian

    Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka penulis

    menyusun agenda secara sistematis yang terlihat pada tabel jadwal sebagai

    berikut:

    No

    Kegiatan

    Tahun 2017-2018

    Oktobe

    r

    November Desembe

    r Januari Februari

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Pengajuan

    Judul

    2 Pembuatan

    Proposal

    No Kegiatan

    Tahun 2017-2018

    Maret

    April Mei Juni Juli

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    3 Perbaikan

    Proposal

    dan

    Seminar

    No Kegiatan

    Tahun 2017-2018

    Agustu

    s

    Septemb

    er Oktober November Desember

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

  • 4 Surat Izin

    Riset

    5 Pengumpula

    n

    Data

    6 Pengolehan

    Dan

    Analisis

    Data

    7 Pembuatan

    Laporan

    8 Bimbingan

    Dan

    Perbaikan

    9 Agenda dan

    Ujian

    Skripsi

    10 Perbaikan

    dan

    Penjilidan

    BAB III

    GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

    A. Sejarah Singkat Muaro Jambi

  • Kabupaten Muaro Jambi merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi

    Jambi, Indonesia. Kabupaten Muaro Jambi dibentuk berdasarkan undang - undang

    Nomor 54 tahun 1999 sebagai pemekaran dari Kabupaten Batanghari dan secara

    defacto. Kegiatan Pemerintahan efektif berjalan terhitung 12 Oktober 1999

    bersamaan dengan pelantikan pejabat Bupati sementara menjelang ditetapkannya

    pejabat Bupati defenitif, dengan pusat Pemerintahan berada di Sengeti Kecamatan

    Sekernan yang berjarak 38 km dari Kota Jambi.31

    B. Geografis dan Iklim Muaro Jambi

    Secara astronomis, Kabupaten Muaro Jambi terletak antara 1o15' -2o20'

    Lintang Selatan dan diantara 103°10' s/d 104°20' Bujur Timur. Daerah ini

    beriklim tropis, dengan luas wilayah 5.264 Km2. Berdasarkan posisi

    geografisnya, Kabupaten Muaro Jambi memiliki batas-batas: Utara – Kabupaten

    Tanjung Jabung Timur; Selatan –Provinsi Sumatera Selatan; Barat –Kabupaten

    Batang Hari dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat; Timur - Kabupaten Tanjung

    Jabung Timur.32

    Tahun 2016, Kabupaten Muaro Jambi terdiri dari 11 Kecamatan dan 155

    desa/kelurahan, terdiri dari 150 desa dan 5 kelurahan. Kecamatan di Kabupaten

    Muaro Jambi adalah:

    a. Kecamatan Mestong terdiri dari 14 desa dan 1 kelurahan

    b. Kecamatan Sungai Bahar terdiri dari 11 desa

    c. Kecamatan Bahar Selatan terdiri dari 10 desa

    31Pemerintah Muaro Jambi, “ Selayang Pandang DPRD Kabupaten Muaro Jambi “Tahun

    2014.

    32

    BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

  • d. Kecamatan Bahar Utara terdiri dari 11 desa

    e. Kecamatan Kumpeh Ulu terdiri dari 18 desa

    f. Kecamatan Sungai Gelam terdiri dari 15 desa

    g. Kecamatan Kumpeh terdiri dari 16 desa dan 1 kelurahan

    h. Kecamatan Maro Sebo terdiri dari 11 desa dan 1 kelurahan

    i. Kecamatan Taman Rajo terdiri dari 10 desa

    j. Kecamatan Jambi Luar Kota terdiri dari 19 desa dan 1 kelurahan

    k. Kecamatan Sekernan terdiri dari 15 desa dan 1 kelurahan.33

    Kabupaten Muaro Jambi memiliki suhu rata-rata 26,2°C dengan suhu

    tertinggi pada bulan September setinggi 32,7°C dengan kelembaban udara rata-

    rata 86,25% dan curah hujan rata-rata 179,3 mm serta 25 hari hujan di bulan

    November (Muaro Jambi dalam Angka 2012). Berdasarkan klasifikasi iklim

    Schmidt dan Ferguson areal restorasi PT. REKI di Provinsi Jambi termasuk

    kedalam tipe iklim A (sangat basah) dengan curah hujan bulanan per tahun

    2.305,5 mm dan hari hujan per tahun 189,9 hari hujan sehingga intensitas hujan

    mencapai 12,37 mm. Suhu rata-rata di area restorasi ini sebesar 26,23°C dengan

    kelembaban berkisar antara 28,95°C pada bulan Mei dan 24,50°C pada bulan 42

    Januari. Curah hujan tertinggi terdapat pada bulan April dan bulan November

    sebesar 274-255,7 mm, sedangkan curah hujan terendah ada pada bulan Juli

    sebesar 80,5 mm.

    C. Pemerintahan

    33

    BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

  • Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dipilih melalui

    pemilihan umum (pemilu) dan dilantik dalam masa jabatan lima tahun. Susunan

    pemerintahan Kabupaten Muaro Jambi periode 2014–2019 terdiri dari bupati,

    wakil bupati, dan DPRD di bantu oleh pemerintah daerah.34

    Anggota DPRD Kabupaten Muaro Jambi menurut partai politik masa

    bakti 2014-2019 dengan komposisi keanggotaaan sebagai berikut :

    a. Fraksi Golongan Karya : 6 orang

    b. Fraksi PDI-Perjuangan : 4 orang

    c. Fraksi Demokrat : 8 orang

    d. Fraksi Gerindra : 3 orang

    e. Fraksi PAN : 5 orang

    f. Fraksi Nasional Demokrat : 1 orang

    g. Fraksi Kebangkitan Bangsa : 3

    h. Fraksi Hanura : 1 orang

    i. Fraksi PKS : 2 orang

    j. Fraksi PPP : 2 orang

    Tabel

    1

    35. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Masa Kerja

    dan Jenis

    Table Kelamin di Kabupaten Muaro Jambi, 2016

    34

    BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

    35

    BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017

  • Number of Civil Servants by Working Time and Sex in Muaro

    Jambi Regency, 2016

    Jenis

    Kelamin/Sex

    Masa Kerja

    Working

    Time Laki-Laki Perempuan Jumlah

    Male Female Total

    (1) (2) (3) (4)

    0-5 Tahun 76 108 184

    6-10 Tahun 626 970 1 596

    11-15 Tahun 642 785 1 427

    16-20 Tahun 473 619 1 092

    21-25 Tahun 269 275 544

    26-30 Tahun 419 364 783

    > 30 Tahun 33 28 61

    Jumlah/Tota

    l 2 538 3 149 5 687

    D. Kependudukan dan Ketenagakerjaan

    Jumlah penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun 2016 sebanyak 410.337

    jiwa. Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 212.024 jiwa, dan jumlah penduduk

    perempuan sebanyak 198.313 dengan rasio jenis kelamin 106,91. Persentase

    distribusi penduduk tahun 2016 menurut kecamatan:

  • a. Kecamatan Mestong (10,05%)

    b. Kecamatan Sungai Bahar (6,62%)

    c. Kecamatan Bahar Sel tan (3,35%)

    d. Kecamatan Bahar Utara (3,81%)

    e. Kecamatan Kumpeh Ulu (14,50%)

    f. Kecamatan Sungai Gelam (18,64%)

    g. Kecamatan Kumpeh (6,25%)

    h. Kecamatan Maro Sebo (5,07%)

    i. Kecamatan Taman Rajo (2,88%)

    j. Kecamatan Jambi Luar Kota (16,52%)

    k. Kecamatan Sekernan (11,92%)

    Angka rasio ketergantungan penduduk Kabupaten Muaro Jambi tahun

    2016 sebesar 31,12 %, artinya setiap 100 orang penduduk berusia produktif (15-

    64 tahun) mempunyai tanggungan sebanyak 31 orang yang belum produktif (0-14

    tahun) dan dianggap tidak produktif lagi (64 tahun keatas).36

    Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada tahun 2015

    adalah 77,95 jiwa/km2, dimana kepadatan penduduk tertinggi berada di

    Kecamatan Jambi Luar Kota sebesar 242,06 jiwa/km2. Sedangkan kepadat n

    penduduk terkecil berada di Kecamatan Kumpeh (15,46 jiwa/km2) diikuti

    Kecamatan Taman Rajo (32,91 jiwa/km2) karena sebagian besar wilayahnya

    adalah perkebunan dan hutan.

    36

    BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

  • Indikator ketenagakerjaan yang sering digunakan untuk mengukur besarnya

    jumlah angkatan kerja (bekerja dan mencari kerja) dibanding dengan penduduk

    usia kerja (15 tahun ke atas) adalah TPAK. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

    (TPAK) tahun 2015 Kabupaten Muaro Jambi 61,13. Untuk tingkat Pengangguran

    Terbuka (TPT) tahun (OURs) in 2015 at 5,40%. 2015 Kabupaten Muaro Jambi

    tercatat 5,40%.37

    Tabel 2 Persentase Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Status

    Table Pendidi kan di Kabupaten Muaro Jambi, 2016

    Status Pendidikan

    2015 2016

    Educatin Status

    (1) (2) (3)

    https://muarojambikab

    5,69 5,32

    1 Tidak/Belum Pernah Sekolah

    2 SD 15,23 16,37

    3

    SM

    P 6,04 4,92

    4

    SM

    A 4,08 5,30

    5 Perguruan Tinggi 1,41 2,39

    6 Tidak Bersekolah Lagi 67,55 65,70

    Jumlah/Total 100,00 100,00

    E. Sosial

    Pendidikan merupakan salah satu pilar pembangunan Muaro Jambi. Dalam

    rangka meningkatkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas maka

    pembangunan pendidikan menjadi prioritas. Angka Partisipasi Murni (APM) SD

    37

    BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

    https://muarojambikab/

  • adalah perbandingan jumlah murid SD berusia 7-12 Tahun dengan penduduk usia

    7-12 Tahun. APM SD Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2016 adalah 99,18%.

    Sementara APM SMU adalah 82,99%.38

    Pada Tahun 2016, banyaknya murid 42.863 orang dengan jumlah guru

    1.160 orang guru. Untuk tingkat SMU/K sebanyak 6.772 orang murid dan 550

    orang guru.

    Pembangunan bidang kesehatan Kabupaten Muaro Jambi dilaksanakan

    dengan memberikan penyuluhan dan pelayanan kesehatan yang berkualitas

    kepada setiap individu masyarakat. Sarana pendukung pembangunan bidang

    kesehatan tahun 2016 ini ada 3 Rumah Sakit, 18 Puskesmas, 89 Pustu dan 322

    Posyandu. Sedangkan tenaga kerja yang tersedia Tahun 2016 terdiri dari 61

    dokter, 517 bidan dan 419 perawat yang tersebar di 11 Kecamatan.

    Banyaknya penduduk Kabupaten Muaro Jambi pada Tahun 2016 yang

    beragama Islam adalah sebanyak 394.995 orang. Sementara penduduk beragama

    Kristen Protestan sebanyak 7.469 orang, Kristen Katolik sebanyak 3.429, Hindu

    sebanyak 316 orang dan Budha sebanyak 630 orang.

    F. Pertanian

    Tabel 3 Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan dan Jenis Pengairan

    Table di Kabupaten Muaro Jambi (hektar), 201639

    38

    BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017. 39

    BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

  • Kecamatan Irigasi Non Irigasi Jumlah Subdistrict Irrigation Non Irrigation Total

    (1) (2) (3) (4)

    1 Mestong 0 0 0

    2 Sungai Bahar

    3 Bahar Selatan 0 283 283

    4 Bahar Utara

    5 Kumpeh Ulu 0 4 650 4 650

    6 Sungai Gelam 0 0 0

    7 Kumpeh 0 9 780 9 780

    8 Maro Sebo 0 4 604 4 604

    9 Taman Rajo 300 554 854

    10 Jambi Luar Kota 540 1 180 1 720

    11 Sekernan 0 1 303 1 303

    Muaro Jambi 840 22 354 23 194

    G. Wisata

    Berikut ini beberapa tempat kunjungan wisata yang ada di Kabupaten

    Muaro Jambi, yaitu :

    a. Situs Purbakala Candi Muaro Jambi Komplek Percandian Muaro Jambi,

    Situs Kepurbakalaan Muaro Jambi merupakan tempat peninggalan

    purbakala terluas di Indonesia, membentang dari barat ke timur 7,5

    kilometer ditepian Sungai Batanghari, dengan luas lebih kurang 12

    kilometer persegi. Sebagian kecil berada di barat sungai batanghari dan

    disisi timur sungai batanghari masuk wilayah administratif Desa Muaro

    Jambi dan Desa Danau Lamo, sedangkan dibagian barat sungai berada di

  • Desa Kemingking Dalam, Kecamatan Muaro Sebo, Kabupaten Muaro

    Jambi.

    b. Taman Nasional Berbak Taman Nasional Berbak merupakan salah satu

    kawasan konservasi lahan basah yang penting di Asia Tenggara ini

    dibuktikan dengan ditunjuknya sebagai kawasan Ramsar (Lahan Basah

    Internasional). Letak geografis Taman Nasional Berbak berada antara 104 06

    BT - 104 06 BT dan 10 4' LS - 1 35' LS. Secara administratif Taman ini

    terletak di Kabapaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur

    Provinsi Jambi. Sebagai kawasan lahan basah berbau ditumbuhi beraneka

    ragam jenis vegetasi yang khas dan tahan terhadap genangan air.

    c. Burung Kuau Besar (Great Agus Pheasant - Arguisanus Argus) Burung Kuau

    Besar adalah salah satu jenis satwa langka yang saat ini masih ada dan hidup

    di hutan Tanjung Katung Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi.40

    Wisata Agro Banyaknya perusahaan - perusahaan perkebunan swasta

    besar yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, disamping merupakan

    sarana pemberdayaan ekonomi rakyat melalui sektor perkebunan. Dapat juga

    dijadikan objek agro wisata yang cukup menarik bagi wisatawan karena daya tarik

    keindahan alam dan udaranya yang masih segar.

    H. Gambara Umum BAPPEDA Muaro Jambi

    Berdasrakan peraturan Bupati Muaro jambi Nomor 52 Tahun 2016 tentang

    kedudukan, susunan organisasii, tujuan dan fungsi serta tata kerja Badan

    Perencanaan Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa BAPPEDA Kabupaten

    40 BPS Muaro Jambi dalam Angka 2017.

  • Muaro Jambi merupakan unsur perencanaan pembangunan penyelenggaraan

    pemerintahan daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan, dan dalam

    melaksanakan tugasnya berada dibawah dan bertanggungjawab kepda Bupati

    melalui Sekretaris Daerah, serta disebutkan tentang kedudukan, tugas poko dan

    fungsi Badang Perencanaan Pembanguan Daerah:

    BAPPEDA KAbupaten Muaro Jambi memiliki tugas pokok, yaitu:

    1. Membantu bupati dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan

    pemerintah di lingkup perencanaan yang menjadi kewenagan daerah;

    2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai bidang tugasnya.41

    Dalam Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 kedudukan, susunan

    organisasi, tujuan dan fungsi serta tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan

    Daerah menyebutkan bahwa BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi di jelaskan

    tugas Dan fungsi BAPPEDA Kabupaten Muaro Jambi adalah :

    1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai tugas

    melaksanakan urusan Pemerintah Daerah berdasarkan azas desentralisasi

    bidang Perencanaan Pembangunan Daerah serta penelitian dan

    pengembangan;

    2. Untuk melaksankan tugas di atas BAPPEDA mempunyai fungsi:

    a. Perumusan kebijakan perencanaan pembangunan, penelitian dan

    pengembangan;

    41 Rentras BAPPEDA KAbupaten Muaro Jambi 2017-2022.

  • b. Pengoordinasi perencanaan pembangunan secaraterpadu lintas daerah,

    lintas urusan pemerintah, antar pemerintah daerah dengan pusat dan

    antar lintas pelaku pembangunan lainnya;

    c. Pengevaluasi pelaksanaan rencana pembangunan;

    d. Pengoordinasian dalam penelitian dan pembangunan daerah;

    e. Pengoordinasian penyusunan laporan kinerja pemerintah daerah; dan

    f. Pemberi dukungan teknis perencanaan pembangunan kepada perangkat

    daerah.42

    42 Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2016 kedudukan, susunan organisasi, tujuan dan

    fungsi serta tata kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menyebutkan bahwa BAPPEDA

    Kabupaten Muaro Jambi.

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Pelaksanaan Tugas Pokok BAPPEDA Muaro Jambi Berdasarkan UU

    Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

    Pada penjelasan umum Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang

    pemerintahan daerah, penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan untuk

    mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan

    pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya

    saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, dan

    kekhasan suatu daerah dalam sistem negara kesatuan republik indonesia.43

    Ada

    perbedaan pembagian kewenangan antara pusat dan daerah pada Undang-Undang

    Nomor 32 tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 yaitu pada

    Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004, urusan pemerintahan hanya terbagi dua

    yaitu urusan absolut dan urusan konkuren, sedangkan pada Undang-Undang

    Nomor 23 tahun 2014 urusan pemerintahan terbagi menjadi urusan absolut,

    urusan pemerintahan umum dan urusan konkuren.

    1. Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang

    sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

    2. Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi

    antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.

    43 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan daerah.

  • Urusan pemerintahan konkuren yang diserahkan ke Daerah menjadi dasar

    pelaksanaan Otonomi Daerah.

    3. Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi

    kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.44

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014, perangkat daerah

    provinsi terdiri atas: Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas,

    dan Badan sedangkan perangkat daerah Kabupaten/Kota, terdiri atas: Sekretariat

    Daerah, Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas, Badan, dan Kecamatan. Selain

    perangkat daerah pada daerah provinsi dan kabupaten/kota terdapat Satuan Polisi

    Pamong Praja (Satpol PP). Dengan demikian ada perbedaan perangkat daerah

    berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 dengan Undang-Undang

    44 http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-2015/DEPDAGRI.pdf di

    akses Pada 18 Desember 2018.

    http://www.depkes.go.id/resources/download/rakerkesnas-2015/DEPDAGRI.pdf

  • Nomor 32 tahun 2004 yaitu munculnya inspektorat dan badan sebagai kelompok

    tersendiri yang masuk kelompok lembaga teknis daerah.45

    Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

    pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi

    dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan

    prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

    UUDNRI Tahun 1945. Sesuai dengan amanat UUDNRI Tahun 1945, pemerintah

    daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

    menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Berlakunya Undang-Undang

    Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang mencabut Undang-

    Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, membawa

    konsekuensi baru terkait pemetaan urusan pemerintahan konkuren antar tingkat

    pemerintahan.

    Terjadi beberapa perubahan mendasar terkait pembagian urusan

    pemerintahan konkuren tersebut. Ada beberapa urusan pemerintahan konkuren

    yang sebelumnya merupakan kewenangan kabupaten/kota kemudian menjadi

    kewenangan provinsi. Perubahan dasar pelaksanaan otonomi daerah tersebut

    membawa pengaruh yang sangat besar dalam pelaksanaan tugas pemerintahan

    bagi pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Melalui perubahan

    tersebut akan berimplikasi pada aspek kepegawaian dan aset daerah karena jika

    45

    Syauqi dan Habibullah, “Implikasi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23

    tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dalam Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, “Jurnal

    Sosio Informa, Vol 2, No. 1 Januari-Februari 2016, hlm. 21.

  • kewenangannya dialihkan tentu saja unsur pelaksana dan asetnya juga harus

    beralih. 46

    UU Nomor 23 Tahun 2014 menegaskan eksistensi urusan pemerintahan

    konkuren yang dibagi bersama antara pemerintah pusat dan daerah sesuai cakupan

    penyelenggaraan pemerintahannya. Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas

    urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan yang dibagi antara

    pemerintah pusat, daerah provinsi, dan daerah kabupaten/kota. Urusan

    pemerintahan wajib dibagi dalam urusan pemerintahan wajib yang terkait

    pelayanan dasar dan urusan pemerintahan wajib yang tidak terkait pelayanan

    dasar. Pembagian urusan pemerintahan konkuren antara Daerah provinsi dengan

    Daerah kabupaten/kota walaupun urusan pemerintahan nya sama, perbedaannya

    akan nampak dari skala atau ruang lingkup Urusan Pemerintahan tersebut.

    Walaupun Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota mempunyai Urusan

    Pemerintahan masing-masing yang sifatnya tidak hierarki, namun tetap akan

    terdapat hubungan antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi dan Daerah

    kabupaten/kota dalam pelaksanaannya dengan mengacu pada norma, standar,

    prosedur, dan kriteria (NSPK) yang dibuat oleh Pemerintah Pusat.

    46 Budiyono, dkk, “Dekonstruksi Urusan Pemerintahan Konkuren dalam UU Pemerintahan Daerah, “Kanun Jurnal Ilmu Hukum, No. 67, Th. XVII, Desember, 2015, hlm. 421.

  • Adapun uraian pembagian urusan konkuren pemerintahan daerah berdasarkan

    UU Nomor 23 Tahun 2014 disajikan pada tabel berikut:

    Urusan Pemerintahan Konkuren Pemerintah Daerah

    No.

    Wajib - Berkaitan

    Dengan

    Wajib - Tidak

    Berkaitan

    Pilihan Pelayanan Dasar

    Dengan Pelayanan

    Dasar

    1 pendidikan; tenaga kerja; kelautan dan perikanan;

    2 kesehatan;

    pemberdayaan

    perempuan pariwisata;

    dan pelindungan anak;

    3 pekerjaan umum dan pangan; pertanian;

    penataan ruang;

    4 perumahan rakyat dan pertanahan; kehutanan;

    kawasan permukiman;

    5

    ketenteraman,

    ketertiban lingkungan hidup; energi dan sumber daya mineral;

    umum, dan pelindungan

    masyarakat; dan

    6 sosial.

    administrasi

    kependudukan perdagangan;

    dan pencatatan sipil;

    7 -

    pemberdayaan

    masyarakat perindustrian; dan

    dan Desa;

    8 -

    pengendalian

    penduduk dan transmigrasi.

    keluarga berencana;

    10 -

    komunikasi dan

    informatika; -

    11 -

    koperasi, usaha kecil,

    dan -

  • menengah;

    12 - penanaman modal; -

    13 -

    kepemudaan dan olah

    raga; -

    14 - statistik; -

    15 - persandian; -

    16 - kebudayaan; -

    17 - perpustakaan; dan -

    18 - kearsipan. -

    Sumber: Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

    dalam Budiyono, dkk.47

    Banyak kewenangan pemerintah kabupaten/kota yang tersebar dalam

    urusan pemerintahan konkuren yang sebelumnya menjadi kewenangan

    kabupaten/kota dialihkan menjadi kewenangan pemerintah provinsi. Peralihan

    kewenangan tersebut seperti kewenangan di bidang perizinan pertambangan dan

    pendidikan Sekolah Menengah Atas sederajat.48

    Sejak diberlakukannya UU Nomor 23 Tahun 2014 maka pemerintahan

    serta pembangunan yang sentralistik atau top down berubah menjadi suatu sistem

    yang desentralisasi. Dimana menurut UU tersebut daerah mempunyai kewajiban

    47

    Ibid.,, hlm. 424. 48

    Ibid., hlm. 426.

  • untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat

    setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dan salah satunya

    kewajiban tersebut adalah mengurus dan mengatur masalah pembangunan. Salah

    satu badan yang mempunyai peran sangat penting dalam perencanaan

    pembangunan adalalah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, dimana badan

    inilah yang akan membantu Kepala Daerah dalam menentukan kebijakan dibidang

    perencanaan pembangunan daerah serta penilaian atas pelaksanaannya.

    Badan Perencanaan dan Perencanaan Daerah (Bappeda) memiliki peran

    yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan daerah, karena lembaga

    inilah yang bertanggungjawab dalam hal pelaksanaan pembangunan daerah sesuai

    dengan kewenangan yang dimilikinya. Bappeda adalah badan langsung yang

    berada dibawah dan bertanggungjawab kepada daerah. Selain itu, Badan

    Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan Satuan Kerja. Arah

    pembangunan yang terencana dengan baik dan dinamis sangat dipengaruhi adanya

    peran serta masyarakat maupun unsur-unsur dalam masyarakat yang secara

    langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan.

    Hal ini jelas di atur dalam UU Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaa

    pembangunan nasional yang menjelaskan bahwa tata cara perencanaan

    pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang,

    jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara

  • pemerintah/perangakat daerah dipusat dan daerah dengan melibatkan

    masyarakat.49

    Tugas pokok Pemerintahan adalah pelayanan yang membuahkan

    kemandirian. pembangunan menciptakan kemakmuran. Tugas pokok BAPPEDA

    adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah dibidang perencanaan

    pembangunan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.50

    Implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

    Daerah memiliki dampak yang akan ditimbulkan seperti perencanaan,

    penganggaran, perizinan, dan pelayanan 4 (empat) dampak pokok yang menjadi

    akibat dari implementasi Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah. Perencanaan pembangunan oleh pemerintah.51

    Oleh karena itu BAPPEDA di dalam penelitian ini adalah badan langsung

    yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada daerah Muaro Jambi. Selain

    itu, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) merupakan Satuan

    Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan merupakan organisasi perangkat daerah, dan

    keberadaannya sebagai unsur penunjang pemerintah dibidang perencanaan

    pembangunan daerah. Tugas pokok dan fungsi bappeda Kabupaten Muaro Jambi

    haruslah berperan aktif dalam menjalankan wewenang nya sebagai lembaga non

    departemen langsung di bawah koordinasi Bupati, hal ini ditekankan karena

    49

    Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA

    dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara

    Medan, 2017, hlm. 6. 50

    Nabila Zatadini, “Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam

    Peningkatan dan Percepatan Pembangunan di Kabupaten Lampung Utara”, Skripsi Universitas

    Lampung, 2018, hlm. 24. 51

    Riski Sembiring, “Tinjauan Yuridis Terhadap Peran dan Tugas Pokok BAPPEDA

    dalam Sistem Pemerintahan Daerah di Kabupaten Karo, “ Jurnal Universitas Sumetera Utara

    Medan, 2017, hlm. 12.

  • mengingat pembangunan di wilayah daerah pemerintahan Kabupaten Muaro

    Jambi dirasakan belum maksimal dan merata.52

    Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Perencanaan Daerah Provinsi Jambi.

    Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Provinsi Jambi

    1. Berdasarkan Pergub Provinsi